Part 2 tentang “Syair dan Puisi 1695 mdpl” masih dalam tulisanku, karena ini blog pribadiku dan bebas mengutarakan semua uneg-uneg dan kebimbangan hatiku.
Kenanganmu
kenangan . . .
yang teringat hanya canda dan kesedihan
dalam gelap hati aku menangis
mengenangpun tak jadi arti
semua yang telah terjadi
takkan kembali
kenangan . . .
kan tercipta bila kekasih pergi
tuk selamanya
bisikan hati yang tersimpan dalam bayangan telah jadi bintang
kali ini ku takkan biarkan ia terjatuh atau menangis
Selamat Tinggal
kini kau pergi jauh
hingga tanganku tak mampu memelukmu
hingga kakiku tak mampu mengejarmu
hingga mataku tak mampu menatapmu
hingga teriak panggilku tak mampu kau dengar
Dejavu Alamku
Sedikit sesak ketika aku berusaha untuk melupakanmu
Sedikit pilu ketika aku terkenang masa lalu
Yang kini.. semua kenangan tentang dirimu telah hilang
Melihat namamu saja aku senang, entah mengapa..
Apa kerinduanku begitu dalam padamu??
Saat ini aku mencari jejakmu
Jejak kepergianmu..
Aku ingin pastikan kau hidup bahagia, walau itu tanpaku
Tapi, aku tahu ini yang terbaik
Untukmu, untukku, dan untuk mereka..
Sang Waktu
Ketika senja telah datang
Mataharipun mulai tenggelam
Dan siang berganti malam
Kala hari mulai petang
Lembayung senjapun datang
Menanti gelapnya malam
Namun biarkanlah...
Biarlah siang berganti malam
Biarlah hari menjadi petang
Karna bintang dan rembulan
Akan datang jadikan malam terang
Hingga...
Sang bintang terkecil datang
Kusapa mentari pagi
gamit lengan pelangi
Yang mengintip dibalik awan
Kusibak tirai senja
Yang membentang dibatas cakrawala
Kududuk disini menantimu, meski gerimis menghalauku pergi
Kutetap disini menanti dan terus menanti
Hingga fajar terbit kembali
Sadarku
cinta ini memang misteri
tak satupun yang mengerti
kecuali, gumpalan hati yang suci
ah... kataku
kutatap atap langitMu
yang mengurung cakrawala
tanpa batas laksana swasa
duh gusti.....
aku nggak ngerti kemana..?
harus kemana kudapati
tembok mengurungku, dan menhimpit
sesak,...dan pengap....
degup jantung kian mengeras dan cepat
secepat hari berganti waktu
waktu berganti tahun
pusing ......
Selamat
Udara yang diam begitu indah
Menghadirkan bola matahari
Dengan kemuning sinarnya
Aku teringat kamu
Terpuruk di sudut kamar
Menyanyi tanpa kata-kata
Rinduku menyulam pintalan doa
Tanpa lelah….
Untuk pagi mu yang indah
Selamat Pagi….
Korban oleh tertawa girang
Tuk mengucapkan selamat tinggal
Karena aku takkan pernah bisa
Melepasmu di gelapnya malam
Rasa yang begitu besar slalu disisiku
Ku tak mudah jatuh cinta
Coba kau rasakan perasaan ini
Akankah sama denganku?
Tempat ini begitu ramai
Namun ku tetap merasa sepi
Karna kau tak menemaniku
Hanya bayangmu yang menghantuiku
Cintaku ini takkan pernah bisa berubah
Hanya untukmu
Seluruhnya kuserahkan padamu
Yang begitu menyayangimu hingga akhir penantianku
Bagaimana Jikalau?
Bagaimana kau akan tahu
Segala perasaan yang membebaniku
Sedang jarak memisahkan aku denganmu
Bagaimana kau akan tahu
Bahwa aku disini begitu mengingatmu
Sedang kita tak pernah berkata.
Bagaimana kau akan tahu
Hatiku tak mampu berpaling
Sedang dirimu selalu merasa ragu
Bagaimana....
Ruang dan Waktu
Ruang hatiku terasa hampa
Hanya ada rindu yg mengetuk hati ini, selebihnya hanya ada bayanganmu
Dimana ku termenung seorang diri wajahmu menyusup kebawah alam sadarku
Tiba-tiba....
Sebuah negeri kamu ciptakan dalam kesendirianku ini
Inikah namanya rindu?
Yang kuharap malam ini hanyalah tenangmu
Yang kuinginkan saat ini hanyalah damaimu
Yang kupinta detik ini hanyalah bahagiamu...
Untukmu kumenghimpun doa
Semoga malam ini tidurmu dipenuhi semerbak wangi
yang bertahtakan mimpi taman surgawi...
Tertawa Di Ujung Abadi
selalu setia dan menantimu
selalu sayang dan mencinta dirimu
selalu rindu dan menanti dirimu
bayanganmu melintas
menghiasi kalbu dan batinku
menyayat jiwa dan raga
bertaburan di langit hatiku.
terasa hatiku merasa rindu yang amat sangat
tertegun sesaat hatiku teringat akan dirimu
kubaitkan puisi ini spontan hanya untukmu
tak tahu apa yang ada dalam pikiranku
aku menjadi terdiam kaku
ketika melepas gagang telpon tersebut
pagi hari itu membuatku gugup
entah…
entah…
aku tak tahu
aku harus bagaimana menyikapi perasaan ini
semoga kau akan tentram disana kekasihku
Mimpi Semalam
akan ke manakah angin melayang
tatkala turun senja nan muram
pada siapa lagu kuangankan
kelam dalam kabut rindu tertahan
datanglah engkau berbaring di sisiku
turun dan berbisik tepat di sampingku
belenggulah seluruh tubuh dan sukmaku
kuingin menjerit dalam pelukanmu
akan ke manakah berarak awan
bagi siapa mata kupejamkan
pecah bulan dalam ombak lautan
dahan-dahan di hati berguguran
Tidak Mungkin
Pernahkah kau bayangkan
Rangkaian mimpi yang kupahat di temaram langit
Adalah wujud rinduku yang luruh dalam hening
Dan tenggelam dalam kerik jangkrik di beranda
Pernahkah kau bayangkan
Disetiap rentang waktu yang riuh
dimana kurekat erat binar matamu
Selalu kutitipkan harap disana
Dalam desau angin dan desir gerimis senja
Pernahkah kau bayangkan
Pada kelopak mawar disudut taman
Dan jernih embun yang menitik diatasnya
Kusimpan gigil gairahku yang membara padamu
Disetiap tarikan nafas
saat kulukis paras purnamamu di kanvas hatiku
Sedu Sedan Kemara
kutitip puisi rindu
pada nyanyi angin sendu
agar hati tak kian pilu
berharap kaupun rindu
Hari terhitung minggu
Minggu pun menjadi bulan..
Pagi ku mengingat mu
Malam ku mengenangmu
Tetap saja semua sama
Sejak kau pergi..
Ku masih saja menanti mu
Hingga kau kembali
Dan takkan tinggalkan ku lagi..
Entah kapan..
Menunggu mu masih..
Setia tetap ku janji..
Hingga ku dapat kau kembali..
Bersama jalani hari..
Bayang maya
Setiap langkah ku ada dia..
Mengikuti di belakang punggungnya. .
Gelap dan tak terlihat..
Kasat mata..
Terdiam kala banyak yang membicarakannya. .
Seakan tak seorang pun memandang kearah ku..
Sibuk mengagumi pesonanya..
Sibuk meminta senyumannya. .
Akulah sang tak terlihat..
Saat dia berada di dekat ku..
Akulah sang gelap..
Dibalik wajah cerah nya..
Akulah sang kasat mata..
Ada namun seakan tak ada..
Akulah sang bayang..
Sesuatu yang tak dianggap ada..
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Untuk Komentar Anda Di Artikel Ini.