puisi pada acara dies natalis Caldera yang ke 9

Sampung, 25 Mei 2009

Pernahkah aku ceritakan kepadamu
tentang sengat matahari yang menyejukkan
tentang pekatnya malam yang benderang
tentang dinginnya Semeru yang menghangatkan kalbu
tentang pagi yang indah setelah senja yang gerah.

Pernahkan aku beritakan kepadamu
tentang penyair pilu menyajakkan puisi syahdu
tentang penyanyi sendu melagukan nada merdu
tentang pengelana gundah menemukan puncak Hargo Dumilah
tentang penyendiri sepi mencari hidup penuh arti.

Tentu engkau lebih mengerti itu
karena duniamu yang merah merona
hingar merekah marah penuh simbah darah
mengeja satu persatu abjad seribu harap
mencari kepastian diantara jenuh lagi bosan.

Tentu engkau lebih paham itu
ketika waktulah penentu nasib
terjebak dalam segelintir takdir yang semu.
Sungguh, bukanlah aku mengada-ada
karena keberadaanmu bukanlah sia-sia.

C.004.PDR
Muhammad ardani adia masrura

1 comment:

Terimakasih Untuk Komentar Anda Di Artikel Ini.