mencari bus cinta...

Cinta itu sama seperti orang yang menunggu bis. Sebuah bis datang, dan kamu bilang, "Wah.. terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh ! Aku tunggu bis berikutnya aja deh."

Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.."

Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi.

Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor.

Ketika bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju ! Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.

Moral dari cerita ini: sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal' untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia.

Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita.

Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat.. tapi kamu masih bisa berteriak 'Kiri' ! dan keluar dengan sopan.

Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kosong, kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu, agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia.

Lalu bis seperti apa yang kamu tunggu?

sumber: http://jejakpetualang.multiply.com/

dejavu alam ku

Betapa berharga kenangan kita lalui, bebas berandai mengulang waktu dan mimpi indah bersama. Masa yang telah kita tapaki bermasa. Dejavu diri mengenangnya, kembalilah saudaraku untuk kita jalani bersama, dan bila kita menangis bersama, tegar dirimu untuk menghadapinya. Sungguh luar biasanya dirimu itu tanpa cinta itupun takkan mungkin yang telah mengisi kealpaan dan mencoba mengikuti jejak langkah mu, dan mencoba merangkul erat dalam dekapan bersama, tegar melawan tempaan dan kerasnya jejak kehidupan ini. Dan bila kuhentikan waktu untuk bersama menikmati waktu kita bersama berangkulan. Andai kembali saat ini kan terlukiskan makna indah, maka jika kalian semua menangis, maka menangislah untuk mimpi yang telah kita lewati bersama.

Hati ku menangis, tertulis dengan pasti dalam kenangan ku bersama. Peluk mesra tubuhku kita semua, semoga hati kita bersatu dan menjadi milik kita bersama, ku kan tenang melewati ini tanpa dirimu, diantara beribu yang lainnya ku mampu lewati masa-masa yang masih dalam tulisan yang Maha Kuasa. Berlarilah tanpa susah untuk meraihnya, bebaskan langkahmu wahai saudaraku. Dan jika waktu telah berbicara dan kalian merasa rindu akan kenangan indah bersama, maka bukalah memori kita bersama dengan keindahan alam, keindahan puncak gunung, dan keindahan suara alam. Kenanglah selalu waktu kita susah bersama. Selamanya kan tercipta indah. Sampai maut menjemput kita semua.

Wahai saudara-saudara ku, kini hati ini mulai resah dan gelisah, kuharap engkau masih menyimpannya. Takkan ku hapus dan meyakinkan mu untuk bercanda riang diatas pendidikan lapangan kita waktu itu, menangis dalam pelukkan dan rangkulan pundak kita masing-masing. Andai ku dapat memutar waktu, sungguh indah perjalanan kita menerobos alam, dan menikmati indahnya ciptaanNya.

tdk percaya cinta, akhirnya lari ke gunung

isi hati ini :

disudut tembok kampus aku terdiam
tak kuasa menahan rindu
pada pujaan hatiku
yang selama ini diam membisu
tak ada sedikitpun kata terucap
seandainya terbuka hatinya
kujadikan petir sebagai bunga untuknya
kujadikan halilintar sbg nyanyian rindu
kujadikan awan sbg payung jikalau hujan
sampai kau benar tahu
adalah aku pujaan hatimu
adalah aku penggemar rahasiamu
hari ini sungguh aku rindu
pada putih penutup kepalamu
indah paras wajahmu
terhias senyum kelu
hari ini sungguh aku puja
gelak tawamu yang tersenda
tepat telak mengena
hati yang berpusar cinta

@puncak palsu gn. manglayang
19/06/2009
tp takkan ku berani memegang tangan yg suci itu
krn kita belumlah halal
tunggu sampai ada serah terima itu...jual beli yang bergetar hati ini...

pesan moral kala tersesat di gunung daerah pangalengan

tepat kami berlima, saya, kang luhur, kang koben, yana, ma oki, biasalah penelitian dan saat itu tgl 24 juni 2009, tepat pukul 09.00 WIB kami langsung survey tempat baru yaitu bernama kawah burung, dan saat melewati perempatan
jalan 1 :perjalanan kita menyusuri sungai yang lumayan jernih dan enak bila diminum,sungguh segar dan ternyata jalan buntu dan tebing yang kita hadapi, berupa sungai yang curam, dan kita sepakat unutk balik ke perempatan awal
jalan 2: dari perempatan kita ke arah selatan, ambil kiri dari jalan awal, dan ternyata jalan yang putus dan ternyata jalan semak2x yg kita hadapi, mencoba melewati dan pd akhirnya gagal
jalan 3 : ambil arah utara, alias dari kanan klo dari jalan awal dari perempatan dan ternyata lumayan cukup jauh, sambil di tengah perjalanan kita istirahat, dan bukan makan nasi atau mie instan, cuma sekedar snack dan air putih pelepas dahaga, kita melanjutkan perjalanan tepat pukul 13.15 dan kita terus melewati jalan setapak dan terus dan terus,,,dan pd akhirnya kita semua pad bingung, alat penebas pohon atau golog tidak dibawa, cuma sekedar GPS, Kompas dan alat penelitian pd masing2 pribadi, air minum sekarat, dan akhirnya semua orang sibuk pada bingung pd mo kearah mana kita berjalan dan waktu semakin mepet,,,dan saya pun coba mengambil alih keputusan pd saat itu, peta lokasi tdk dibawa, biasa hanya bermodalkan kompas bidik saya mencoba menyusuri hutan tsb, ke arah utara-timur (timur laut), mencoba melewati tebing curam dgn memipirnya, dan wal hasil kita sampai d pemukiman perkebunan.dan dr sana pun masih cukup jauh perjalanan ke desa terakhir, selama 1 jam perjalanan lg...dan mau tau desa nya desa cipacet dekat garut, dan kita selama menuruni perkebunan itu melihat gunung papandayan yg lumayan indah.
pesan moral :
-kudu siap sedia dan tenang dlm mengahdapi kondisi nyasar dihutan
-liat perlengkapan dan logistik masing2 orang
-liat kondisi mental team
-kondisikan ambil keputusan yg sigap dan tepat, cepat juga
-minimalisir segala resiko
-jgn egois meninggalkan tmn yg sedang kelelahan
-ingat jgn sampai terpisah dlm team
-tawakal selalu pd Allah,,,ingat selalu pd Dia, dia yg menunjukkan jln yg benar
-jgn sompral dan jaga tingkah laku, selama dihutan
-kondisikan team selalu kompak dan jgn mau yg enak2 aja.
-1 hal jgn prnah menganggap remeh hutan dan gunung bila kita daki, walaupun itu hanya gunung geulis sekalipun...

puisi ach bukan ko !!!

cinta ini memang misteri
tak satupun yang mengerti
kcuali, gumpalan hati yang suci
ah... kataku
kutatap atap langitMu
yang mengurung cakrawala
tanpa batas laksana swasa
duh gusti.....
aku nggak ngerti kemana..?
harus kemana kudapati
tembok mengurungku , dan menhimpit
sesak,...dan pengap....
degup jantung kian mengeras dan cepat
secepat hari berganti waktu
waktu berganti tahun
pusing ......

KEBEKUAN NISAN ARCAPADA

Berikut Sebuah puisi yang sy tulis di Semeru tahun 1996 sbg persembahkan utk melepas kepergian kawan Andika Listiono Putra.

KEBEKUAN NISAN ARCAPADA

mentari pagi masih belum mau menampakkan pancarannya
berlapis-lapis baju dan polartek kugunakan
tetap saja belum belum mampu menahan hembusan angin pagi itu
tampak puluhan nisan yang membeku di Arcapada
mereka telah menjadi saksi keperkasaan alam semeru
mereka telah menjadi bukti kekuasaan sang Khalik
berulang kali kaki kujejakkan disini
ada saja nisan baru kulihat
wahai tubuh-tubuh yang terbujur diantara nisan-nisan yang membeku
wahai tubuh-tubuh yang hilang diantara keperkasaan semeru
engkau datang bukan untuk mengantarkan tubuhmu
hasrat berpetualang mu yang mengantar mu sampai disini
engkau datang untuk belajar memaknai hidup
karena engkau tahu alam tidak pernah berbohong
karena engkau tahu alam mengajar mu untuk jujur
karena engkau tahu alam telah mengajar mu apa arti seorang sahabat
diantara rimbunan cemara arcapada segala perbedaan telah bersatu
salam dan doaku untuk mu para sahabat
nisan-nisan beku mu akan menjadi guru bagi kami
bahwa keperkasaan dan kekuatan tidak berarti apa-apa
bahwa kesombongan dan kehebatan tidak ada artinya
bahwa kekayaan dan keegoisan tidak ada gunanya
karena semuanya tidak akan mampu melawan perkasanya alam
karena semuanya tidak akan mampu menandingi kekuasa sang Khalik
nisan-nisan beku-mu para sahabat
akan tetap membeku didinginnya Arcapada
untuk menjadi pelajaran yang berharga
bagi mereka yang mau belajar dari sebuah petualangan

Harley B. Sastha
Gunung Semeru, 1996

berani mencoba

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang
dibuatnya:
“Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali
selama setahun?”
“Ha?,” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?”
“Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?”
“Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping
seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.
“Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?”
“Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu” tetap saja
jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam;
“Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?”
“Naaaah, kalau yang ini, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.

Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar
biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa
henti.
Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali dalam setahun.

Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu
terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita
teryata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan
sekalipun.

Jangan berkata “tidak” sebelum Anda pernah mencobanya.

Ada yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun, yang lain dengan
denyut jantung, gairah, dan air mata. Tetapi ukuran sejati di bawah
mentari adalah apa yang telah engkau lakukan dalam hidup ini untuk orang
lain.

***
Cinta itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi kamu harus mencari dan
secara jujur merasakannya. ..
Cinta itu hanyalah sebuah kata-kata sampai engkau merasakannya

Credit : Milis Tekno 2000
sumber:
http://blogs.unpad.ac.id/?p=367

ada cinta di masjidku

Usai sholat maghrib itu,
Seorang gadis kecil berjilbab merah jambu, dengan baju serasi yang juga berwarna indah
Mengendap-ngendap, menyusup melewati batas sholat laki-laki dan wanita
Mata bolanya lucu mengganggu syaraf geli di hatiku
Doapun segera kuakhirkan, melihat apa yang si lucu ini rencanakan ...

Kepalanya bergerak lucu, mencari-cari sesuatu di luasnya ruang masjid
Mimik wajahnya menjadi semakin cerah, ketika sesuatu itu ternyata ditemukannya di salah satu sudut masjid
Langkahnya diayun pelan-pelan, menambah lucu wajahnya
Mengendap-ngendap, jilbabnya juga berayun dengan ritme jenaka
Senyumku semakin mengembang ..., bertanya-tanya ...

Sedetik, dua detik, tiga detik ...
"Papaaaaah ..."
Gadis kecil itu melompat memeluk sosok laki-laki yang sedang tidur-tiduran di lantai masjid.
Sang ayah sejenak kaget,
Tapi lalu menyambut hangat tubuh mungil itu dalam pelukannya.
Dan tawa keduanya pun membelah keheningan petang itu ...
Dalam hangat kasih sayang di akhir Ramadhan ...

Ahh, aku iri...kapan aku akan!!!
memiliki boneka kecil...entah betina atau jantan

PUSDAI, Awal Ramadhan 1430

RUANGAN MISTERIUS

Saat liburan sekolah kemarin saya berlibur ke rumah nenek. Di sana tempatnya sangat jauh dari kota dan masih banyak tempat-tempat angker disana.
Suatu malam tepatnya malam jumat, saya ikut pengajian di masjid dekat rumah nenek saya. Disana saya bertemu dengn Andi. Dia adalah teman kecil saya.
Setelah pengajian saya dan andi di suruh oleh pak ustadz untuk membereskan semua alat-alat mengaji yang sudah kami pakai, saat saya akan menaruh alat nagji saya melihat suatu ruangan yang kelihatannya agak seram. Saya segera menanyakannya kepada andi.
“Andi itu ruangan apa?????”
“saya juga tidak tahu… pak ustadz malarang kita untuk masuk ke ruangan itu..”
“kalau begitu ayo kita periksa..”
“aduh saya taku ketahuan sama pak ustadz”
“ayolah…..”
“oke deh…”
“kalau beitu ayo…..”
Saya mencoba untuk membuka pintu ruangan itu. Ternyata tidak di kunci, saya dan andipun masuk.
“kenapa bulu kuduk saya jadi berdiri??”
“itu cuman perasaan kamu saja andi….”
Saya melihat suau meja yang penuh dengan buku-buku islam. Saya dan andi mencoba membaca buku itu. Ternyata itu hanya buku sejarah islam.
Saat andi sedang asyik membaca buku saya melihat suatu tongkat yang ada tulisan bassmalahnya. Saya lalu mencoba memegangnya, ternyata sangat berat karena terbuat dari besi yang di lapisi emas.
Saat andi sedang asyik membaca buku dan saya sedang asyik mengamati tongkat itu pak ustadz dating dan berkata:
“kalian sedang apa disini???” dengan nada sedikit marah.
“kami sedang melihat-lihat pa…” dengan nada ketakutan.
“kalian seharusnya tidak masuk keruangan ini.”
“memangnya kenapa pak???”
“ini dulu adalah ruangan K.H syeh zaenal mustopa”
“oh… bisa di ceritakan tidak pak kisah kehidupan K.H syeh zaenal mustopa???”
“iya bisa tapi kita kelur dahulu dari ruangan ini…”
setelah kami keluar lalu pak ustadz menceritakan semua tentang kisah kehidupan K.H syeh zaenal mustopa.

beni hermawan

novel pecinta alam 10 end

Menjelang keberangkatan ku ke Pulau Borneo, dibulan Desember memang sebagaian besar dibulan ini seluruh kota Bandung tetap diguyur hujan, kota yang tetap menjadi kota dengan 1000 kenangan manis, selama hidup mandiri dikota ini.

Sesudah mempersiapkan segala kebutuhan menuju Pulau Borneo dengan mengecek segala alat-alat penelitian yang sengaja dipinjam oleh saya, GPS, Soiltester, Higrobarometer, Luxmeter, Handcounter, Radio transmiter, pHmeter, Recorder, Alat tulis, Notebook, digicam, Laptop, Pakaian lapangan, alat sholat, alat mandi, mushaf, buku referensi, daypack, dll. Sudah dipersiapkan oleh saya jauh-jauh hari.
Tidak lupa ku meminta pamitan kepada teman-teman ku satu angkatan, dosen, Om Agus, saudara-saudaraku Guruh Kumbara dan teman-teman Caldera, keluarga di Bandung. Seperti halnya sebelum ku berangkat, kembali ku melihat Email, Friendster, Tagged, Facebook hanya sekedar melihat-lihat. Dan tiba-tiba setelah ku buka email ku, adanya surat dari Rika, ku buka dan ku baca :

“Assalamualaikum Wr, Wb. Salam sukses selalu buat lelaki yang menyatakan cinta kepada wanita biasa. Semoga salam dan doa tetap tercurah buat akang. Denger – denger berita akang akan pergi jauh untuk mempersiapkan penelitian Skripsi di Kalimantan, semoga sukses ya kang penelitiannya, jangan lupa shalat, dan baca mushaf.
Mengenai surat yang akang berikan kepada Rika, saya tau akang serius menulis surat itu, tapi setelah dipikir lebih lanjut dan tidak mau mengganggu penelitian skripsi akang, jadi untuk jawabnya setelah akang pulang dari kalimantan, semoga akang tidak kecewa, hal ini karena satu dan lain hal yang harus diselesaikan oleh Rika pribadi. Jadi harap maklum. Itu saja surat balasan dari Rika, jangan pernah menyerah. Wassalmualaikum Wr, Wb.”


Sebuah balesan yang sudah tidak ku pikirkan lebih dalam lagi, karena saya terlalu fokus terhadap penelitian yang di luar Pulau tersebut, maka dari itu langsung saja ku tutup email ku itu. Dan langsung saja balas lewat SMS: “Melalui SMS ini mungkin mewakili harapan yang masih tersisa buat akang, ya akang tunggu jawaban kamu asalkan tetap masih ada silaturahmi minimal dengan menggunakan HP ini. Oh ya sekalian minta doanya buat kesuksesan dan keselamatan akang selama di Kalimantan. Wass”
Bagaimana kisah penelitian beni selanjutnya?dan bagaimana kisah tentang Rika?adakah cerita mengerikan selama penelitian di Kalimantan?bagaimana nasib teman-teman beni selanjutnya?nantikan kisahnya dalam “Karena Alam Mengajarkan Kebenaran jilid 2”.

the end...
"Karena Alam Mengajarkan Kebenaran"

novel pecinta alam 9

Tepat pukul 3.15 WIB yang sengaja terbangun oleh berisiknya dering alarm di HP ku, dengan langkai gontai ku tetap saja melangkah menuju kamar mandi dan melaksanakan segala kebutuhanku. Sambil menuju dapur umum yang sering dipakai oleh para anak-anak kosan sambil membawa mie rebus rasa soto ayam, telur 1 butir, 1 sachet kopi susu, gelas serta mangkok ditanganku semua, sambil dimulutku terus saja menghisap rokok demi menghangatkan tubuh ini dan terus saja mengebul bagai kereta api.
Dengan cekatan diri ini masak mie rebus dan air panas guna mempersiapkan diri menuju puasa ramdhan yang masih 1 hari lagi.

Tak lebih dari 10 menit beserta kuah-kuahnya habis dalam sekejap sangking laparnya perut ini, sedikit santai menuju ruang tamu kosan dan menyetel TV pada acara lawak yang membuatku sedikit refreshing dan tertawa riang, kocak, luchu. Sambil ditangan kiri diantara sela-sela jari-jemari terus saja mengebul kuat rokok ini, menjelang imsak, langsung saja ku menuju kamar mandi untuk bersih-bersih diri serta wudhu untuk shalat subuh berjamaah, setelah beritikaf sampai dengan jam6 pagi dari subuh tadi, langkah gontai karena ngantukpun tercipta menuju kosan ku, sedikit merebahkan tubuh ini ke tempat tidur, sejenak menutup mata perlahan. Dan mimpi yang indah pun kembali tersaji.

Tepat pukul 11.00 WIB ku terbangun dan sesegera mungkin ku menuju kamar mandi dengan membawa handuk dan peralatan mandi. Setelah berpakaian rapih dan memasukkan laptop ku dan mempersipkan pulang ke Jakarta hanya dengan membawa sebahagian pakaian dan buku-buku penting ke dalam tas eiger 80 liter plus laptop diantara sela-selanya.
Sempat juga ku membuka bungkusan yang dikasih oleh pak ruhyat kemaren malam, tersentak kaget ternyata baju koko putih bersih dan baru lengkap dengan celana bahan berwarna hitam dan kopiah. Wah gembiranya hati ini, langsung saja ku bawa hadiah itu dan ku masukkan kedalam tas eiger, setelah siap untuk pulang ke Jakarta dan kembali melihat ja tangan ku jam 12 kurang 10 menit dan langsung rencananya aku shalat zuhur berjamaah dulu di masjid, dan langsung pulang. Sebelum ku pulang sempat dulu pamitan ke ibu kosan sekaligus minta maaf bila saya punya banyak salah, sambil berlalu memasukkan motorku ke dalam rumah dan ku kunci ganda takut ada apa-apa.

Langkah gembira menuju jalan raya Jatinangor Km 21, didaerah Ciseke besar, dan langsung menaiki angkot coklat jurusan Cileunyi-Sumedang, ke arah Tol Cileunyi dengan tujuan naik Bus Primajasa jurusan Tasik-Lebak Bulus atau Garut-Lebak Bulus, sambil mencari tempat duduk, ku duduk diantara seorang perempuan yang kebetulan dengan sengaja kenalan didalam bis yang kebetulan anak FKG Unpad angkatan 2005 namanya panggilannya Ninis. Sempat juga bertukaran no HP dan bercengkrama dengan obrolan yang ringan.

Dengan melaju bus yang sudah dipastikan hanya memakan waktu 2 jam saja dari gerbang masuk Tol Cileunyi sampai dengan gerbang Tol Kp. Rambutan timur 2, yang sudah dekat dengan Pasar Rebo.

Perpisahan itu pun kembali tercipta oleh Ninis yang akan menuju terminal Lebak Bulus, untuk berkunjung ke keluarganya di daerah Kebayoran lama.
Dengan langkah yang pasti dan terarah, menuju ke Pasar Rebo untuk sedikit membeli oleh-oleh buah-buahan dipasar. Dan langsung menuju ke angkot Kotayu yang sedikit singggah ke depan gerbang kampung ku di Lebak Sawah Cijantung,

Menjelang hari raya, gema takbir, tahlil dan tahmid berkumandang menggema di seluruh pelosok negeri ini.


Dering SMS di HP-ku pun berbunyi, ku buka dan kulihat, dari Pak Ruhyat, salah satu dosen Pebimbingku yang menawarkan ku untuk menjadi Asdos Praktikum Ekologi Hewan, sempat untuk berpikir panjang dalam diriku ini, amanah baru akan datang lagi, semenjak diberikan amanah untuk penelitian Orangutan di Pulau Kalimantan yang akan menjadi salah satu Tugas Akhirku di Pulau Borneo tersebut, Asisten Laboratorium Komputer di Fakultas MIPA, Amanah Di KPPA Caldera FMIPA Unpad sebagai Ketua periode ini sampai akhir bulan Juli 2009, dan Koordinator Desa untuk KKNM Unpad di desa Cigendel Sumedang sampai dengan akhir bulan Desember. Setelah ku pikir – pikir ulang dalam skala analisis prioritas akupun tidak membalas SMS dari Bapak tersebut. Walaupun bayaran manjadi Asdos Ekwan lumayan buat mengisi kembali kebutuhan yang sempat mencekik leherku selama berstatus mahasiswa Universitas Padjadjaran di Jatinangor Sumedang Jawa Barat.

Dan dimalam harinya pun aku kembali membuka SMS tawaran dari Bapak, dan sempat aku pikir – pikir berulang kali praktikum ekologi hewan hanya di hari Sabtu dan pada hari itu pun saya kosong tidak ada urusan rutin setiap hari itupun dan kemungkinan bisa ditinggalkan biarkan para praktikan yang praktikum mandiri.

Dan akupun SMS Bapak : “wass Pak, maaf br dblz smsny, td ad sdikt ursan dbdg, ya Pak sy siap bs jd asdos ekwan.snjutny gmna Pak?beni.
Dan kutekan tombol oke, dan meluncurlah SMS balasan ku itu.
Jelang tiga menit HP ku berdering dengan Ring tone yang jadul lagi masih indah, pas kulihat ternyata dari Pak Ruhyat, dan langsung pun ku jawab:
Assalamualaikum Pak, ada apa?
Ya ben, besok saya mo ketemuan buat masalah Penelitian Tugas Akhir kamu dan persiapan buat asdos ekwan, kita ketemuan besok jam 8 pagi di LPM Unpad, gmana? “Pak Ruhyat”
Saya : “oh ya Pak siap-siap saya brangkt besok, trus saya musti bawa apa Pak?
Bapak : “emm, bawa aja softfile penelitian kamu dan softfile yang lain juga, oh ya...emm Laptop kamu bisa Ngenet kan?
“Siap untuk itu softcopy saya siap, oh ya Pak untuk Laptop bisa ko untuk ngenet”. Saya
Bapak : “okeh kita ketemuan aja besok, ya dah ben...assalamualikum...”
Saya : “ya Pak...ya Pak...terimakasih Pak, Walikumussalam...”
Perbincangan yang cukup membuat bertanya – tanya dalam diriku ini ada apa gerangan Proposal usulan penelitian skripsi ku ini, padahal 2 minggu kemarin sudah disetujui oleh Bapak sendiri, ya sudahlah hatikupun masih ada rasa penasaran yang menggebu – gebu tidak sabar untuk ketemuan sama beliau besok pagi di LPM.

Kumandang azdan Subuh pun bertalu – talu di segenap penjuru Jatinangor, rasa malas pun mulai menghinggap dibadanku, dan sedikit Paksaan aku pun terbangun dari mimpi indah, berlalu menuju ke kamar mandi untuk segera mempercepat langkahku menuju mushola Al-islam yang memang sangat sedikit jamahnya karena memang di dominasi oleh para kakek – kakek dan orang tua yang sudah lanjut usia. Menunggu fajar tiba akupun sempat melewati tukang jualan Seurabi khas sunda dan inilah salah satu makanan kesukaan ku. Di belilah 4 buah seurabi hangat, dan kopi susu yang sengaja ku beli di warung langganan ku, sempat juga membeli setengah bungkus Jarum super.

Pukul 6 pagi dan matahari sudah sedikit menamPakkan wajah aslinya semuanya. Diisapan terakhir rokok jarum super dan kubuang di tempat sampah, dengan sedikit meregangkan otot yang sudah lama tidak berolah raga, selanjutnya ku ambil handuk yang sengaja di jemur di depan pintu kosanku di daerah Ciseke besar. Setelah rapih aku pun siap berangkat ke LPM, setelah mengambil kunci motor, helm dan syal, bersepatu dan berjalan menuju halaman depan kosan ku dan ku nyalakan motor kharisma yang di beli dengan harga second di warga kampung sebelah.

Setelah agak panas kunyalakan motor, siap untuk berangkat, 1 kali lagii kunyalakan rokok, hanya untuk mengusir hawa dingin kota Jatinangor. Melajulah motor kesayangku membelah kota Jatinangor yang sudah sedkit agak ramai dengan segala aktivitas masyarakat setempat.

Perjalanan akan memakan waktu 45 menit menuju jalan Banda di Samping Gedung sate, LPM Unpad berada. Sesampainya ku lihat kembali jam tangan ku, masih ada waktu 15 menit lagi, ku parkirkan motor dan tak lupa mengkunci ganda. Ku berlalu menuju Pos Satpam, kutanyakan Pak Ruhyat apa sudah datang?
Jawab satpam tersebut : “oh..Belum dik...”
Ku berlalu ketaman di depan pintu masuk LPM dan ku buka – buka HP dan kembali kunyalakan rokok, tak lama setelah menyalakan rokok, kulihat sepeda motor yang biasa ku kenal ya itu dia Pak Ruhyat, yang biasa naik sepeda motor dan jarang sekali naik mobil.

Awal perbincangan, dengan wajah berseri dari Bapak, “selamat ben proposal kamu diterima sama Borneo Orangutan Survival di Kalimantan” Bapak menjelaskan.
“Terus gimana Pak”,...dengan nada yang masih belum percaya. Saya”
Oh ya, begini sok kamu siapin aja alat – alat penelitian, kita sekitar 1 minggu lagi berangkat ke Kalimantan, ini kontak person Prof. Harry dia Penanggungjawab BOS tersebut, ini Website BOS dan sekaligus Email. Sambil menyodorkan secarik kertas ke saya.

Dan sampai akhir di perbincangan pun masih ada rasa ketidakpercayaan, aPakah ini mimpi, untuk penelitian di Kalimantan selama 4 Bulan lamanya di lapangan, dengan biaya Transport, akomodasi dll gratis selama 4 bulan lamanya. Dan hari itu pun manjadi hari yang paling berbahagia dalam hidupku selama ini. Proposal penelitian diterima, gratis, dan kebayang gmana rasanya hatiku hari itu.

***

novel pecinta alam 8

Hari yang penuh ditunggu-tunggu oleh semua umat islam di dunia dimanapun berpijak di dunia ini akan merasa berbahagia, bulan nan suci akan segera tiba dalam hitungan jari. Dikala semua umat islam halal untuk menghidangkan makanan dan minuman dikala siang hari, tapi khusus pada bulan Ramadhan ini diharamkan untuk makan apa lagi untuk sekedar melepaskan haus dahaga yang mencekam bibir. Ya bulan Ramadhan akan segera tiba, tidak ada persiapan khusus untuk diriku ini. Cuma akupun mempersiapkan segala tugas – tugas perkualiahan ku untuk menghadapi masa – masa Tugas Akhirku di bulan akhir Agustus sampai dengan bulan Februari, serta persiapan KKNM Unpad yang sengaja ku ambil pada bulan Oktober – Desember.

Memang aku sudah mempersiapkan segala resiko pada saat awal semester ganjil, hanya mengambil matakuliah Seminar 1, TA, KKN dan matakuliah pilihan yaitu Ekoturisme dan Ekologi Lanskap. Sehigga otomatis kuliah ku hanya hari Senin dan Kamis saja, waktu yang lain ku pergunakan untuk mencari bahan – bahan buat Skripsi, dan akan lebih difokuskan untuk mengambil Ekologi Hewan disamping ada tawaran yang tidak tanggung – tanggung dari Dosen Pembimbing pertama saya, yang lumayan sudah kenal sejak lama, semanjak aku mengambil Kuliah Kerja Lapangan di kawasan Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran pada Akhir bulan Mei 2007, dan terus mengalirlah tawaran kerjasama saya dengan Dosen tersebut, dan kata beliau saya bisa diandalkan untuk penelitian tentang Satwa liar di lapangan.

Awal semester ganjil saat ini seperti biasa, kuliah pun rada sangat malas hanya untuk duduk di perpustakaan berjam – jam hanya untuk mengcopy – paste tulisan para senior dahulu yang mengambil Skripsi yang sama di bidang studi Ekologi Hewan.
Masih dalam suasana bulan Ramadhan, seperti biasa sebelum memasuki awal bulan Ramadhan ku memasang target harian ku pada secarik kertas, khatam 2 Juz selama sebulan, mentoring 4 kali alias seminggu 1 kali, infak 2ribu perhari, itikaf di 10 malam terakhir, sholat tarawih dan witir full 30 hari, sholat sunah dhuha, dan sholat sunnah yang lainnya juga. Jika pada awal-awal bulan sangat gencar sekali untuk melaksanakan targetan tersebut, tetapi hal tersebut justru malah merosot dipertengahan dan tetap grafiknya naik pada waktu menjelang akhir.

Bulan yang penuh barokah tersebut tidak ku sia-siakan, banyak undangan taujih, bedah buku islami, yang sempat ku hadiri sekalian menambah ilmu tentang diriku secara pribadi dan mungkin nantinya bisa ku kasih kepada siapapun ilmu tersebut setelah ku mendapatkannya.

Menjelang akhir bulan Ramadhan masih sempatnya ku mendapatkan tugas untuk segera menyelesaikan usulan penelitian ku pada Bab 2-3 harus juga selesai pada akhir bulan ramadhan ini. Segera saja hati ini mengeluh dikarenakan yang seharusnya para mahasiswa yang lain sudah pada berkumpul dengan para keluarganya dirumahnya masing-masing, hal ini justru berbeda dengan ku, hanya untuk mengejar 4,5 tahun setengah untuk lulus secara cepat dan segera mengejar kerja untuk memenuhi kebutuhanku selama ini yang masih saja ditompang oleh keluarga ku di Jakarta. Setelah meminta izin kepada keluarga ku disana kemungkinan besar saya tidak bisa pulang untuk Lebaran kali ini, setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing lapangan dan tulisan, tetap saja untuk meminta waktu 2-4 hari untuk liburan Lebaran tidak dikasihnya, malahan disuruh Lebaran di rumah Pak Ruhyat di sekitaran Perumahan Mega Plasa di daerah Dago, khusus perumahan elit. Tetap saja tawaran tersebut ku tolak dengan halusnya.
3 hari menjelang Lebaran pun tetap saja ku tidak diperbolehkan untuk pulang ke Jakarta, padahal waktu yang diperlukan untuk pulang ke Jakarta hanya memakan waktu 2 jam melewati Tol Cipularang. Setelah berkonssultasi untuk usulan penelitian ku khusus untuk Bab 2 dan 3 dan akhirnya masih saja ada yang perlu direvisi untuk masalah metode penelitian khusus untuk Bab 3, tetapi justru ada juga hal yang menggembirakan untuk Bab 2 tidak ada yang perlu direvisi. Dengan sedikit mengkoreksi di depan Laptop di perpustakaan Cistral Unpad yang tetap buka walaupun menjelang libur Lebaran, hal ini dikarenakan mahasiswa Unpad dari daerah jauh seperti di maksar yang tidak bisa pulang dan hanya duduk termenung di depan komputer Cistral Unpad demi mencari sesuap rezeki untuk kebutuhan sehari-hari untuk dapat bertahan hidup di kota Bandung.

Ya senasib sepenanggungan, justru para mahasiswa tersebut bisa mendapatkan kehidupan untuk berprioritas utama pada pendidikan yaitu perkuliahan tetapi tetap saja mereka memilih untuk kerja sambilan untuk memenuhi kebutuhan yang terus mencekik leher.
Setelah mencari-cari buku yang sesuai dengan usulan penetianku, ku buka dan kupelajari sambil membuka Laptopku untuk segera merevisi Bab 3 pada metode penelitian ku. Setelah ku baca dengan teliti, ternyata untuk metode adlibitum pada pengamatan aktivitas harian Orangutan tidak bagus disamping tidak dapat di analisis perhitungannya serta memakan waktu yang kontinu terus menerus, dan mungkin Bapak bisa memahami kekuranganku selama ini yang tidak suka dengan hal-hal yang berbau kontinu. Setelah ku baca buku litelatur dari Bapak, ada dua metode pengamatan aktivitas harian yang cukup membuatku berpikir panjang, yang pertama scan sampling yang berasakan pada waktu yang bisa saja ku ubah sedikit waktu pengamatannya yang tadinya hanya per 5 menit sekali, jadi ku buat 10 menit dengan alasan yang cukup ilmiah, serta metode yang kedua yaitu focal animal sampling, yang hanya terfokus pada 1 hewan pengamatan secara terus menerus, bagaimana tingkah laku dan perilaku selama pengamatan berlangsung. Terpikirkan olehku bagaimana kalau di kombinasikan saja metodenya dengan pejelasan secara ilmiah dan literatur yang sempat ku baca, jadi di kombinasikan oleh ku untuk metode pengamatan aktivitas harian yaitu focal animal scan sampling dengan penjelasan yaitu terfokus pada 1 hewan jantan dan betina, selama 1 minggu pengamatan dan hewan pun terbagi 2 juga untuk yang liar dan pengasuhan, dengan waktu yang dipakai selama 10 menit sekali yang berlandaskan pada waktu.

Setelah selesai ku coba lihat jam tangan sudah pukul 14.10 WIB dan segera saja kurapihkan meja perpustakaan tersebut, dan segera menuju mesjid Al Jihad untuk sekedar sholat dan istirahat. Dengan sengaja ku buka mushaf dan membaca dengan khusuk di ramainya suasana Masjid yang masih terdapat panitia penyaluran zakat fitrah. Teringat ku segera SMS adikku di Jakarta mempertanyakan aPakah ku sudah dibayarkan zakat apa belum?dan langsung saja dapat SMS balasan dari adikku yang kini duduk dibangku sekolah menengah atas,
“blom d bayar ka,,emm ini juga mo dibayar!!”jawabnya.
Langsung saja ku balas.
“U kk jgn dibayar, biar kk aj yg bayar di Masjid sendri” SMS ku menjawabnya. Ku tekan tombol yes pada HP nokia 1110i V 60.4.
Pada saat yang bersamaan pula ku menghampiri salah satu panitia zakat fitrah untuk membayar zakat fitrah atas nama pribadi sekaligus infak juga sekalian. Dengan uang 20rb rupiah sudah cukup membayarnya, dengan sedikit niat dan doa ku ikut mengamini sekaligus ku berdoa untuk dipermudahkan segala urusanku selama ini.
Sedikit menjauh dari panitia zakat fitrah, dan langsung saja ku buka kembali mushaf untuk segera ku baca kembali, baru 2 ayat berlangsung, tiba-tiba saja HP ku berdering, setelah melihat siapa yang menelepon, dan ternyata Pak Ruhyat, langsung ku jawab;
“Assalamuaikum Pak, ada apa?”
“Oh ya ben, sudah selesai belum metodologi penelitiannya?”
“Oh sudah Pak, jawab ku singkat.”
“Oh sok coba kamu kerumah Bapak kita diskusi sekalian kita buka puasa bersama di rumah Bapak, mo gak?”
“Emm, ya Pak boleh. Entar saya kerumah Bapak jam5an Pak, gimana?”
“Ya sepakat..ya dah dulu ben.”
“Tut..tut..tut..terdengar suara terakhir di HP ku.”
Terperangkap dalam dilema yang membuatku berpikir panjang tanpa apa yang semestinya ku pikirkan dari tadi, seperti orang yang bingung sekaligus linglung di persimpangan jalan. Sambil menunggu waktu ashar ku sengaja tidur-tiduran di empuknya karpet masjd.

Kumandang adzan kumandang yang telah membangunkan ku tepat sehari lagi menjelang hari raya Lebaran di kota Bandung yang sudah mempersiapkan segala kebutuhan persiapan Lebaran, seperti ketupat, gulai ayam, opor ayam, gulai daging. Serta tidak lupa baju baru juga tidak ketinggalan. Dengan sedikit mengusap-usap mata ku dan segera memakai tas selempangku yang hanya terisi oleh Laptopku saja, dan segera menuju ke tempat wudhu.

Dengan diawali basmalah berangkatlah diriku ini menuju kediaman Pak Ruhyat di kawasan Dago Pakar, yang hanya menempuh waktu sekitar 15 menit dari kawasan Dipati Ukur, dengan menaiki motor kesayangan ku melesat menuju pusat kota Bandung tersebut dan sudah aku prediksi dari awal bahwa akan macet oleh keberadaan anak-anak muda Bandung yang sedang asiknya berduaan di atas motor, sepanjang jembatan Cikapayang menuju Dago atas. Sejauh mata memandang ku berhenti sejenak di pertengahan jembatan, memang tersaji pemandangan indah tersaji disini, terlihat Gunung mengelilingi pusat kota Bandung, ada Gunung puntang, putri, manglayang, geulis, tangkuban perahu, dll. Dan sambil mengingat kembali terakhir ku naik Gunung adalah waktu ke Rinjani genap 1 bulan yang lalu sebelum awal perkuliahan dimulai pada semester awal ini.
Sambil kembali ku membuka indahnya Gunung – Gunung yang pernah ku daki, Gede-Pangrango, Papandayan, Putri, Manglayang, Argopuro, Bromo Tengger Semeru, Agung, Tangkuban Perahu, Pangparang, Rangkak, Tilu, Kareumbi-Masigit, Sumbing dan yang terakhir Gunung dari segala keindahan Gunung yaitu Rinjani. Sambil terlenakkan oleh dejavu keindahan, kebersamaan, kerjasama, kedinginan, kelaparan , kehausan bersama teman-teman ku di organisasi pecinta alam. Tersenyum sinis diri ini memandang luasnya kota Bandung, dengan sedikit melirik jam, 10 menit lagi menuju jam 17.00 WIB, segera saja diri ini menancapkan gas dengan motor menuju Dago Pakar.
“Tinong..tinong...Assalamuaikum...nada yang terdengar dari kejauhan dibalik gerbang besi tinggi 2,5 meter di salah satu kawasan perumahan elit di Dago Pakar yang sempat sudah terbiasa dengan hal tersebut yang memang dalam jangka waktu kurang dari 2 bulan ini sudah hampir 7 kali ku kerumah Pak Ruhyat. Dibukakanlah gerbang besi tersebut oleh salah satu pembantu Bapak.”
“Oh masuk A’beni, eta si tuan geus nunggu di ruang tamu, dengan berlagak yang mempunyai rumah, ku masuk langsung menuju ruang tamu dengan sambil memasukkan motorku di samping mobil Bapak.”

Seperti biasa tempat yang dari dahulu inilah sabagai saksi perkenalan dengan seluruh keluarga besar Pak Ruhyat, salah satu dosen idaman dan sangat disegani oleh para mahasiswanya, disamping sangat baik dalam penetian tugas akhir sekaligus tidak pelit nilai, dan sangat membantu bila para mahasiswa yang dibimbingnya mengalami stagnan tentang hal yang perlu di diskusikan lebih lanjut.
Dengan sedikit berbasa-basi diri ini memulai pembicaraan dengan Bapak. “oh ya Pak maaf saya telat 5 menit tadi macet dijalan”. Jelasku sambil megeluarkan Laptop dari tas selampangan ku.
“Oh gak apa-apa ben, kumaha eta metode penelitian teh?tanya Bapak.”
“Oh ya dah beres ko Pak.” Sambil mengeluarkan sebuah Notebook, begini Pak saya justru memodifikasi untuk metode penelitian, jadi saya Pakai 2 metodologi sekaligus yaitu scan samping dan focal animal sampling jadi focal animal scan sampling dengan waktu per 10 menit pengamatan tapi dengan tetap 1 hewan yang menjadi objek untuk jantan dan betina dewasa juga masing-masing selama 1 minggu dan akan diambil data selama 6 hari pengamatan dan hewannya juga diambil 2 sub pokok yaitu yang liar dan dalam pengasuhan untuk dilepasliarkan ke alam yang nantinya dianalisis perhitungannya sesuai dengan Altman, yang sub kegiatan dibagi seluruh kegiatan dikali 100 persen, dan nantinya dianalogikan dalam hewan jantan betina dewasa serta hewan liar dan dalam pengasuhan, gimana Pak?”pejelasan ku singkat.

“Emm, dengan sedikit berpikir lama, emm bagus-bagus ko, coba saya baca dulu penjelasannya gimana ya?”
“Sambil kusodorkan Laptopku tepat pada Bab metodologi penelitian.”
“Wah, ini metodologi baru nich dan belum ada yang Pakai, kamu bisa jadi pioneer untuk metodologi ini dan bisa sampai terkenal dan jadi metode baru. Singkat Bapak”.
Ya saya setuju dan sepakat ini metode baru dan mungkin akan dipergunakan oleh para peneliti asing dari luar negeri juga, ya entar coba kamu publikasikan penelitian Skripsi kamu ke website jurnal luar negeri dan junal Unpad juga.
Tak terasa sudah hampir 1 jam berdiskusi tentang maslah metodologi penelitian ku, dan suara azdan berkumandang dan merupakan hari yang luar biasa bagi saya,
“Oh ya ben kita buka puasa dulu yuk, ajak Bapak ke ruang makan.”
“Oh ya Pak sambil berlalu akupun segera merapihkan laptopku dan men-standby-kan nya dengan segera. Dan kumasukkan langsung kedalam tas. Berlalu menuju ruang makan bersama keluarga besarnya, terdapat seorang ibu, dan dua orang anak dan seorang pembantu yang duduk mengelilingi meja makan.”
“Ya sini ben, ayuh buka puasa dulu, duduk.”jelas Bapak.
Tanpa sepatah kata pun terucap segera aku meminum es buah, dengan segera menghilangkan dahaga ku sejak dari tadi siang.
“Ben, kenalin ini istri saya, dan yang itu anak saya dan perempuan dua-duanya, yang tua namanya Anjani dia sudah kerja dan satu lagi Sari baru duduk di kelas 3 SMA 24 Bandung. Dan yang itu pembantu saya teh Ayu.”
“Oh ya salam kenal dari saya, beni hermawan salah satu mahasiswa yang dibimbing oleh Bapak.”

Sambil terusik oleh mata yang tajam dan berisi kata-kata indah dalam lirikkan mata dan senyuman nan indah membuatku terkesima dibuatnya. Sari nama yang indah, berwajah asli bandung nan putih bersih tapi sayang tidak berhijabkan penutup yang rapat. Alias tidak berkerudung. Padahal kalau diteliti lebih dalam lagi akan terpancar secercah cahaya indah yang sangat sulit terungkai dalam kata-kata ini.

Setelah sholat maghrib dan isya berjamah dirumah dengan tarawih juga, sudah hampir jam 8 malam, aku berada dirumah Bapak. “Dengan sedikit prolog Pak bagaimana selanjutnya usulan penelitian saya Pak?”
“Oh ya sudah bagus sok aja besok kamu kasih ke saya dalam bentuk hardcopy. Jelas Bapak?”.
“Oh Pak kan besok sudah Lebaran saya justru mo minta izin pulang ke Jakarta. Gimana klo lebaran ke 2/3 saya pulang kembali ke Bandung untuk kasih hardcopy usulan penelitian saya ke Bapak!! Sambil memelas meminta tolong.”
“Emm, ya sudah saya tunggu aja pas lebaran ke 5 soalnya saya juga mo pulang kampung ke Tasik. Sok aja klo kamu mo pulang ke Jakarta mah, gak apa-apa.”
“tapi nanti kamu kirim juga ya ke alamat email bapak softcopy usulan penelitian kamu dan jangan lupa Lebaran ke 5 kamu kesini, untuk kasih hardcopy UP kamu juga.”
“Sip pak saya ngerti!!”. Jawabku singkat.
Jawaban yang sangat ku tunggu-tunggu, dengan segera ku meminta izin ke Bapak untuk sekedar pamitan pulang sekaligus mohon dibukakan pintu maaf bila selama ini selalu membuat Bapak marah dan tesinggung dan tidak lupa juga kepada istri Bapak dan kedua anaknya khususnya Sari dan teh Dewi juga.

“Oh ya ben, ini ada oleh-oleh dari saya, buat kamu, ntar dipakai ya pas lebaran. “
“Oh makasih Pak, sambil berlalu meninggalkan pintu rumah.”
Sepanjang komplek Dago Pakar ku sejenak, menikmati dingin waktu malam ini dengan kerlap-kerlip waktu sang bintang memanggil dan menyapa dalam kungkungan malam. Terlihat sosok wanita memakai mukena jalan lurus berlawanan arah dari depanku, tertembak lampu motorku. Sungguh indah, putih bersih. Tak sengaja ku melirik wajahnya. Seperti orang yang ku kenal. Mendekati 4 meter didepan ku, sosoknya begitu kukenal, segala ku buka memori otakku. Oh ternyata Rika, segera saja ku buka percakapan;
Assalamuaikum Rika?sapaku.
Walaikumsalam, maaf siapa ya?tanyanya sambil menutup matanya karena silau lampu motorku.

Ya ini kang Beni, habis dari mana?ko sendirian sich jam9 nan?
Emm bis sholat Tarawih tadi, trus beli snack ke swalayan didepan.emm klo akang bis dari mana?
Ya ya, emm, emm, ya klo saya bis ketemuan sama dosen pembimbing saya, buat skripsi saya? Mo dianterin gk?bisi aya naon-naon kitu dijalan.
Sempat saja diri terjebak oleh bisikan-bisikan para penghuni neraka disana.
Sepanjang perjalanan dari kota Bandung sampai ke Wilayah Jatinangor kebahagian pun tercipta dalam perjalanan pulang ku. Hanya ditemani oleh sebatang rokok dalam isapan mulutku.

Semalaman indah ini takkan terlupakan dalam hidupku, sebelum tidur ku sempatkan untuk SMS ke adikku, yang memberitahukan bahwa kaka besok pulang ke Jakarta, oh ya Usulan penelitian kaka diterima sama dosen pembimbing tugas akhir. Masih dalam kenangan indah, terhanyut oleh suasana yang terbawa oleh malam dan waktu serta dinginnya malam.

***

novel pecinta alam 7

Bau apek mengeluarkan baju lapangan yang belum dicuci 8 hari yang lalu dan logistik yang berjubel pada cariel 120 liter. Tiba-tiba datanglah bidadari cantik yang menjadi pasangan halalku saat ini. Dengan sedikit prolog,
“Aku memanggil Dia”, mo ngapain ke kampus hari ahad, ada acara di sini? Oh ya kang ada acara rapat di BEM, setelah ku tengok memang belum ada orang di ruang BEM, memang sekre BEM FMIPA dengan Caldera adalah tetanggaan, tapi kulihat lebih jelas lagi memang sepi dan terkunci sekrenya, maka kutawarkan untuk nunggu di sekre Caldera.

Ini kisah tentang sekuntum bunga seputih dari nan putih yang daunnya hijau dimusim kering kemilau disinar surya dimusim kembali tiba melati bersemi putih dan sejuk berimbas sunyi bergetar disudut hati.

”Rika tunggu aja di Caldera dari pada nunggu di luar kan gk enak”, tanpa basa-basi dia pun masuk ke sekre caldera yang hanya berukuran 3x4,5 m dengan asesoris lemari, komputer, TV 14 inci, tangga buat ke lantai dua yang sengaja dibuat, sekalian sebagai tempat tidur, tempat itu juga sebagai saksi percakapan indah.
Kutawarkan segelas air teh manis hangat yang menemani bincangku, selama dia menunggu teman – temannya di ruang BEM,

Dan akhirnya pun pertemuan itu cukup untuk kenal satu sama lainnya, dan akhirnya sedikit dengan nada bercanda, ku buka lagi perbincangan itu yang sempat – sempat menyinggung keluarganya dan baru ku tahu bahwa dia adalah sosok wanita asal Jawa dan asli keturunan ningrat, baru tau juga bahwa nama aslinya adalah Raden Ayu Rika Dinda Puspita.

Berbalut sweeter biru laut, berhijabkan kerudung putih nan bersih tertutup sampai ke dada. Sungguh indah wanita tersebut. Andaikan saja dia memang menjadi pasangan halalku saat ini, dan tak terasa hayalku melayang jauh dan sempat memandang wajahnya nan indah, sungguh luar biasa ciptaanNya tersebut. Sampai di akhir cerita akupun sempat meminta tukeran nomor HP kepadanya.

Keindahan luar biasa nan bersih, seperti ciptaanNya sang Khaliq, kepada alamnya di Pulau Lombok di atas bumi Indonesia di ketinggian 3726 m dpl, sungguh sempurna ciptaanNya seperti Gunung Rinjani di Indonesia Bagian tengah tersebut.

Dari situlah awal perkenalan sekaligus sebagai langkah awal silaturahmi dengan tetap terbalut sisi islamiyah, kemanakah selanjutkan kisah ini cuma kita berdua yang mengalaminya, sungguh tetap dalam landasan yang syari dan khazanah islami. Berawal dari sana tak kuasa aku menahan hati, wahai orang yang lembut hatinya, sudah lama aku tersiksa dalam tentang perasaan sebuah hati manusia, aku tidak ada siappun dihatiku kecuali Allah, maukah kau menjadi yang halal bagi ku, yang selalu kukecup keningmu, yang selalu ku hapus air matamu. Dari yang selalu menantimu, beni hermawan
Sebuah kata-kata sengaja ku lontarkan dengan sengaja buat yang akan menjadi pasangan halalku, melewati secarik surat.

***

novel pecinta alam 6

Ketinggian 3010 mdpl dan tibalah seluruh anggota team di pos peristirahatan untuk sekedar bermalam di pos Plawangan Senaru dan akan kembali dilanjutkan dengan summit attack besok pagi sekitar jam 3.00 pagi WITA.

Keheningan alam ditengah rimba sunyi, ku berjalan seorang diri, sebagai seorang kelana, ku dambakan jiwa ku, pada oh Tuhan ku, ku berdoa sepenuh hati, semoga tercapai tujuan ku, ku berjuang penuh tekad, demi nusa dan bangsa, kini hening dan sepi di dalam daun berbisik hai kelana, tabahkan hatimu tuhan selalu menyertaimu. Doa yang mengiring istirahat anggota team Rinjani.

Ketika detik berlalu dalam hidup ini, perlahan tapi pasti menuju mati raga terasa takut, menyusur dihati, takut hidup ini terisi oleh sia-sia, padaMu damai dan sepi, aku bertanya, dengan apa pun isi detikku ini, kerap datang rasa takut, menyusur dihati, takut hidup ini terisi oleh siapa oleh sia-sia, Tuhan kemana kami setelah ini, adakah engkau dengar cerita ini. (abah iwan)

Edelwies dari Rinjani sengaja berbisik, ku terawang keindahan kenangan hari-hari dimataku katakan yang lembut dan penuh kasih, ku ingat di malam itu kau beri daku senyum kedamaian hati yang teduh dalam dekapan dan kau biarkan kau kecup keningmu, mentari kelak akan meninggi kelak akan datang dingin pagi hari mencekam harapanku bintang kan terang memberi sinar dalam hari ku. Persiapan anggota team yang sudah ingin melakukan summit attack menuju puncak rinjani.

Cerita tentang alam dan cerita tentang kerinduan, nada yang bening untuk mu, nada dari lautan dan langit yang terbiru nada ini nada yang tersendu, nada yang tentang awan yang kelabu, kunyanyikan lagu ini lagu rindu, lagu ini lagu yang sendu untuk mu. Nyanyian langit, sore tadi surut perlahan-lahan dan bayang-bayang senja merayap satu-satu menjemput bintang-bintang yang diam diam ku terpana melihatnya. (puisi alam)

Tersiksa oleh perjalanan yang memakan waktu yang cukup lumayan berat, dengan medan berupa pasir dan debu membuat sesak nafas kami tercipta, kemiringan medan yang tidak tanggung-tanggung tercipta sekitaran 65 derajat. Ditambah dengan suasana dingin mencekam menusuk tulang-tulang, walupun sudah memakai jacket nan tebal, kupluk, sarung tangan, dll.

Jangan pernah sesali jangan pernah tangisi, semuanya yang pernah terjadi. Bila langkah terhenti itu bukan berati, hidupmu sampai disini, menangislah, tersenyumlah, mawar pasti berduri, dan juga hidup ini penuh kejutan yang tak pasti, hadapi ini sebagai sebuah pelajaran hati yang bisa kuatkan hati. Selamat datang keindahan.
Perjalanan Mencari Cinta. Petualang seringkali berpergian ke ruang-ruang yang belum pernah dikunjunginya. Ia mendaki ke puncak Gunung, menyusuri pantai, menerjang jeram anak sungai, mendaki tebing curam, atau menyepi ke Pulau yang terpencil ke sebuah ruang yang sama sekali baru, dan sering kali ruang itu adalah tempat yang alami atau natural. Mengapa yach kok manusia suka sekali kembali kepada alam? Apakah karena ia berasal dari alam? Mungkin ketika ia pergi meninggalkan alam, lalu membangun tembok, jalan-jalan berbeton dan kota-kota, ia telah mengasingkan sendiri dirinya dari tempat asalnya maka, kembali ke alam menjadi suatu kesempatan untuk menengok 'kampung halaman' dan mengisi energi kehidupan kembali.

Indah lukisanMu itu tak kuasa menulisnya, sejauh mata memandang. Sejuta kabut menghilang tiba-tiba, suasana mencekam tiba-tiba indah tersajikan indah mengitip mentari di pojok timur nan jauh disana. Seberkas garis nan indah tersajikan berwarna lain dari yang lain melihat cakrawala nan sejuk dan tetap suasana dingin tersaji lengkap di puncak rinjani nan tinggi, ku buka lebar-lebar pintu hati ku sungguh indah ciptaanMu Ya Rabbi.

Keindahan yang benar-benar tercipta sungguh membuat hati ini menangis, sekaligus gembira melihat sesuatu yang belum dan tidak pernah terlihat seperti ini. Perjalanan yang sungguh luar biasa membuat hati kami ingin menangis dibuatnya, mulai dari kepanasan, kehausan, nafas tersengal-sengal, nilai saling membantu, kebersamaan, kerjasama, sesak nafas, kedinginan, membuat kami menjadi semakin dekat dengan pelukan sang Khaliq kita dan terlihat dalam hati kami semua semanjak berdoa semoga diberikan segala kemudahan dan puji sukur telah diberikan semua ini.

***

novel pecinta alam 5

Sejurus mata memandang, hari kerayaan setiap minggunya oleh semua umat muslim didunia ini adalah hari Jumat yang akan berkumpulnya semua umat muslim khusus para ikhwan, tepat jam 16.30 seusai sholat ashar team akan mangadakan pelepasan yang menurut saya yang terlalu di dramatisir oleh anggota team yang lain. Hadirlah dari perwakilan setiap himpunan di jurusan masing-masing, perwakilan PA jurusan, BEM, BPM dan UKM basket.

Terpikirkanlah oleh saya pada saat itu, aPakah kesiapan team sudah siap benar. Logistik, alat-alat lapangan, tenda, SB, dll sudah siap semua. Kondisi fisik semua anggota kulihat satu persatu oke semua, tidak ada yang perlu diragukan kembali
Tiba saatnya untuk keberangkatan menuju stasiun Kiaracondong, seperti biasa tidak ada hal yang khusus untuk perjalanan ini, hanya didominasi oleh panas, gerah, tidak nyaman, dan capek. Selama 16 jam hanya duduk terPaku di bangku berhadapan 4 orang di Kereta Api Mutiara Selatan kelas ekonomi.

Hari yang sangat melelahkan sempat belum seperti ini kembali capeknya yang sudah berpengalaman menuju ke Surabaya naik KA ekonomi dari Bandung yang ingin menuju ke Probolinggo, Jawa Timur dahulu yang hanya menaiki Gunung Argopuro. Sisa-sisa kehidupan masih terlihat di Stasiun Gubeng Surabaya, sempat kulirik jam tangan oh ternyata kita telat 15 menit dari jadwal sampai KA reot ini, sempat-sempat ku berpikir panjang dalam hati, dari Stasiun Gubeng Surabaya kita akan berangkat menuju Banyuwangi Kota di Pulau Jawa yang paling ujung Timur, ku sengaja menuju ke salah satu petugas KA disana,
“Pak klo KA ke Banyuwangi dah datang apa belom ya Pak?”dengan nada sedikit memelas dan bertanya.
“Oh Maaf, Mas Kereta Apinya sudah Berangkat sekitar 10 menit yang lalu!!” dengan nada Jawa yang Khas.
Oh tidak, sempat terpikirkan oleh ku, dan kondisi team ku yang mulai terlihat kekecewaannya dijauh sana.
Okeh Pak, matur muwun!!!jawab ku singkat dan langsung berpaling meninggalkannya.

Setelah angin Surabaya sidikit berbisik, dan ditemani oleh sunyi senyapnya suasana disana, setelah dirapatkan sejenak oleh team, akhirnya kita sePakat untuk bermalam di Stasiun Gubeng, baru besok pagi kita akan sedikit bergirilya kembali untuk melanjutkan perjalanan yang terganggu sedikit oleh keterlambatan tersebut.

Beralaskan spanduk salah satu sponsor yang sengaja oleh temanku Opick menjadi alas untuk tidur, berselimutkan angin malam yang memang tidak begitu dingin pada alam itu berbeda dengan suasana kota Bandung kalau memasuki malam hari, dan memang terasa oleh semua anggota team tidak nyenyak tidur merasa gerah, panas, dan ditemani oleh nyamuk-nyamuk malam yang sengaja tanpa permisi mengambil yang bukan hak-nya itu.
Gemuruh suara operator KA membangunkan seluruh anggota team, lumayan sedikit istirahat di hari yang penuh keluh dan kesal itu, dan suara KA pertamina lewat dengan gerbong penuh dengan tulisan Premium 5000 liter.

Setelah membeli tiket untuk keberangkatan KA jurusan Banyuwangi yang sengaja kita tidak lanjutkan menuju Bali takut kemahalan harga tiketnya, setibanya di stasiun baru Banyuwangi kita team sengaja beristirahat sejenak di depan pintu keluar, dan sudah banyak calo yang menawarkan harga, dan sudah tidak diperdulikan kata – kata calo tersebut. Dan sedikit bertanya ke petugas KA ditunjukkan arah Pelabuhan Ketapang.

Jam 16.00 WITA sampai di Pelabuhan Ketapang dengan suasana yang indah sambil tidak lupa mencuri waktu untuk sekedar berfoto riang di depan pintu masuk pelabuhan, dengan harga tiket sebesar Rp 4.000,- hanya untuk menyebrang ke Pulau Bali, menikmati alam yang indah, jangan terlalu cepat kau ingin segalanya dari diriku ini, jangan terburu-buru akupun masih menikmati alamMu ini, begitu banyak perhatianMu yang telah Kau berikan, terlalu yakin diriku ini akan kebesaranMu ini walau hanya sekejap memandang indah AlamMu ini. Berapa banyak pena dan tinta yang tak mampu ku lukiskan di secarik kertas ini, sangat indah, ini baru keindahan di Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk Bali bagaimana dengan keindahan di Gunung Rinjani disana?

Perjalanan pun dilanjutkan kembali menuju terminal besar di kota Denpasar, Bali. Di terminal Ubung, Bali akan kembali diteruskan menuju Pelabuhan Padang Bai. Dan menyebrang kembali ke Pelabuhan Lembar Pulau Lombok dan diteruskan menuju terminal Mandalika, suasana Gunung Rinjani kembali terasa kembali diperjalanan menuju kabupaten Sembalun Lawang, perbukitan kaki Gunung Rinjani kembali tersaji indah diselingi oleh hutan hujan tropis nan indah, terlihat Macaca dan Traphitecus tersaji indah menemani setiap perjanan menuju titik awal pendakian di Sembalun Lawang, Nusa Tenggara Barat. Dan sudah direncanakan oleh semua anggota team untuk berangkat besok pagi sekitar jam 5.00 pagi waktu Indonesia bagian tengah.

Suasana pagi jam 4.00 pagi team sudah terbangun dari tidurnya, suasana pagi nan gelap gulita, dingin mencekam, dan rasa takut pun tercipta dikala diriku ini menaiki Gunung Rinjani tersebut. Sempat terpikirkan oleh ku kira-kira berapa derajat di atas sana?wah sudah tidak terbayang diriku ini, di kaki Gunung saja sudah sedingin ini bagaimana kalau dipuncak sana ya?

Sesudah sarapan ala kadarnya, mempersiapkan segala sesuatu menuju puncak, dan alat penerang ditangan, dan sesudah berdoa dan pemanasan guna memperkecil cidera yang akan dialami selama perjalanan menuju pos setiap pos selama perjalanan. Sesudah sholat berjamaah bergantian, team langsung berjalan menuju titik, yaitu Plawangan Sembalun, sebuah tempat yang belum kebayang seperti apa tempatnya hanya melihat di litelatur oleh orang yang sudah menuju ke Gunung Rinjani.

Setiap pos demi pos sudah terlewati, panas sinar matahari membasahi baju lapangan setiap anggota team, dengan nafas yang tersengal-sengal tetap konstan langkah demi langkah tapi pasti naik keatas, melawati kali mati, padang ilalang nan rata dengan persiapan air mulai menipis karena diminum secara tidak memanusiawi, dan baru terasa betapa nikmatnya seteguk air yang segar. Dikala suasana yang cukup panas, dan team pun sudah mempertimbangkan segala resiko yang akan dialami jika melewati jalur pendakian Sembalun Lawang, yaitu akan melewati Padang ilalang nan panas jika melewati sampai tengah hari, itulah salah satu ujian yang akan ditemui, selain medan yang kontinu padang ilalang dan batu-batu cadas, dengan kemiringan sekitar 40 – 60 derajat setiap jalur yang dilewati setiap pos.

Memang rasa kesal dan peluh menanggapi setiap anggota team, dan tibalah pada pos bukit penyesalan, yang harus dilewati 6 buah bukit dan inilah tantangan terbesar pada setiap team, melewatinya serasa ingin balik kembali ke titik awal pendakian karena merasa tidak sanggup melewatinya. Bukit pertama dilewati ternyata ada bukit kembali dan terus menerus hingga sempat ada kata putus asa dalam kamus hati saya. Dan inilah perjuangan yang berat, melihat anggota team yang lain Opick, Dian dan Mamat dengan tetap kontinu terus melangkah tapi pasti menuju keatas bukit, dan saya pun tetap melangkahkan kaki saya mengikuti langkah kaki teman-teman saya.

***

novel pecinta alam 4

Memang miris hanya aku sajalah yang sudah berkeluarga dan lulus dengan syarat 4 tahun 4 bulan dari jurusan Biologi Unpad. Dan telah dikaruniai seorang anak perempuan lucu nan menggemaskan, indah mirip sang ibu seorang sarjana Fisika Unpad yang hanya berbeda 1 tahun dibawah ku, kami baru 1 tahun 3 bulan tahun semenjak kami menikah. Dan memang waktu itu adalah waktu-waktu yang sangat indah.

Singkatnya adalah, tidak sengaja hari ahad sekitar jam 10 pagi di kawasan kampus FMIPA Unpad, tepatnya di Sekretariat Kelompok Penempuh dan Pecinta Alam Caldera FMIPA Unpad. Ya memang aku adalah seorang yang Pecinta alam yang gemar naik Gunung dan berjelaga di tengah hutan. Balik lagi kecerita perkenalan dengan si Dia adalah, memang waktu ahad pagi hari kawasan Unpad Jatinangor berubah menjadi kawasan olah raga dan Paun (Pasar Unpad) yang hadir Cuma sekali dan seminggu, memang bulan Agustus adalah bulan para mahasiswa sedang asik-asiknya liburan maka dari itu memang sepi dari kawasan pendidikan karenakan mahasiswa sedang tidak berada dalam masa perkuliahan.

Sedang asik – asiknya membereskan cariel yang sempat pertama kalinya aku pergi jauh meninggalkan Pulau Jawa menuju ke Pulau Lombok hanya sekedar menjalani Science Expedition Mount of Rinjani, yang meruPakan Gunung aktif kedua tertinggi setelah Kerinci di Pulau Sumatra.

Persiapan sudah jauh matang pada awal bulan Mei 2008 oleh team yang akan dipersiapkan untuk berangkat menuju ke Gunung tersebut, Rinjani di sebelah Indonesia bagian tengah terletak di Pulau Lombok kaya akan keberagaman budaya yang masih terjaga seperti kesopanannya. Akhirnya bulan yang dinanti oleh Team Expedition sudah sedikit berusaha mencari sponsor keberbagai pihak, tapi nyatanya seperti biasa dana yang didapatkan hanya dana taktis dari pihak birokrat Unpad, PD II, PR III, dan POMA FMIPA Unpad, selainnya dana dari Pihak Sponsorship Pocary Sweet, Eiger, dan Pikiran Rakyat berupa kerja sama produk. Ya dengan terPaksa team yang sudah direncanakan akan berangkat 2 team kini hanya akan 1 team yang akan berangkat, dengan proses seleksi yang ketat, dan tibalah dari segenap kicauan burung hantu di sekitaran D1, secercah cahaya bulan purnama, dan hembusan angin malam di pagi hari jam 01.15 di sekretariat Caldera FMIPA Unpad, terbentuklah team yang akan berangkat ke Gunung Rinjani itu, adalah Opick, Mamat, Dian dan saya sendiri. Hal ini dilakukan dengan banyak pertimbangan selain kesiapan fisik, mental dan dana yang kurang mencukupi untuk keberangkatan 2 team sekaligus.

Mulai dari sana 4 orang ini yang akan membawa misi, yang ditanggung disetiap semua individu team, selain dari itu juga, tanggungjawab dan keselamatan masing-masing individu.

novel pecinta alam 3

Pagi harinya; Diseberang rombongan anak kecil berPakaian rapih. Anak laki-laki mengenakan baju koko, yang perempuan rapat menutup auratnya dengan Pakaian muslimah. Bercanda riang berjalan menuju Mushola untuk belajar Iqro’ di TPA. Inilah anak-anak harapan bangsa. Bangsa yang sekarat tapi sulit untuk menghembuskan nafas terakhirnya. Persis kisah dalam sinetron tentang seorang yang tersiksa menghadapi ajal karena dosa masa lalunya. Inilah bangsa kita, tinggal menunggu ajal atau malaikat penolong yang bernama International Monetary Fund.

Traffict Light sudah berubah hijau, namun tidak ada aktifitas pergerakan didepan, semua kendaraan terdiam mengacuhkan. Pak Pengatur Lalu-lintas membentangkan kedua tangan, isyarat semua kendaraan harus berhenti. Sang Penguasa Siang tepat di ubun-ubun kepala, memanggang otak yang sudah penat.

Sialan! Hanya karena iring-iringan mobil dengan plat warna hijau bergambar bintang, semua kendaraan yang lain harus berhenti memberi jalan. Begitu tergesa-gesakah mereka, hingga sudah meluPakan budaya antri di jalan raya. Sudah hilangkah rasa cinta bangsa ini pada rakyatnya?

Petinggi militer berlalu, motor kembali melaju membelah jalan raya, segera merayakan rasa cinta dengan keluarga. Bercanda riang dengan Rinjani.

Memberikan waktu kebersamaan dengan Rinjani, dan yang paling penting recovery untuk persiapan nanti malam. Sebuah percumbuan indah dibawah mahligai cinta dengan pasangan halalku. Berselimut bersama, peluh desah menikmati kenikmatan bersama. Berbuah manis berpayung pahala indah dan nikmat tak terkira.

Diawali dengan kecupan-kecupan lembut nan mesra. Menemukan birahi, pelan-pelan mencapai puncak hasrat bersama. Bersatu dalam kehangatan tubuh yang berpeluh. Kenikmatan tiada terperih anugerah Sang Pencipta, berpayung Ijab Qobul dan do’a. Oh, alangkah indahnya percintaan dalam naungan pernikahan.

“Bapak, jajannya mana Bapak?”, dengan ejaan yang belum sempurna Rinjani berlari menyambutku yang baru saja tersadar dari lamunan. Kuraih Rinjani, menyerbu dengan ciuman di pipi yang lembut. Merasakan kemanjaan dan kelucuannya.
“Ini jajannya, tapi nggak boleh na….”
“Kal!”, jawab Rinjani sigap ditambah senyum riang khas yang selalu membuatku rindu. Tangan mungilnya meraih satu bungkus es cream coklat, turun dari dekapanku kemudian berlari memanggil ibunya.

“Mas, kok pulang lebih cepat ada apa? Ada apa di kantor?”, tanya istriku keheranan sambil meraih daypack yang selalu kubawa untuk kegiatan operasional kerja dilapangan.
“Nggak ada apa-apa kok, pengen pulang aja. Capek.”
“Ya udah, beli mie ayam aja ya? Soalnya tadi nggak masak.”jelaskan istriku.

Aku mengangguk pelan, isyarat setuju. Sambil menunggu mie ayam, kuraih remote televisi dan menyalakannya. Menonton acara kriminal Sergap yang tayang tiap jam setengah duabelas siang. Aku tertarik pada headline acara tentang seorang mantan calon Bupati yang menderita gangguan jiwa.

***

novel pecinta alam 2

Pagi yang indah, bale-bale pun mulai terlihat indahnya dipojok kos-kosan sebelah timur jauh kota Bandung yang menjadi tempat transit sementara para penduduk Jakarta yang penat dengan rutinitas sehari-hari yang menuntut deadline secepatnya, ya masih jauh dari pusat kota Bandung sebuah kota sub urban seperti ingin bergaya macam-macam para pemuda lokalnya yang malah salah bergaul dan salah berpenampilan, kota yang dikala adalah sebuah tempat indah karena banyak terdapat, ladang Manihot esculenta dengan di sela-sela oleh sawah Oryza sativa yang luas nan indah, kini berubah menjadi kawasan ekonomi yang paling elitte, menjadi perumahan yang disewakan alias kos-kosan, tempat makan alias warung nasi, toserba 24 jam, fotocopy-an, loundry and drycleaning, dll. Ya Jatinangor kota tersebut. Terletak di sebelah timur nan jauh disana alias Km 21 klo dari pusat kota Bandung alias alun-alun kota.

Benar-benar telah berubah, semenjak kota tersebut kedatangan para kaum intelektual, kaum yang seharusnya membawa perubahan integralistik pada masyarakat ini, dan seharusnya sebagai kaum yang pemberontak bila ada sedikit saja hal-hal yang berbau ketidakadilan, tetapi nyatanya malah diam terpelongok melihat kejahatan nepotalisme tersebut. Menjadi kawasan pendidikan sejak tahun 1995 yang sejak itu hanya ada kampus baru Unpad dan STPDN yang sekarang IPDN dan terus bertambah ada Unwim dan Ikopin.

Dari utara beriringan petani-petani dengan sepedanya membawa bertumpuk-tumpuk damen, menandakan kerinduan tiga bulan sekali para petani terhadap hasil panen telah terbayar. Walau hanya menghasilkan sedikit dari kerasnya usaha mereka. Terjepit diantara harga pupuk yang melambung, minyak tanah yang semakin mahal serta sulit didapat dan rengekan anak-anaknya minta dibelikan sepatu baru untuk masuk ke sekolahnya yang baru. Ibu-ibu yang menjual nasi bungkus keliling ke tiap kosan mahasiswa yang kere. Suara alam di kamar masing-masing berupa nyanyian dari speker butut yang sengaja dipasang gede-gede biar tambah hidup suasana dikamarnya.
Teman-teman ku yang satu lagi adalah Yana Supriatna. Kalau diterusuri dari namanya pastinya anak Sunda asli. Yups, benar sekali seorang anak Bandung, berbadan besar kedua dari si dian, orang lucu, pemalu, dan banyak digemari oleh cewek-cewek seangkatannya, katanya sich ngegemesin. Seorang yang suka mengamati burung alias bird waching, seorang bird wachers dan sering ngumpul bersama teman-temannya pecinta burung di kawasan Ganesa ITB setiap hari minggu pagi pastinya dia nongol disana.

***

novel pecinta alam 1

“Karena Alam Mengajarkan Kebenaran” Sebuah karya perdana Terinspirasi oleh keindahan ciptaanNya

Dua puluh satu derajat di atas cakrawala, matahari melolok dan mengintip genit di balik indahnya Gunung Manglayang. Suara kicauan burung pun menambah indah dan seru mengawali indahnya pagi. Sinarnya menari-nari di sela pepohonan yang sudah kering karena kemarau. Semarak bendera dan umbul-umbul bernuansa merah putih, menandakan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik 2008 Indonesia telah tiba. Aktualisasi dari paham yang masih abstrak: Nasionalisme.

Mentari, menyala disini, disini didalam hatiku gemuruhnya sampai disini, disini diurat darahku, meskipun tembok yang tinggi mengurungku, berlapis pagar duri sekitar ku, tak satupun yg mampu menghalangiku, menyela didalam hatiku, hari ini hari milikku juga esok masih terbentang dan mentari tetap menyala disini diurat darahku. Disini diurat darahku. (abah iwan)

Seperti hari-hari yang lain, bergelut dengan rutinitas kewajiban sebagai seorang mahasiswa yang gk punya niat untuk bangun pagi sekedar mencari keringat, sekedar mengisi waktu dan walhasil hanya bergelut pada hangatnya selimut dan empuknya bantal, dilapisi kasur busa, ibarat sebuah roti tawar yang enak bila dimakan ditambah selai coklat. Lolongan suara ibu penjual nasi kuning keliling dan sekedar gorengan bala-bala, combro, misro, cireng, gehu yang membuat bangun seluruh penghuni suatu tempat, berukuran 3x3,5 m dengan langit-langit putih, didepannya sebuah meja kecil terlihat sebuah monitor, CPU, TV 14 inci dan tumpukan buku-buku, kertas, dan baju kotor yang tercampur menjadi satu ibarat ingin membuat bakwan jagung. Komputer masih diPakai nge-game teman ku Oky Faisal yang sering disebut Ocie, oleh teman-temannya. Seorang calon sarjana science Universitas Padjadjaran yang kerjaannya hanya suka bermain game sampe-sampe lupa waktu untuk makan apalagi tidur, sejak semalam belom juga tidur, keasikkan maen game Samurai Japannes dari PS3 yang sengaja dipasang pada komputer.

Tak terasa sang mentari pun mulai meninggi di depan kosan salah satu teman ku, Taufiq Yustiadi banyak teman-teman memanggilnya si Opick, orang santai, cuek bebek, sangat memperhatikan kebersihan tubuhnya tapi klo kosan gk pernah tuch, dan sangat memperhatikan wanita-wanita alias cwe-cwe cakep. Dialah yang mempunyai tempat kosan ini yang terletak di Desa Ciseke Kecil, Jatinangor, yang biasa menjadi tempat Basecamp nongkrongnya para anggota pemuda yang gk jelas juntrungannya mo ngapain, hanya disibukkan dengan maen game, bercanda.

Suara longlongan motor Honda tahun 2006 yang baru banget dibeli, karena ada satu dan lain hal yaitu motor Honda Kharisma tahun 2005 hilang sempet dicuri maling yang gk nanggung-nanggung didepan halaman rumahnya sendiri menurut dari laporan polisi Lembang dan juga sempat berpikir bokapnya seorang polisi dan sempet-sempet juga ada kata kemalingan dirumahnya. Datanglah anggota komunitasku yang lain. Mamat nama panggilannya, seorang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Jatinangor yang sudah enam semester kuliah, dan memasuki semester sebelas. Seseorang dari keturunan asli Lembang alias Sunda tea yang logat bicaranya aneh, cepat dan ditambahkan logat gaya sunda yang gk mungkin bisa hilang dari cara bicaranya. Dan juga sebagai salah satu pewaris tunggal usaha pribadi ibunya yaitu memproduksi susu gelas yang siap diminum, cukup dengan harga Rp 2000,- anda bisa menikmati nikmatnya susu sapi asli Lembang. Setelah menyelesaikan hajat absensi di kampus dan menyetor barang baru se-produk susu gelas dan literan yogurt khas Lembang ke Om Agus seorang pedagang asli Sumedang yang sangat baik hati dengan buku catatan bertumpuk mencatat seluruh hutang piutang mahasiswa yang terbelit masalah finansial dan setiap awal bulan pastinya dibayar, walaupun tanpa ada senyuman kecut merasa dihutangi melulu sama mahasiswa kere, beliaupun tetap saja tersenyum sambil mengatakan kata-kata sindiran yang cupu.

Duduk di depan monitor komputer, menjalankan game Street Racing Syndicate, sebuah game balap mobil buatan NAMCO Corporation. Tapi setiap hari hanya nongkrong di warung kopi sebelah kantornya. Berseragam. Jika kalian berkunjung ke kampus, cukup datang ke Bengkel. Mudah mengenalinya, penglihatan mewakili otak yang sudah karatan termakan korosi bangku kuliah. Ya itulah salah satu teman ku Dian Ieddi Wibowo, badan besar, hitam, berkaca mata. Seorang lelaki Jawa tulen yang menjadi salah satu temanku yang unik, usil dan gk kobe. Melihat dia seperti salah tingkah apabila kalian adalah wanita cantik yang menjadi pujaannya yang sampai saat ini belom kedapetan menjadi pacarnya. Dia memang teman ku yang paling tua usianya, tetapi tetap saja tingkah lakunya seperti anak SMP yang baru gede. Kalau ditanya hobby adalah tukang modifikasi motor kesayangannya yaitu Honda karisma 125 CC tahun 2006 yang sempat dibelikan oleh Bapaknya yang wong Jowo setelah merengek-merengek minta dibelikan motor, sempet linglung Bapaknya cari duit dari mana dan akhirnya di jual juga dua ekor Kerbau kepunyaan ayahnya itu hanya untuk memenuhi syarat anaknya yang kuliah di Unpad, klo gk dikasih temanku ini akan mogok kuliah, padahal kalau dilihat-lihat jarak dari kosannya menuju ke wilayah kampus tidak lebih dari 2 Km dan bila ditempuh dengan jalan kaki cukup dengan waktu 15 menit aja, itu juga sudah lewat jalan tikus, pematang sawah, warung nasi, dan pos ronda dikawasan Ciseke Jatinangor.

***

PERJALANAN MENCARI CINTA

Dulu, aku selalu mengagumi pantaiku dengan hamparan pasir putih.
Memanjat pohon yg tumbuh 20 meter dari bibir pantai, dan aku harus
berlari 50 meter dari halaman rumahku. Namun pohon itu sekarang
tergenang air dan jarak rumahku tinggal 10 meter dari bibir pantai.
Sewaktu aku kecil pernah terbayang hal ini, namun tak pernah terpikir
kalau semuanya terbukti.
Perjalanan Mencari Cinta. Petualang seringkali bepergian ke
ruang-ruang yang belum pernah dikunjunginya. Ia mendaki ke puncak
gunung, menyusuri pantai, menerjang jeram anak sungai, mendaki tebing
curam, atau menyepi ke pulau yang terpencil ke sebuah ruang yang sama
sekali baru, dan sering kali ruang itu adalah tempat yang alami atau
natural. Mengapa yach kok manusia suka sekali kembali kepada alam?
Apakah karena ia berasal dari alam? Mungkin ketika ia pergi
meninggalkan alam, lalu membangun tembok, jalan-jalan berbeton dan
kota-kota, ia telah mengasingkan sendiri dirinya dari tempat asalnya
maka, kembali ke alam menjadi suatu kesempatan untuk menengok 'kampung
halaman' dan mengisi energi kehidupan kembali.

Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat dan Dia
menciptakan gunung-gunung (dipermukaan) bumi, supaya bumi itu tidak
goyang bersama kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala jenis
binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan
padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (31;10)

Sambutan Presidium Kongres X Kema FMIPA Unpad

Bismillahhirohmanirrohim
Assalammu’alaikum Wr. Wb.

“Disana, di Istana sana, Sang Paduka Yang Mulia Presiden tengah bersenda gurau dengan isteri-isterinya. Dua ratus meter dari Istana, aku bertemu si miskin yang tengah makan kulit mangga. Aku besertamu orang-orang malang…” - Soe Hok Gie, Zaman Peralihan (Ingat, Soe Hok Gie saja suka naik gunung alias berpetualang, diskusi/debat dan baca buku)

Tiap detik malam ini semakin membuatku sadar terhadap apa yang seharusnya kusadari. Menapikan jejakku yang hanya serpihan kecil di tengah padang ilalang. Terlalu mikroskopis dibanding hegemoni semesta, sebuah tirani yang selama ini justru ter-tirani. Ujung Bandung timur ini bukan ujung segalanya. Tapi sejauh mata memandang hanya tampak oasis ujung yang juga sedang mencari ujung. Serpihan titik terang di kubah langit tampak anggun menjadi koreografi atap. Mereka berkolaborasi menertawakan kita yang terlalu berfantasi hingga terlena dalam fana. Terlalu lemah di hadapan ombak yang tak pernah berhenti berlari, terus bergulung-gulung, dan saling berkejaran. Meskipun pada akhirnya pecah dan terdispersi di bibir pantai. Atau terhempas karang terjal yang secara de facto terjal yang menghadang dengan frontal.

Kehadiranku disini bukan realisasi dari amorfati. Justru sebaliknya, mungkin absolut 180 derajat berbeda. Aku masih ingin berdiri di hamparan pasir putih dan mewujudkan mimpi. Aku masih ingin visualku melihat saat bahagia yang ingin kucapai. Dan aku masih ingin tertawa bersama mereka yang kucintai. Perhatikan sisi timur. Inikah filasafat alam yang sebenarnya selalu tersaji di hadapan kita namun sering terabaikan? Cahaya, yang hampir selalu mendapatkan konotasi positif, justru datang dari bawah. Meskipun sebelumnya gelap, ketika dari sudut pandang kita sudut elevasinya semakin besar, ruang kita akan semakin terang. Sudut elevasi? Ya, sudut antara sebuah garis dengan proyeksi tegak lurusnya pada sudut tertentu dengan suatu sumbu sebagai acuan. Ternyata seperti itu. Rasanya aku sudah mendapatkan konklusi absurd namun masif. Jadi aku harus lebih membuat usaha untuk membuat proyeksi itu. Aku harus menjemput cahaya!!!

Akhir kata, saya ucapkan selamat datang Mahasiswa FMIPA Unpad 2009 di kampus yang berdedikasi tinggi dan penuh dengan intelektual dan kultur religius. Mahasiswa yang notabene sebagai salah satu komunitas dari bangsa ini, yang mempunyai peran sebagai motor penggerak kehidupan bangsa dengan kapasitas intelektualnya dan diharapkan memberikan kontribusi yang kongkret di segala bidang keilmuan dalam roda pembangunan dengan tujuan mulia tercapainya peradaban bangsa yang diharapkan. Yakinlah pada diri kalian adalah orang-orang yang terpilih yang memang sepantasnya untuk menjadi mahasiswa FMIPA Unpad 2009. Dan yang terakhir “Karena Alam Mengajarkan Kebenaran”.

Presidium I
Beni Hermawan
C.040.GRK/D1D050054

Penyakit karena alam, Indikasi dan penanganannya

A. Mountain Sickness
• Penyebab : Turunnya kadar oksigen udara pegunungan, menyebabkan turunnya kadar oksigen dalam darah dan akan berakibat langsung ke otak.
• Tanda-tandanya : Mual, muntah, haus, nafas tersengal, lemah, turun nafsu makan , pucat (kebiruan pada bibir dan kuku), pusing dan sakit kepala.
• Pertolongan : Prinsipnya, alirkan lebih banyak oksigen kedalam udara pernapasan dengan cara :
o Menggunakan tabung oksigen
o Turun Kembali ketempat yang lebih rendah
o Berusaha sendiri untuk bernafas lebih cepat dan lebih dalam (agar oksigen dapat terhisap lebih banya). Hati-hati karena dapat semakin pusing dan mual.
o Berjalan pelan-pelan, ambil istirahat dalam beberapa langkah sehingga dapat mengurangi kebutuhan akan oksigen.

B. EXPOSURE
• Adalah keadaan kelelahan fisik dan mental yang disebabkan oleh keadaan alam/lingkungan.

1. Hipotermia
a. Biasa terjadi pada keadaan basah dan berangin ditempat yang dingin ditandai dengan suhu tubuh yang menurun, rasa lelah, sulit berbicara dan pikiran yang tak terkendali.

b. Pertolongan : Perbaiki keadaan, Ganti pakaian yang basah dengan yang kering jika ada beberapa lapis, istirahat dalam kantong tidur untuk mengurangi pengeluaran panas tubuh. Beri makanan dan minuman hangat agar suhu tubuh kembali normal

2.Heat Stroke
a. Disebabkan suhu yang tinggi dengan pemasukan cairan yang kurang. Dapat terjadi karena berada ditempat yang panas dalam waktu yang lama atau karena olah raga yang mengeluarkan banyak keringat tapi tidak diimbangi dengan cairan masuk yang memadai. Adapun tanda-tandanya antara lain suhu tubuh yang meningkat tak terkendali, keringat berkurang, sangat haus, sesak nafas, sakit kepala sampai penurunan kesadaran. Umumnya didahului dehidrasi.

b. Pertolongan : Bawa ketempat teduh, lindungi dari panas matahari, dinginkan kepala dengan kompres dingin dan beri minuman yang dingin.
Jika terjadi sesuatu hal yang sangat membahayakan selain yang diatas maka korban akan segera dilaporkan ke basecamp menggunakan radio dan langsung dibawa ke camp terdekat apabila tidak sanggup menangani korban, maka korban dibawa ke rumah sakit terdekat.

dari berbagai sumber

bukan puisi

kenangan . . .
yang teringat hanya canda dan kesedihan
dalam gelap hati aku menangis
mengenangpun tak jadi arti
semua yang telah terjadi
takkan kembali
kenangan . . .
kan tercipta bila kekasih pergi
tuk selamanya
bisikan hati yang tersimpan dalam bayangan telah jadi bintang
kali ini ku takkan biarkan ia terjatuh atau menangis

Seringkali pikiran kita sendirilah yang membatasi
apa yang bisa dan apa yang tidak bisa kita raih.
Sementara tindakan kita akan sangat tergantung pikiran kita.
Jika pikiran kita membatasi, maka tindakan kita juga terbatas,
dan tentu saja sukses kita juga akan kita batasi.
Berpikirlah diluar kotak.

”Jadilah bambu. Jangan jadi pisang.
Daunnya lebar membuat anaknya tidak kebagian sinar matahari.
Bambu lain rela telanjang asal anaknya, rebung, pakaiannya lengkap.”

mau lengkap puisi2ku????
hubungi aja saya: beni.hermawan@gmail.com

Tips Menjadi Mahasiswa Sukses

Anda mahasiswa yang luntang-luntung kurang kerjaan? Sudah mulai mual ndengerin kuliah pak dosen? Mulai bete dengan suasana kos-kosan? Apalagi teman dekat sudah mulai pindah kos karena nggak tahan anda utangin terus hehehe. Pingin teriak sekeras-kerasnya tapi takut ditimpukin tetangga? Atau dulu punya mimpi pingin ikut mbangun republik tercinta, tapi jangankan itu, mbangun diri sendiri saja susah bo :) Apa salah jurusan yah? Padahal dulu dah baca-baca tulisan tips dan trik memilih jurusan. Bingung karena nggak dapat apa-apa di universitas. Jadi makin terseok-seok dan tanpa ruh kalau baca tulisan tentang jenis mahasiswa. Hmmm … coba deh ikuti tulisan ini, siapa tahu ada tips yang cocok dan bisa bikin semangat bangkit.

1. Bangun tidur, berdiri di depan kaca, ucapkan bahwa andalah yang terbaik di kos-kosan ini (Ya soalnya anda sendirian sekarang :D ) Kalau anda merasa itu kurang, ucapkan bahwa andalah yang terbaik di kelas anda atau terganteng di kampus anda. Yakinilah bahwa anda adalah manusia pilihan, paling tidak terpilih sebagai wakil desa anda yang bisa kuliah di universitas ini. Atau kalau lebih pede lagi, bilang bahwa andalah makhluk terbaik di muka bumi, ya memang benar, paling tidak dibandingkan dengan hewan dan tumbuhan :P

2. Mandi yang bersih, sisir dan rapikan rambut anda. Ambil handphone, bikin senyuman paling manis, foto wajah anda. Ulangi lagi kalau masih kurang enak dilihat. Kalau sampai 10 kali jepretan masih juga kurang enak di lihat, ambil secara acak saja. Mungkin wajah anda memang tidak terlalu enak dilihat :)

3. Nyalakan komputer, akses internet, nggak usah ke mana-mana, langsung saja buka http://wordpress.com/ blogger. Buat account blog di sana.

4. Renungi hidup anda, ingat-ingat lagi perjalanan hidup dari kecil sampai sekarang dan apa yang telah anda lakukan. Masuk ke menu administrasi http://wordpress.com, klik Write->Page. Buat tulisan dengan judul About Me, tuliskan resume, kisah hidup dan Curriculum Vitae (CV) anda. Tuliskan “apa saja” seluruh kegiatan anda di sana. Dari lahir, SD, SMP, SMA dan kuliah. Pernah jadi ketua OSIS, sekretaris, bendahara atau pesuruh OSIS? Atau pernah ikutan nyembelih kambing kurban, pernah jadi penjaga masjid, pernah bikin workshop komputer, pernah menang lomba balap karung, cerdas cermat atau lomba gambar di kampung. Tulis semuanya. Kerahkan seluruh ingatan anda, anggap saja nostalgia. Sekali lagi, tulis semua, apapun yang anda lalui di “Page” berjudul About Me tadi. Sudah puas? Klik “Publish“. Kalau ada yang kurang tambahi lagi, kalau merasa halaman itu nggak cukup dan harus tulis dalam OO Writer atau MS Word, copy and paste saja draft tadi. Jangan lupa convert ke PDF dan upload di halaman About Me. Perbaiki terus CV anda setiap ada kegiatan yang anda lakukan, sekecil apapun. Beri juga skrinsyuut kalau diperlukan. Oh ya, foto manis anda tadi jangan lupa dipasang di halaman About Me, kalau pingin contoh, termasuk gimana nempatan CV versi PDF cek di sini deh :)

5. Sekarang ayok berdiri, jalan ke meja belajar anda. Kenangi kehidupan kampus anda, senangnya ketika diterima di universitas ini, semangatnya ikutan ospek (atau apa ya namanya sekarang?), dosen-dosen anda yang baik dan menyenangkan, nilai mata kuliah anda yang naik turun (yang pasti lebih banyak turunnya ;) ), dan mungkin juga teman-teman mahasiswi anda yang sudah menolak cinta anda :) Kenang semua. Olala, ada kenangan manis disaat anda berjaya dengan satu mata kuliah yang anda senangi, dosennya juga maknyus kalau ngajar, dan anda akhirnya anda mendapatkan berkah nilai A diantara tumpukan nilai C, D dan E.

6. Mata kuliah apa itu ya, yang dulu anda senangi? Cari buku catatan anda, obrak abrik meja belajar untuk nyari buku textbook mata kuliah itu. Ketemu? Oalah anda ternyata jagoan Rekayasa Perangkat Lunak. Ok sekarang lihat lagi tulisan di buku catatan anda yang sudah lusuh. Cocokan dengan buku textbook. Sekarang tulis kenangan anda tentang mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak itu. Jangan tulis yang lain, konsentrasi saja ke satu mata kuliah itu. Tulisan apapun asal berhubungan dengan Rekayasa Perangkat Lunak. Satu topik tulisan cukup 4-6 paragraf saja, jangan kepanjangan. Kalau belum puas, buat lagi topik lain, batasi juga 4-6 paragraf. Nulisnya di Write->Post lho ya, jangan lupa.

7. Kurang bahan? Dulu kayaknya pernah pinjem buku bagus tentang Rekayasa Perangkat Lunak di perpustakaan? Ok, kebetulan dah masuk waktu dhuhur dan makan siang. Jangan lupa mampir dulu untuk sholat dhuhur di masjid samping kos-kosan, dan makan siang di warteg andalan. Ok, genjot sepeda ke kampus, langsung ke perpus. Cari buku kenangan anda tadi. Juga cari banyak berita dan tulisan populer tentang software dan metode pengembangan. Kalau perpus ada internet, balik lagi ke http://wordpress.com anda. Lanjutkan tulisan-tulisan anda.

8. Ops nggak terasa sampai maghrib di perpus. Sholat, makan malam dan pulang. Ingat-ingat deh dulu kayaknya pernah ngerjain Tugas Mandiri berhubungan dengan software? Ok kumpulin file-filenya yuk. Dari mata kuliah apa saja lah, bisa Rekayasa Perangkat Lunak, Dasar Pemrograman, Pemrograman berorientasi Obyek, atau apapun. Kalau ada program yang dulu dibuat juga kumpulin. Dibahas saja program yang pernah dibuat, sekaligus dibagi gratis tuh codenya. Walah bisa jadi satu kategori baru tuh di blog :)

9. Sebelum tidur, baca bismillah, dan ucapkan syukur hari ini anda sudah melakukan kegiatan yang sangat baik dan produktif, kegiatan yang bisa membanggakan orang tua, teman, tetangga, dan dosen anda. Dan Insya Allah bisa menjadi bekal kontribusi anda ke republik tercinta ini.

10. Bangun pagi, nggak usah kebanyakan tidur, anda bukan bayi lagi :) Sholat shubuh dan lanjutkan petualangan hidup anda.

11. Sebelum masuk kuliah baca-baca buku dulu deh, hari ini pak dosen mau ngajari apa, siapa tahu bisa jadi bahan tulisan. Kalau ada waktu pagi bikin resume atau rangkuman bab yang pak dosen akan ajar. Insya Allah saya jamin anda akan masuk ke kelas dengan suasana yang berbeda. Anda tidak lagi tidur. Horeeee! Lho kok bisa, ya soalnya anda jadi pingin konfirmasi ke pak dosen, yang anda pahami dari rangkuman tadi bener nggak. Dan anda akan nyimak karena anda berharap bisa jadi bahan tulisan. Ada kemungkinan anda akan lebih pinter dari pak dosen, karena kadang saking sibuknya ngerjain proyek, pak dosen kadang lupa belajar … hihihi. Kalau ada pertanyaan yang nggak bisa dijawab pak dosen, anda angkat tangan saja, bilang bahwa pernah mengupas tuntas masalah itu, sebutkan URL blog anda. Bantu dosen anda jawablah, siapa tahu malah nanti diminta bantu dosen ngerjain proyek atau malah jadi asisten dosen. Cuman jangan galak-galak sama adik kelas yah, jaman dosen bangga karena nggak ngelulusin mahasiswa sudah kuno. Yang trend sekarang dosen gaul, kayak si broer sang dosen flamboyan (ngajar di semua kampus di jakarta bo) dan mbah IMW dari gundar :)

12. Lanjutkan perdjoeangan. Mudah-mudahan semester ini tumpukan nilai A anda semakin banyak. Dan Insya Allah saya jamin, anda tidak akan kesulitan ngerjain skripsi atau TA di semester akhir. Kok bisa? Ya, anda sudah terbiasa banyak baca dan nulis, ini modal penting bikin skripsi. Logikanya kalau anda banyak nulis, pasti banyak baca tho :) Jangan lupa untuk submit artikel-artikel anda di IlmuKomputer.Com, prosedurnya ada di sini nih. Ini penting karena kabarnya numpang nampang di IlmuKomputer.Com bisa bawa hoki, bisa dapat jodoh, pekerjaan, project atau ketularan gemuk dari foundernya. Yang pasti bisa bantu ningkatin traffic blog anda :)

13. Kalau kebiasaan 1-12 anda lakukan sampai anda lulus, Insya Allah anda tidak akan kesulitan mencari pekerjaan. Justru pekerjaan yang akan mencari anda. Tulisan-tulisan anda di blog sudah di-indeks oleh banyak mesin mencari. Bahkan mungkin kalau orang googling dengan keyword “Rekayasa Perangkat Lunak Indonesia“, yang muncul nomor satu adalah blog anda. Anda nggak perlu bawa CV ke mana-mana karena anda sudah tulis di blog anda. Tentu anda akan semakin surprise kalau ada penerbit yang nawarin membukukan tulisan-tulisan Rekayasa Perangkat Lunak yang anda telateni selama ini. Kesempatan jadi dosen bukan mimpi lagi, lha wong yang nulis bukunya anda je. Wajar tho sekalian ngajar ;) Malah anda mungkin sudah ditokohkan oleh masyarakat Indonesia di bidang Rekayasa Perangkat Lunak? Amiiin. Cuman jangan sombong, sombong itu temannya setan :)

14. Akhirnya, alhamdulillah anda telah sukses melewati kehidupan mahasiswa anda dengan baik. Bukan karena siapa-siapa, tapi karena perdjoeangan anda sendiri, karena tangan anda sendiri, dan tentu saja pertolongan dari yang DIATAS. Jangan lupa, tetap lanjutkan perdjoeangan di kehidupan baru.

Jenis satwa liar TWA dan CA Pananjung Pangandaran

Kawasan Konservasi Sumberdaya Alam Pangandaran (Taman Wisata Alam, Cagar Alam Darat dan Cagar Alam Laut) cukup kaya dengan berbagai jenis satwa liar, mulai dari jasad renik, serangga, ikan, burung, hingga mamalia besar. Kesemuanya mudah dilihat dan diamati mengingat daerah ini tidak begitu luas dan topografinya relatif ringan.
Beberapa jenis satwa yang saat ini hidup di kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Pananjung Pangandaran antara lain :

Mammalia: Banteng (Bos sondaicus), Rusa (Cervus timorensis), Pelanduk (Tragulus javanicus), Muncak (Muntiacus muntjak), Peusing (Manis javanica), Kalong (Pterocarpus vampyrus), Lutung (Trachypithecus auratus sondaicus), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), Tando (Cynocephalus variegatus).

Aves: Kangkareng (Anthracoceros malabaricus convexus), Ayam Hutan (Gallus gallus varius), Takur bultok (Megalaima lineata), Cipoh (Aegithina tiphia), Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), Pelatuk (Drycopus maccianalis), Cekakak Sungai (Todirhampus chloris), Kucica (Copsychus malabaricus), Elang Ular Bido (Spilornis cheela), dll.

Amphibi: Katak Pohon (Rhacophorus l. leucomistak), Kodok Budug (Bufo melanostictus), Katak (Rana limnocharis).

Reptil: Bunglon (Calotes jubatus), Hap-hap (Draco volans), Biawak (Varanus salvator), Toke (Gecko gecko), Ular laut (Hemidactylus spiralis), Ular pucuk (Dryophis prasinus), Ular sawah (Phyton sp.), Kadal (Mabouja multivasciata).

Serangga: Kupu – Kupu Raja (Troides sp), Danaus similis, Idea sp, Euploea sp.

Menjadi Gentlemen!!!

Jika Anda seorang gentlemen, maka Anda tentunya akan bekerja keras demi membuat pasangan Anda merasa terlindungi dan aman di sisi Anda. Dari berbagai cara yang ada, ternyata ada 10 tanda yang paling menunjukkan bahwa Anda adalah seorang gentlemen sempurna.

No.10 - Berjalanlah di Sisi Luar Kaki Lima
Memang kelihatan remeh, tapi dengan berada di sisi luar, dan dia berada di sisi dalam (lebih jauh dari lalu lintas), ia akan berada di posisi yang aman, jika ada mobil yang melaju kencang dan melintasi kubangan air, maka Anda sebagai seorang gentlemen akan melindungi dia dan membuat bajunya utuh dan tidak rusak oleh cipratan air tadi. Lagipula, dengan cara ini, anda melindungi dia dari bahaya lalu lintas yang ada. Perempuan akan lebih merasa terlindungi oleh tindakan Anda yang kesatria ini.

No.9 - Biarkan Dia Duduk Lebih Dulu
Dulu, seorang pria akan diharapkan menarik kursi terlebih dulu buat pasangan, sekarang tindakan ini dianggap terlalu formal. Tapi tidak pernah ada salahnya, anda membiarkan dia duduk terlebih dahulu. Berdiri sedikit lebih lama akan membuat dia merasa lebih dihormati, walaupun mungkin dia tidak menyadarinya. Jangan terlalu jelas menunjukkan hal ini, karena seringkali dia akan merasa jengah. Jika tindakan ini berhasil, maka Anda akan menunjukkan bahwa Anda ingin dia merasa nyaman terlebih dahulu.

No.8 - Perhatikan Bahasa Anda
Satu titik penting yang seringkali terlewat oleh Anda, adalah bahasa yang terkadang terlalu kasar. Seorang pria seharusnya bangga dengan mampu menunjukkan ekspresi tanpa menggunakan bahasa kasar. Tidak hanya hal ini akan menunjukkan kecerdasan anda, tapi juga menunjukkan standar yang tinggi atas diri Anda sendiri dan terhadap orang di sekitar Anda. O ya, pintar bukan berarti menggunakan kata-kata rumit yang Anda sendiri tidak yakin benar artinya ya! Yang penting jangan kasar!

No.7 - Bawakan Payung
Tindakan gentlemen lain adalah dengan membawakan payung, memastikan si dia tetap kering, hal ini adalah cara terbaik untuk menunjukkan sikap terpuji. Seorang gentlemen akan selalu siap untuk berbagai cuaca, dan salah satunya adalah payung. Jika tidak ada, dan pas hujan tunjukkan bahwa Anda lebih mementingkan dia dengan membawa payung dan melindunginya dari hujan. Tidak ada salahnya jika Anda basah, karena tindakan ini menunjukkan bahwa Anda ingin melindunginya.

No.6 - Antar Sampai ke Rumah
Ini adalah tindakan yang sangat penting bagi seorang gentlemen. Walaupun tidak sejalan, tapi memastikan bahwa dia sampai di rumah dengan selamat adalah prioritas utama Anda. Dia akan merasa Aman jika dia tahu bahwa Anda menemaninya sampai di depan pintu. Hal ini akan mengangkat nilai Anda di matanya. Plus: jika dia berhenti dan tidak segera masuk, kemungkinan besar artinya dia ingin Anda memberi ciuman, jika tidak, jangan paksakan ya!

No.5 - Berikan Jaket Anda
Terkadang pada saat kencan, pakaian yang dikenakan si dia tidak cukup tebal untuk menghalau gigitan dingin udara malam atau hembusan AC. Jika anda merasa bahwa malam ini cukup dingin, segera tawarkan jaket yang anda kenakan. Dia mungkin menolak, tapi jika dia mulai tampak merasa kedinginan, jangan ragu untuk menawarkan lagi. Anda kedinginan? Tahan! itu kewajiban Anda, dia kan prioritas utama Anda bukan?

No.4 - Tawarkan Tempat Duduk Anda!
Seorang gentlemen tidak akan pernah lupa berdiri dan memberikan tempat duduknya di kendaraan umum bagi orang tua atau bagi wanita hamil. Apalagi kepada teman kencan anda, jangan pernah lupa memberikan tempat duduk anda di busway atau kendaraan umum lain. Hal ini menunjukkan bahwa Anda lebih mempedulikan keberadaan dia. Berdirilah sebelum menawarkan tempat duduk anda, hal ini menunjukkan ketulusan ekstra kepadanya.

No.3 - Matikan HP Pada Saat Kencan
Terkadang Anda sok sibuk sekali, sampai pada saat kencan, Anda lebih sering ditelepon daripada memperhatikan kondisi si dia. Hal ini sangat kasar, baik pada saat kencan ataupun janji yang lain. Buat si dia merasa bahwa dia adalah orang yang paling penting di dunia saat kencan. Ingat bahwa pada saat anda menelepon, Anda membuat dia merasa tidak nyaman dengan duduk tenang dan diam saja. Jika Anda telepon, pastikan anda menjawab SETELAH kencan Anda usai.

No.2 - Perkenalkan Dia
Jika Anda bertemu dengan seseorang yang Anda kenal, penting atau tidak penting, dia harus Anda perkenalkan kepada rekan Anda tadi. Hal ini akan membuat dia tidak terasa sendirian dan terisolasi. Pastikan bahwa pasangan anda selalu merasa nyaman di sebelah Anda pada saat kencan, dan salah satunya dengan memperkenalkan dia. Hal ini akan membuat dia merasa sangat penting bagi Anda!

No.1 - Bukakan Pintu
90% perempuan merasa bahwa tindakan ini adalah tindakan utama seorang Gentlemen. Tindakan sederhana ini akan membuat wanita merasa dihargai. sebaiknya memang anda selalu membuka pintu dan menahan pintu sampai orang di belakang Anda melewatinya. Tindakan ini menunjukkan rasa hormat kepada orang lain.

Nah.. jika Anda sudah mengerti, tidak ada salahnya Anda membuat semua tindakan ini sebagai bagian dari rasa hormat Anda kepada orang lain, jadi usahakan Anda menjadikan semua tindakan di atas sebagai kebiasaan kepada semua orang! Selamat menjadi Gentlemen!

MEASURING CARBON STORED (Carbon Sink) Report

MEASURING CARBON STORED (Carbon Sink)LAND SURFACE ON THE DIFFERENT PATTERN COFFEE AND BASED farming slope IN DAS compatriot NANINGAN UPSTREAM WATER DISTRICT DISTRICT TANGGAMUS

By:
Beni Hermawan
D1D050054

Supervising :
Drs. Herri Y. Hadikusumah,. M.Si

Abstract

Carbon dioxide (CO2) is the main Grk greatest number generated by human activity with the rate of emission of a very large, the gas is often used as a standard or benchmark for changes in atmospheric composition and global climate change. Efforts to increase the C in nature reserves in vegetative example by extending the planting of trees is an environmental service that is expected to reduce the greenhouse effect. In its growth, plant photosynthesis process of conducting that requires sunlight, CO2 from the air, water and nutrients from the soil. Thus the presence of plants can reduce the concentration of CO2 in the atmosphere, and the result of accumulated carbohydrates in plant biomass. The number of C stored on land technically called 'backup C' or 'C Deposit'. The process of accumulation of C in the body of living plants is called sequestration process (C-sequestration). Thus, measuring the amount of C stored in the body of the plant life (biomass) in a field can be described much CO2 in the atmosphere is absorbed by plants. While measurement C is still stored in the plants that have died (nekromassa) describes indirect CO2 not released into the air through combustion.

This study aims to determine the availability of stored carbon (Carbon Sink) above the ground at various coffee-based farming patterns and the angle of the slope in the Upper Basin Sekampung Naningan County Water District Tanggamus. Hypothesis is (1) Pattern-based mixed farming a more complete coffee is more able to increase carbon storage (2) reduction in the slope will increase carbon storage (3) There is interaction between the coffee-based farming pattern with the slope of carbon storage.

Treatment in this study is the variety of coffee-based farming patterns consisting of: (1) coffee monoculture, (2) coffee with pepper, (3) coffee with pepper and bananas, (4) coffee with pepper and cocoa, and (5) coffee with pepper, banana and cocoa as the first factor and the slope 10% and 20% as the second factor. This research factorial arranged in a randomized block design with two replications. The uniformity of the data was tested with Bartlett test and tested with data kemenambahan Tukey test, then the value of the average difference was tested with the Real Smallest test on a real level of 5%.

The results showed that with the full pattern of coffee-based farming increased carbon storage. At planting coffee, pepper, banana and cocoa, better able to increase the carbon in the ground.

Slope 10% and 20% did not have real impact on the increase of carbon in the ground and there is no interaction between the farming pattern with the slope of the carbon on the surface.

Keywords: biomass, carbon stored, the slope of the slope, the pattern of farming.

contact: beni.hermawan@gmail.com