Percepatan Kehidupan

“Eh..tahu gak, si A kan udah jadi manager perusahaan, dan sekarang lagi study di luar negeri.”

”Iya...aku tahu, kalo’ si B sekarang malah udah punya perusahaan, mobilnya aja ada empat.”

”Si C, dah nyaman jadi anggota dewan dan kandidat calon kepala daerah juga.”

”Lah kamu...???”

”Yeee..nanya...kamu sendiri...???”

”Hehehe...yaaa tau sendirilah, kita kan sama....dari selesai kuliah dulu sampe sekarang gini-gini aja...Kerja serabutan gak jelas.”
 
Dua orang sahabat lama tersebut senyum-senyum malu dengan keadaan mereka yang tertinggal jauh dari teman-temannya. Di lain kesempatan, juga ada pembicaraan yang kurang lebih sama.

”Hai bro...pa kabar...????waaah...tambah ndut nih sekarang, makmur kayaknya.”

”Alhamdulillah...udah gak capek lagi mikir kerjaan, tinggal suruh sana suruh sini. Ongkang ongkang di rumah ama anak istri, tapi duit dapet. Kamu sendiri gimana...???”

”Yaaah...aku masih gini-gini aja bro, sama seperti baru tamat kuliah dulu...tetap jadi pegawai rendahan dengan gaji tak seberapa.”

Penggalan perbincangan di atas menyiratkan perbedaan nasib dari beberapa orang yang hidup dalam kurun waktu sama dan memulai mencari kehidupan dengan start awal yang sama, yakni setelah tamat kuliah. Dalam selang waktu tersebut (anggaplah kira-kira 10 tahun), ternyata mereka mengalami nasib yang sangat berbeda. Kenapa bisa berbeda, karena si A, B, dan C serta bapak-bapak yang telah ”ndut” tersebut mengalami perubahan kehidupan yang besar. Sementara yang lain perubahan kehidupannya kecil, bahkan nyaris tak ada.

Lalu apa hubungannya dengan rumus fisika ”percepatan (a)” dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Jelas ada korelasi yang sangat signifikan. Rumus percepataan adalah perubahahan kecepatan dibagi selang waktu (a = ∆v/∆t). Percepatan (a) berbanding lurus dengan perubahan kecepatan (∆v). Semakin besar perubahan kecepatan (∆v) yang dilakukan maka makin besar pula percepatannya (a), dan begitu pula sebaliknya, untuk selang waktu (∆t) yang sama. Perubahan yang dilakukan sesorang dalam hidupnya dengan tujuan merubah nasib dan mencapai sukses, jelas akan menghasilkan nilai percepatan yang sangat besar pada dirinya untuk menggapai kesuksesan tersebut. Ia seperti jauh melesat meninggalkan teman-temannya yang seolah-olah jalan di tempat, tidak bergerak lebih cepat ataupun lebih lambat. Adanya motivasi dan keinginan yang kuat, dan tentunya dibarengi dengan usaha yang gigih membuat banyak orang yang dalam waktu cepat menggapai kesuksesan karena perubahan kehidupan yang sangat besar yang telah mereka lakukan. Bahkan Allah dalam firmanNya di Alqur’an pun telah menyerukan hal tersebut: ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka,” (QS.13:11).

Namun adakalanya seseorang yang memulai semua usahanya nya dari nol, dapat mengejar ketinggalan seseorang yang telah sukses lebih dahulu. Ini jelas sekali memungkinkan jika seseorang tadi berjuang gigih dalam meningkatkan nilai kecepatannya untuk mengejar sukses sehingga percepatannya menjadi besar dan orang yang telah lebih dahulu mendulang sukses darinya justru berpuas diri dan tidak melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat serta hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas diri dan kesuksesannya.

Kesuksesan mempunyai arti yang berbeda-beda, tergantung bagaimana seseorang memandang arti sukses tersebut. Ada yang mendefinisikan bahwa sukses itu adalah bekerja dengan gaji di atas 10 juta, ada yang merasa sukses jika telah ada puluhan perusahaan berada di tangannya. Namun ada juga yang merasa bahwa ia adalah seseorang yang sukses tatkala melihat istrinya dapat menjadi seorang istri sholehah dan anak-anaknya tumbuh dengan bekal keimanan yang kuat, walaupun ia sendiri berkerja dengan gaji pas-pasan. Hidup sederhana tanpa ada hutang di sana sini pun bagi seseorang bisa jadi adalah sebuah kesuksesan. Terlepas dari bagaimana seseorang memandang arti sukses dalam hidupnya, yang pasti untuk mencapai itu semua ia harus melakukan perubahan yang besar dalam hidup. Karena itu hiduplah seperti rumus ”percepatan (a)”dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), dan bukan rumus Gerak Lurus Beraturan (GLB), dimana pada rumus GLB, tidak ada nilai perubahan kecepatan, dengan kata lain kecepatannya tetap atau konstan, sehingga nilai percepatannya nol. Itu sama artinya seseorang tak maju-maju dalam hidupnya. Terus-terus menerus dalam keadaan yang sama sepanjang waktu.

Pada rumus GLBB, dikenal pula istilah ”perlambatan (nilai pecepatannya minus). Rumus ini pun jangan ditiru, karena nilai minus muncul akibat kecepatan akhir yang dilakukan lebih kecil daripada kecepatan awal (∆v = vt – v0). Ini sama artinya seseorang mengalami kemunduran dalam hidupnya.

Wallahu ’alam bishowab. Semoga bermanfaat.
Sumber 

1 comment:

Terimakasih Untuk Komentar Anda Di Artikel Ini.