Sandal jepit dengan setia selalu melindungi kaki sang empunya..dari teriknya matahari, dari tanah yang becek, dari sampah yang menjijikkan, dari kerikil yang tajam. Sandal jepit tidak pernah berkeluh kesah. Sang empu selalu menjepitnya, diantara ibu jari dan tengah kakinya. Seolah sang empu memberi isyarat "aku butuh kalian untuk melindungi kakiku"
Sandal jepit tidak pernah menjerit walau terinjak, tidak juga menuntut balasan karena budinya yang telah memberi kenyamanan kaki sang empu. Tidak seperti sang empu yang selalu mengingat-ingat kebaikkannya, selalu ingin mendapat penghargaan, dan selalu mengeluh walau hanya tertusuk duri, walau hanya menginjak lumpur, walau hanya menginjak kerikil. "aduh..gara-gara nggak pakai sandal, kakiku tertusuk duri." itulah sang empu, yang selalu menggerutu bila tertimpa musibah, kemudian lupa saat diberikan kenikmatan. Allah subhanallahu wa ta'ala berfirman:
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al Hadid: 22-23)
Tulisan ini terinspirasi dari sandal jepit yang usang, rusak, terdampar di tempat sampah.
sumber
Sandal yang paling nyaman memang sandal jepit usang yang sudah lama kita pakai. Mungkin karena bentuk kaki kita dan sandal jepit sudah saling menyesuaikan, jadi akhirnya klik bingits..
ReplyDelete