Buku Curhat Caldera (Bucur Caldera) ya dari sana aku bisa melihat aktivitas dan kegiatan caldera-ku. curahan hati, uneg-uneg, cerita, qoute keren, hasil rapat, diskusi dan lain sebagainya. bucur ini juga aku memulai menulis indah, dan berawal dari bucurlah yang menginspirasi diriku mengenal blogger. sekarang versi bucur XI yang sudah terlewati di 10 tahun kepengurusan KPPA Caldera FMIPA Unpad. cukup muda dan masih riangnya. masih perlu waktu untuk menjadikan lebih kuat dan lebih dewasa. calderaku aku kangen. itulah yang mengispirasi diri ku untuk main ke sekretariat caldera. sudah hampir 4 bulan tidak berkunjung dan memeluk bantal kesayanganku. berseda gurau menikmati indahnya langit malam dan bersama berjelaga di tengah perapian. aku kangen itu.
kembali ke topik rencana awal saya menulis. hari ini saya akan mengutip beberapa puisi dan qoute dari bucur caldera. sebelumnya saya berikan tampak luar bagaimana bentuk bucur tersebut.
Buku Curhat Caldera XI |
Sebelum melanjutkan tulisan saya ingin menikmati kopi dan sebatang rokok dulu, lanjut. dari sanalah aku banyak menulis puisi pada versi 7-8-9-10 dan 11 ini juga. kali ini saya akan mengutip beberapa kalimat yang tercipta disana. "apa yang kamu alami saat ini hanyalah fase dalam kehidupan. kalian akan melewatinya suatu saat akan terulang lagi. akan terlewati lagi. begitu seterusnya, seperti roda [C.025. Kawah Rimba a.n Juan Emir Calros]. tulisan tersebut pada saat milad Caldera yang ke 10 tepat tanggal 21 Agustus 2011 pukul 03.22 WIB.
saya tidak ingin banyak bicara, saya tidak ingin banyak omong, saya ingin kalian tahu bahwa "Tugas kita adalah ikhtiar". ketika orang lain berbicara sejuta bahasa, tetaplah kalian bekerja. cangkullah sawah itu dan taburi dengan benih. ketika orang lain berdiam tak harus berkata apa, teruskan kerja kalian. siangi dan airi putik-putik yang baru bertunas itu. ketika orang lain saling tuding saling hunus. berkayalah dalam istirahat kalian. senandungkan seranau pengundang anginnya dan gerimis. ketika orang lain terlelap pada tidur nyenyak mereka, jangan putuskan kerja kalian. bekerjalah dengan doa dan harapan "semoga ikhtiar ini menjadi kebaikan bagi semesta". maka ketika orang lain tergugah dari peraduannya, ajaklah mereka untuk mengangkat sabit memungut panen yang telah masak. bila mereka tak jua berkenan, jangan kecil hati, terus dan tetaplah bekerja. bukan saatnya kita mengeluh. bukan seharusnya kita berbicara kasar. bukan seharusnya kita saling menuduh. karena tugas kita adalah doa, ikhtiar dan tawakal [C.044. Banyu Senja a.n Arif Darmawan]. tulisan ini tentang kesibukan beliau sebagai komandan tertinggi di KPPA Caldera dan menjadi mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi.
ada puisi:
Riuh rendah gelak tawa...
Di dalam dinginnya malam yang pekat
Separuh rembulan setia menemani
Bersama-sama hangat bara api kehangatan
Kurangkai setiap kata demi kata
Demi menjadi sebuah kisah indah
Kenangan tak terlupakan
[C.053. Gunung Rimba a.n Fardhan Abdurrahman]
aku tak mengerti arti puisi ini, sepertinya sang pengarang sedang kesepian di tengah malam sambil berjelaga di perapian.
puisi lagi. lagi puisi:
Aku bukanlah karang yang kuat menghadapi deburan ombak
Aku bukanlah angin yang bisa menyejukkan setiap makhluk
Aku bukanlah air yang tidak memikirkan arah tujuan
Aku bukanlah tanah yang bisa menjadi pijakan setiap insan
Aku bukanlah api yang bisa memberi kehangatan
Aku bukanlah es yang bisa membekukan setiap makhluk
Tapi, mau tidak mau aku pernah menjadi semua itu
13 Juli 2011 17.06 WIB
[C.052. Gunung Rimba a.n Wahyudian Permana Siddiq]
sudahi saja kawan, ingat kata-kata saya "Karena setiap tulisan merupakan dunia tersendiri yang terapung-apung antara dunia kenyataan dan dunia impian" lakukanlah yang terbaik dan pasti akan dapatkan hal baik juga setelah kita berusaha keras-berdoa ikhlas dan tawakal tuntas.
lovely bucur..catatan sejarah..too bad belum bisa terekam secara digital ya...kebanyakan teuing bukunya...
ReplyDeletelovely too, coba saja teh di pilih artikel yg keren tuk di publish di blog :D
ReplyDelete