The Power of Love Part 2

bismillah, mari kita menulis kembali the power of love kali ini saya akan bahas tentang kata "L.O.V.E" langsung saja, huruf pertama L adalah Loyal to the principal. anda memiliki kesetiaan terhadap sebuah prinsip. orang yang cinta adalah dia komitmen pada prinsip, bukan komitmen pada yang di luar prinsip. principal center, berpusat pada prinsip. aku mau mengambil contoh, ada orang yang berpusat pada keluarga, ada orang yang berpusat pada bisnis, ada yang berpusat pada uang, jabatan, materi dan berpusat pada hal hal yang bersifat keduniaan. itulah gambaran fenomena yang ada di masyarakat kita.
huruf kedua O, adalah Obey your deep heart feeling. taati hati nurani yang paling dalam. kalau kita bicara cinta, bukan bicara logika. cinta tidak bisa dilogikakan. kalau kita bicara cinta kita harus menaati apa yang ada didalam hati nurani. itulah yang disebut dalam islam sebagai 'Fitrah'. marilah mengikuti, menaati, dan mematuhi suara hati nurani yang disebut dengan fitrah. sebagaimana kita ketahui bahwa setiap bayi itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, bersih dari segala dosa. orang tuanyalah yang akan membuat mereka menjadi berbeda.

yang kedua, O-nya adalah Obey your deep heart feeling. taati dan patuhi hati nurani kawan-kawan sekalian yang paling dalam. dalam satu masalah tidak selalu kita harus bertanya pada otak. kadang-kadang kita harus bertanya kepada hati nurani kita. dan seringkali kamu akan mengalami suatu perasaan kontradiktif  antara apa yang dipikirkan dengan apa yang kamu rasakan di dalam hati nurani. pada saat itu terjadi, cobalah kamu untuk memenangkan hati nurani dulu dibandingkan otak kamu. kalau bicara otak, akal manusia, maka kita bicara tentang masalah egoisme. kalau kita bicara tentang hati nurani, maka kita bicara tentang kerendahan hati, kelembutan.



kemudian V, 'victory'. seorang yang cinta, dia akan mendapatkan sebuah kemenangan. kemenangan yang bukan saja dalam bentuk secara fisik, tetapi juga secara nonfisik, yaitu apa yang saya sebut dengan istilah 'touchable victory' dan 'untouchable victory'. ada kemenangan yang bersifat touchable, kemenangan yang bisa disentuh. misalnya, Tim Thomas Indonesia kita berhasil menang 3-2 melawan Malaysia, berarti itu adalah touchable victory, kemenangan yang bisa disentuh, bisa dilihat. tapi, ada yang disebut dengan untouchable victory, kemenangan-kemenangan yang tidak bisa disentuh, yang invisible yang tidak terlihat oleh mata. apa yang disebut kemenangan tidak nyata atau kemenangan yang tidak bisa disentuh? itu yang dikatakan Allah di dalam Al-Quran: "Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. maka, masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku." (Al- Fajr 27-30).
saya pernah teringat satu dialog yang pernah terjadi antara Rosululloh dengan sahabatnya yang bernama Al-Harist. Rosululloh bertanya kepada Al-Harist, "Bagaimana kabar kamu hari ini wahai Harist?" kemudian Harist menjawab, "sekarang saya menjadi mukmin sejati." Rosululloh bertanya lagi, "darimana engkau tahu bahwa engkau adalah mukmin yang sejati?" Harist menjawab, "Ya Rosululloh, ada tiga cirinya. pertama, aku lihat surga di hadapanku, yang kedua aku melihat dunia ini tidak ada nilainya disisiku, dan yang ketiga aku merasakan kehadiran Allah SWT". inilah yang disebut Untouchable Victory ini yang disebut dengan invisible benefit "keuntungan yang tidak terlihat".
kemudian E-nya adalah Enlightment, pencerahan. orang tidak akan merasakan nikmatnya sebuah cinta sebelum mengalami proses pencerahan. apa yang disebut proses pencerahan? proses pencerahan itu akan terjadi apabila antara nilai-nilai agama itu sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita.
kalau dihadapan kamu ada sebuah gelas, kemudian didalam gelas itu saya tuangkan air putih lalu saya campurkan dengan sirup dan kita aduk. maka, berubah warna air putih itu menjadi kekuning-kuningan atau menjadi merah. bisakah kamu memisahkan sirup itu dengan air? bisakah kamu memisahkan antara manis dengan gula? bisakah kamu memisahkan antara garam dengan asin? bisakah kamu memisahkan antara pedas dengan cabai? kamu tidak akan pernah bisa memisahkan kedua rasa itu, kenapa? karena gula dan manis sudah ter-shibghah, sudah mengalami proses internalisasi diri.

L oyal to the principal
O bey your deep heart feeling
V ictory
E nlightment

kembali saya lampirkan sebuah karya dari kahlil gibran tentang cinta:
"engkau buta, aku bisu dan tuli, jadi kita berpegangan agar saling mengerti"
" andai kupenuhi diriku dengan segala sesuatu yang kutahu, ruang segala sesuatu yang tak kautahu?"

No comments:

Post a Comment

Terimakasih Untuk Komentar Anda Di Artikel Ini.