novel pecinta alam 1

“Karena Alam Mengajarkan Kebenaran” Sebuah karya perdana Terinspirasi oleh keindahan ciptaanNya

Dua puluh satu derajat di atas cakrawala, matahari melolok dan mengintip genit di balik indahnya Gunung Manglayang. Suara kicauan burung pun menambah indah dan seru mengawali indahnya pagi. Sinarnya menari-nari di sela pepohonan yang sudah kering karena kemarau. Semarak bendera dan umbul-umbul bernuansa merah putih, menandakan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik 2008 Indonesia telah tiba. Aktualisasi dari paham yang masih abstrak: Nasionalisme.

Mentari, menyala disini, disini didalam hatiku gemuruhnya sampai disini, disini diurat darahku, meskipun tembok yang tinggi mengurungku, berlapis pagar duri sekitar ku, tak satupun yg mampu menghalangiku, menyela didalam hatiku, hari ini hari milikku juga esok masih terbentang dan mentari tetap menyala disini diurat darahku. Disini diurat darahku. (abah iwan)

Seperti hari-hari yang lain, bergelut dengan rutinitas kewajiban sebagai seorang mahasiswa yang gk punya niat untuk bangun pagi sekedar mencari keringat, sekedar mengisi waktu dan walhasil hanya bergelut pada hangatnya selimut dan empuknya bantal, dilapisi kasur busa, ibarat sebuah roti tawar yang enak bila dimakan ditambah selai coklat. Lolongan suara ibu penjual nasi kuning keliling dan sekedar gorengan bala-bala, combro, misro, cireng, gehu yang membuat bangun seluruh penghuni suatu tempat, berukuran 3x3,5 m dengan langit-langit putih, didepannya sebuah meja kecil terlihat sebuah monitor, CPU, TV 14 inci dan tumpukan buku-buku, kertas, dan baju kotor yang tercampur menjadi satu ibarat ingin membuat bakwan jagung. Komputer masih diPakai nge-game teman ku Oky Faisal yang sering disebut Ocie, oleh teman-temannya. Seorang calon sarjana science Universitas Padjadjaran yang kerjaannya hanya suka bermain game sampe-sampe lupa waktu untuk makan apalagi tidur, sejak semalam belom juga tidur, keasikkan maen game Samurai Japannes dari PS3 yang sengaja dipasang pada komputer.

Tak terasa sang mentari pun mulai meninggi di depan kosan salah satu teman ku, Taufiq Yustiadi banyak teman-teman memanggilnya si Opick, orang santai, cuek bebek, sangat memperhatikan kebersihan tubuhnya tapi klo kosan gk pernah tuch, dan sangat memperhatikan wanita-wanita alias cwe-cwe cakep. Dialah yang mempunyai tempat kosan ini yang terletak di Desa Ciseke Kecil, Jatinangor, yang biasa menjadi tempat Basecamp nongkrongnya para anggota pemuda yang gk jelas juntrungannya mo ngapain, hanya disibukkan dengan maen game, bercanda.

Suara longlongan motor Honda tahun 2006 yang baru banget dibeli, karena ada satu dan lain hal yaitu motor Honda Kharisma tahun 2005 hilang sempet dicuri maling yang gk nanggung-nanggung didepan halaman rumahnya sendiri menurut dari laporan polisi Lembang dan juga sempat berpikir bokapnya seorang polisi dan sempet-sempet juga ada kata kemalingan dirumahnya. Datanglah anggota komunitasku yang lain. Mamat nama panggilannya, seorang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Jatinangor yang sudah enam semester kuliah, dan memasuki semester sebelas. Seseorang dari keturunan asli Lembang alias Sunda tea yang logat bicaranya aneh, cepat dan ditambahkan logat gaya sunda yang gk mungkin bisa hilang dari cara bicaranya. Dan juga sebagai salah satu pewaris tunggal usaha pribadi ibunya yaitu memproduksi susu gelas yang siap diminum, cukup dengan harga Rp 2000,- anda bisa menikmati nikmatnya susu sapi asli Lembang. Setelah menyelesaikan hajat absensi di kampus dan menyetor barang baru se-produk susu gelas dan literan yogurt khas Lembang ke Om Agus seorang pedagang asli Sumedang yang sangat baik hati dengan buku catatan bertumpuk mencatat seluruh hutang piutang mahasiswa yang terbelit masalah finansial dan setiap awal bulan pastinya dibayar, walaupun tanpa ada senyuman kecut merasa dihutangi melulu sama mahasiswa kere, beliaupun tetap saja tersenyum sambil mengatakan kata-kata sindiran yang cupu.

Duduk di depan monitor komputer, menjalankan game Street Racing Syndicate, sebuah game balap mobil buatan NAMCO Corporation. Tapi setiap hari hanya nongkrong di warung kopi sebelah kantornya. Berseragam. Jika kalian berkunjung ke kampus, cukup datang ke Bengkel. Mudah mengenalinya, penglihatan mewakili otak yang sudah karatan termakan korosi bangku kuliah. Ya itulah salah satu teman ku Dian Ieddi Wibowo, badan besar, hitam, berkaca mata. Seorang lelaki Jawa tulen yang menjadi salah satu temanku yang unik, usil dan gk kobe. Melihat dia seperti salah tingkah apabila kalian adalah wanita cantik yang menjadi pujaannya yang sampai saat ini belom kedapetan menjadi pacarnya. Dia memang teman ku yang paling tua usianya, tetapi tetap saja tingkah lakunya seperti anak SMP yang baru gede. Kalau ditanya hobby adalah tukang modifikasi motor kesayangannya yaitu Honda karisma 125 CC tahun 2006 yang sempat dibelikan oleh Bapaknya yang wong Jowo setelah merengek-merengek minta dibelikan motor, sempet linglung Bapaknya cari duit dari mana dan akhirnya di jual juga dua ekor Kerbau kepunyaan ayahnya itu hanya untuk memenuhi syarat anaknya yang kuliah di Unpad, klo gk dikasih temanku ini akan mogok kuliah, padahal kalau dilihat-lihat jarak dari kosannya menuju ke wilayah kampus tidak lebih dari 2 Km dan bila ditempuh dengan jalan kaki cukup dengan waktu 15 menit aja, itu juga sudah lewat jalan tikus, pematang sawah, warung nasi, dan pos ronda dikawasan Ciseke Jatinangor.

***

No comments:

Post a Comment

Terimakasih Untuk Komentar Anda Di Artikel Ini.