Abstrak Namun Masif: Waktu

duapuluh derajat celcius suhu udara disini. lalu-lalang bergemul antara kesibukan dunia membuatku terlupa akan nilai penting dunia ini yaitu sosialisasi "silaturahim", sudah lama tidak bersenda gurau dengan rekan-rekan, sahabat karib, atau teman bergumul. sudah lama, sudah lama. disaat aku butuh sebuah penyegaran maka tempat pelarianku adalah disana, diantara rerimbunan pohon, diantara lebat kanopi yang menutupinya, "hutan".

tapi aku tidak berkunjung kembali kesana, aku bukan orang yang anti-sosialis, tapi aku sedang butuh teman baru teman perkenalan yang senasib sepenangungan akan hal "kesendirian" ini. detik akan terus berjalan, seperti kata Albert Einstein waktu itu adalah sebuah relativitas sebuah ketidakmustahilan. maka jika kau bergumul bercengkrama dengan waktu itu sama saja membunuh durasi. pernahkah kalian berpikir apa antonim dari waktu? waktu diartikan sebagai seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung; ex: tidak seorang pun tahu apa yang akan terjadi pada -waktu- yang akan datang. coba cek

ruang sebuah rongga yg berbatas atau terlengkung oleh bidang. dan benar adanya, bahkan dalam KBBI-pun tak ada antonim dari kata "ruang". saya pusing terus memikirkan ruang dan waktu. teori Albert Einstein, mengatakan bahwa dalam perhitungan-perhitungan ilmiah, manusia tidak hanya berurusan dengan tinggi, lebar dan panjang; melainkan juga dengan satu dimensi lain, yaitu ruang dan waktu. sebuah teori Einstein menyatakan bahwa konsep ruang waktu dan energi materi bukanlah dua kesatuan yang terpisah sama sekali. keduanya bisa terjalin dalam keadaan tertentu. dan kalau itu benar-benar terjadi, tidaklah mustahil benda bisa muncul dan lenyap secara mendadak (dematerialisasi).

kenapa tidak ada lawan kata dari waktu? apakah waktu adalah hal yang abstrak? ataukah nyata "dia" ada? hanya saja kita dapat merasakan waktu tanpa bisa menyapanya atau bercengkrama dengannya. waktu hal imajiner namun nyata, bukan sesuatu yang abstrak tetapi ada. dan kenapa Albert Einstein sangat kebingungan dengan dua kata "ruang dan waktu", ada ucapan dari salah satu dosen fisika "sebenarnya misteri ruang dan waktu hanya Allah yang paling mengetahui, manusia hanya diberikan pengetahuan sedikit". teori Einstein menyatakan bahwa ruang dan waktu merupakan entitas tunggal yang tidak terpisahkan. sebelum diperkenalkan teori relativitasnya, dimensi hanya ada tiga yaitu panjang, lebar dan tinggi kemunculan teori relativitas melahirkan sebuah dimensi ruang dan waktu.


gila, gw ngebahas tentang teori relativitas Einstein bisa ngebul otak gw nih. ok, sedang mencari jalan akhir tulisan ini. hmm :-? ok bicara masalah waktu, blogs pernah dengerkan (khusus muslim) surat Al Ashr ada beberapa point penting yang saya garisbawahi, Allah SWT menegaskan bahwa semua manusia pada hakekatnya merugi (la fii khusriri). Yang tidak merugi hanya orang-orang yang melakukan empat hal yaitu:
  1. Aamanuu, yang beriman (beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kkab, rasul-rasul, hari akhir, takdir dan ketentuan Allah).
  2. Wa ‘amilushshaalihaati, yang beramal shaleh baik sifatnya vertikal maupun horizontal, baik amal-amal mahdhah (ritual) maupun amal-amal sosial.
  3. Wa tawaashau bil haqqi, saling menasehati kepada kebenaran dengan cara yang benar.
  4. Wa tawashau bishshabri, saling memberi nasehat untuk bersikap sabar dengan cara sabar.
orang yang beriman tidak akan merugi, sebab ia mempunyai tali untuk bergantung, rumah tempat berteduh, dan tempat untuk berlindung, yaitu Allah SWT. orang yang tidak beriman kepada Allah, sama dengan orang yang tidak mempunyai tempat untuk berlindung. ibarat orang yang berada di tengah lautan tanpa bantuan pelampung. akibatnya ia akan terombang-ambing didera ombak gelimbang kehidupan dunia. Kadang-kadang dengan sedikit musibah yang menimpanya, dia sudah putus asa. Sedikit saja bahaya yang mengenai dirinya, dia mau bunuh diri.
 
namun, iman saja belum cukup. iman harus diikuti dengan amal sholeh. iman letaknya di dalam hati, harus dizhahirkan (ditampakkan) dengan amal shaleh. orang yang mengaku beriman, tetapi amal/tingkah lakunya tidak shaleh, maka belum termasuk orang yang beriman dalam konteks surat Al- Ashr.
 
selanjutnya, mereka yang beriman dan beramal shaleh, haruslah saling memberi nasehat, wasiat kepada kebenaran (haq) dengan cara yang benar (ma ‘ruf), dan saling memberi nasehat, wasiat untuk senantiasa menjadi orang yang sabar dan dengan cara-cara yang sabar pula, tidak gegabah dan emosional.
 
kata “saling” dalam terjemahan ayat mengindikasikan, bahwa memberi nasehat atau wasiat adalah kewajiban setiap orang yang beriman yang ingin beramal sholeh, tidak harus dimonopoli oleh orang-orang tertentu, sehingga orang-orang selain mereka tidak berhak menyampaikan nasehat. semua manusia makhluk Allah SWT, sangat berpotensi berbuat khilaf, siapa pun dia. nah, mereka yang mau terbuka menerima masukan orang lain, akan terbebas dari belenggu kerugian, karena masukan tersebut telah membuat dirinya tidak berlarut-larut dalam kekeliruan yang tidak diketahuinya sebelumnya.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih Untuk Komentar Anda Di Artikel Ini.