10 Lilin Kecil


Ada kalanya kesendirian menjadi hadiah ulang tahun yang terbaik. Keheningan menghadirkan pemikiran yang bergerak ke dalam, menembus rahasia terciptanya waktu. Keheningan mengapungkan kenangan, mengembalikan cinta yang hilang, menerbangkan amarah, mengulang manis keberhasilan, dan indah kegagalan. Hening menjadi cermin yang membuat kita berkaca - suka atau tidak pada hasilnya. Lilin merah berdiri megah di atas glazur, kilau apinya menerangi usia yang baru berganti. Namun, seusai disembur napas, lilin tersungkur mati didasar tempat sampah. Hangat nyalanya sebatas sumbu dan usailah sudah. Sederet doa tanpa api menghangatkanmu di setiap kue hari, kalori bagi kekuatan hati yang tak habis dicerna usus. Lilin tanpa sumbu menyala dalam jiwa, menerangi jalan setapakmu ketika dunia terlelap dalam gelap. Berbahagialah, sesungguhnya mampu berulang tahun setiap hari.

Pendiri KPPA Caldera FMIPA Unpad

Lilin, terima kasih telah mengingatkan aku tentang hidup, di dalam dirimu, kamu gambaran atas bapak, ibu, dan Tuhan aku. Sumbu dan bahan bakar padatmu adalah simbol kedua orang tua aku. Merelakan diri untuk menyalakan api kehangatan bagi aku. Sumber cahaya ketika gelap mendera. Dan Tuhanku bertindak menghidupkan dan mematikan kapan saja semau Dia. Aku punya banyak teman, juga punya banyak saudara, namun aku hanya punya satu ibu, satu bapak, dan satu Tuhan. Terimakasihku yang lebih untuk ketiganya Tuhan tetap segalanya.


[Epilog Dejavu Saudaraku] Masih ingatkah ketika suatu hari kita dipertemukan? mungkin saat itu adalah sebuah kebetulan yang mempertemukan kita. sebuah kebetulan yang telah direncanakan oleh Sang penguasa. Indah, manis, atau bahkan sangat membosankan. ya itu adalah awal. Awal dari sebuah cerita, cerita perjalanan yang tanpa sengaja telah membawa kita kepada begitu banyak rasa, cita, kisah dan kenangan

Sodaraku, beribu malam yang telah terlewati dengan canda tawa, dan tidak jarang air mata. Kadang seperti Mahameru dan Ranukumbolo yang keindahannya tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi, tetapi kadang seperti air dan api yang selalu bertentangan dan tidak bisa bersatu. Semua menjadi lebur setelah satu tawa terpecah, kemudian disambut oleh tawa-tawa lainnya itulah kita dengan segala baik dan buruk yang telah kita lewati.

Curug Cibeureum

Tertawa lepas, berteriak dan bertingkahlaku yang apa adanya tanpa dibuat-buat dan semua ekspresi yang memang semestinya. Bersama kalian telah tercipta beribu kisah, yang tak kan habis bila diceritakan. Mungkin orang lain akan bosan mendengarnya, tapi kita begitu senang dan tidak pernah jenuh menceritakan kisah yang sama..yang selalu mengalirkan tawa, menggelitik pikiran. dan kadang kisah itu menyayat hati tapi menjadi parodi yang ringan bila diceritakan.

Yah, bersama kalian memang terlalu sering memparodikan kepedihan dan menertawakan kepahitan. Itulan kita yang kadang dengan sengaja membuka luka lama untuk sekedar menciptakan tawa, menguak masa lalu untuk sekedar menertawakannya. Kadang kita masih terlalu angkuh dengan ego masing-masing, atau yang sering aku dengar ‘ingin memenangkan obsesi pribadi’ itu sering menemani perjalanan kita sodaraku. yang sering kali meciptakan bara-bara api yang kapan saja dapat membakar kita.

Angkatan Gunung Rimba

Tetapi, tidak jarang juga begitu banyak angan yang tak pernah sampai pada ujungnya. Begitu banyak keinginan yang hanya sempat merongrong di ronga dada, atau mimpi-mimpi yang hanya bisa melebur menjadi satu dengan udara tanpa pernah bisa terwujud. Mewarnai langkah yang telah kita cipta.

Saudaraku, bila saat ini kau sedang mencari jalan lain, berjanjilah suatu saat nanti kau akan kembali ke rumah, ke rumah ini dimana kita tumbuh dan dewasa bersama. Karena bagiku, bersama kalian adalah merasakan rasa bangga yang tak terperi dan rasa damai yang tak terjamah.
Aku rindu kabut senja,
Aku rindu embun pagi yg dingin,
Aku juga rindu ranselku yg walaupun berat dan menyiksa.
Aku sangat rindu padamu kebersamaan.
Ekspedisi ilmiah

Lilin kecilku kau sudah mengajarkan kepadaku tentang arti hidup, bersama mengarungi kehidupan dengan candaan, menganggap semuanya hanya palsu, padahal asli tak terkira. Berjelaga di depan perapian menghadirkan mimpi-mimpi kita semua. Menantang alamNya untuk menunjukkan keberadaanNya. Bersujud dalam tiap jejak langkah kami. Tengadah pada puncak gunung tinggi. Berselimut rimba dengan kehangatan misterinya. Di dinding tebing terjal saksi kekerdilan. Dan deburan ombak tampar keangkuhan. Berpayung angkasa: dalam dekapan CALDERA yang menyatukan kami. Mahameru 21 Agustus 2001. Saudaraku, ikhlaskan hati kalian untuk mau di didik pada alam dan alam pun ikhlas untuk mau mengajarkan kalian.

10 tahun perjalanan KPPA Caldera FMIPA Unpad tak begitu mudah kawan, aral dan onak pernah tercipta selama perjalanan tersebut. Pernah dapat cerita dari para sesepuh kita bagaimana mendirikan mempertahankan nama CALDERA. Semua sudah tercipta sebagai kenangan dan ilmu untuk Caldera menjadi lebih dahsyat dan maju lagi. Akhirnya Selamat ulang tahun caldera, selamat berkaya lagi kedepannya, semoga tahun-tahun berikutnya caldera bisa menaklukkan seven summit dan terus menikmati keindahan alam indonesia yang indah ini.

Lilin kecil ini kupersembahkan buat KPPA Caldera FMIPA Unpad, Salam kangen dan rindu :D
Beni Hermawan – C.040.Guruh Kumbara

No comments:

Post a Comment

Terimakasih Untuk Komentar Anda Di Artikel Ini.