Kode Etik Pecinta Alam

** PENCINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA ALAM BESERTA ISINYA ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA.
** PENCINTA ALAM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT INDONESIA SADAR AKAN TANGGUNG JAWAB KAMI KEPADA TUHAN, BANGSA DAN TANAH AIR.
** PENCINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA PENCINTA ALAM SEBAGAI MAKHLUK YANG MENCINTAI ALAM SEBAGAI ANUGRAH YANG MAHA ESA.

Sesuai dengan hakekat di atas kami dengan kesadaran menyatakan:
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.
3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air.
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia dengan kerabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara Pencinta Alam sesuai dengan Azas Pencinta Alam
6. Berusaha saling membantu serta saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah Air.
7. S e l e s a i.

Pecinta Alam

Masih ingat tragedi meninggalnya aktivis mahasiswa Soe Hok Gie di ketinggian 3.676 Puncak Mahameru pada 16 Desember 1969 silam? Turut pula tewas Idham Lubis, keduanya anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia Jakarta. Pada bulan yang sama tahun ini, di mana para pendaki menuai badai, seorang pencinta alam “lepasan” warga Manggarai RT 10 RW 04 Jakarta Selatan, dinyatakan hilang. Daris menjadi korban ke-50 dari keganasan alam Gunung Semeru.
(Kompas, 29 Desember 2001)
Dari kutipan artikel diatas, tentunya ada berbagai pertanyaan yang muncul. Seganas itukah Gunung Semeru? Ataukah seorang pendaki gunung (dalam hal ini Pencinta Alam) selalu identik dengan orang yang amor fati (mencintai kematian)? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang membuat kita semakin ‘takut’ atau malah merasa tertantang untuk mendaki gunung dan kegiatan alam bebas yang lain.
Artikel diatas terlihat juga sebuah kekontrasan, Soe Hok Gie yang notabene adalah salah seorang pendiri Mapala UI akhirnya harus ‘gugur’ di Puncak Abadi Para Dewa Mahameru dan Daris yang merupakan PA ‘lepasan’ menjadi korban ke-50 the vertical limit of java.
Ada lagi sebuah berita, yang mempertanyakan kembali keberadaan PA. Gunung Gede yang merupakan tempat berkumpulnya komunitas PA sekarang telah mendapat julukan baru, ‘Gunung Sampah’. Kemanakah para PA? Apakah mereka hanya mengurusi ekspedisi-ekspedisi yang mustahil kalau tidak menghambur-hamburkan uang. Hanya untuk sebuah kebanggan telah ‘menakhlukkan’ alam dan rekor ketinggian. Akankah lebih baih jika para PA menjaga tempat-tempat pengembaraannya, minimal membawa kembali sampah yang ia bawa.

Ditambah dengan tingkah laku merusak, sebagian PA . Baik itu anggota-anggota PA yang terorganisir, ataupun individu yang menjadikan kegiatan alam bebas sekadar sebagai pengisi waktu luang dan kesenangan. Banyak kita lihat perilaku anarkisme dan vandalisme di tempat-tempat tongkrongan anak PA. Coretan-coretan di pohon, shelter-shelter pendakian dan camping area dijadikan sebagai tempat mabuk-mabukan merupakan perilaku-perilaku yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang PA.
Sederetan daftar hitam PA tersebut tidak akan pernah selesai jika individu-individu PA sendiri belum bisa menempatkan mereka sebagai seorang PA dan bagaimana seorang PA seharusnya. Dimana sifat-sifat alam semesta bisa menyatu pada dirinya, yaitu:
1. Sifat Matahari (Surya); Matahari mempunyai sifat panas dan penuh energi dan memberi sarana hidup. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana matahari yaitu: dapat memberi semangat, memberi kehidupan dan memberi energi kepada lingkungannya.
2. Sifat Bulan (Candra); Bulan mempunyai wujud indah dan mempunyai kemampuan menerangi dalam kegelapan. Artinya: Bahwa seorang PA harus dapat berfungsi laksana bulan yaitu dapat menyenangkan dan memberi terang dalam kegelapan kepada lingkungannya.
3. Sifat Bintang (Kartika); Bintang mempunyai bentuk yang indah menjadi hiasan di waktu malam yang sunyi, serta mempunyai kemampuan menjadi kompas pedoman bagi mereka yang kehilangan arah. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana bintang yaitu: dapat menjadi contoh tauladan dan dapat menjadi pedoman bagi lingkungannya.
4. Sifat Angin (Bayu); Angin mempunyai sifat mengisi setiap ruang yang kosong walaupun tempat rumit sekalipun. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana angin, yaitu dapat berada dimanapun, melakukan tindakan yang teliti, cermat dan mau turun kelapangan untuk menyelami kehidupan lingkungannya.
5. Sifat Angkasa; Awan dan mendung di angkasa mempunyai sifat menakutkan (wibawa), tetapi sesudah jatuh menjadi air (hujan) dapat menghidupi yang tumbuh. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana angkasa yaitu angker berwibawa, tetapi dalam tindakannya harus bermanfaat bagi kehidupan lingkungannya.
6. Sifat Api (Gegana); Api mempunyai sifat tegak dan sanggup membakar apa saja yang bersentuhan dengannya. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat bertindak adil, mempunyai prinsip, tetap tegak dan tegas tanpa pandang bulu.
7. Sifat Samudera; Samudera mempunyai sifat luas dan rata. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana samudera yaitu, mempunyai pandangan yang luas, rata, sanggup menerima persoalan dan tidak boleh membenci terhadap seseorang.
8. Sifat Bumi; Bumi mempunyai sifat sentosa dan suci. Artinya: bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana bumi yaitu: sentosa budinya dan jujur serta mau memberi anugerah kepada siapa saja yang berjasa.
Ditinjau dari segi bahasa kata pencinta berarti “orang yang mencintai”, berarti pencinta alam adalah organisasi yang kegiatannya merupakan perwujudan dari rasa cinta terhadap alam yang mengejawantahkan kecintaan terhadap Tuhan.
Untuk menjelaskan arti PA secara definitif tampaknya terlalu panjang, sebab wacana tentang PA selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pada awalnya PA cenderung berkutat pada kegiatan-kegiatan adventure. Yang paling umum adalah mendaki gunung. Sejarah berkembang, kegiatan alam bebaspun semakin banyak macamnya dan tentunya membutuhkan orang-orang yang punya ‘nyali’, sekaligus rasio. Dan akibat tuntutan zaman kegiatan PA-pun semakin variatif. Yang akhirnya memunculkan berbagai macam tipe Pencinta Alam, antara lain:
1. PA yang pengembara,
2. PA yang konservatif,
3. PA yang keilmuan,
4. PA yang sosial, dan
5. PA yang materialistis.
Dari semua tipe PA tersebut diatas, tentunya kita bisa memilih PA bagaimana yang benar-benar mengejawantahkan arti PA itu sendiri dan tetap fleksibel dimanapun dan kapanpun.
Hingga kita tidak lagi memimpikan PA yang rendah hati, tidak takabur terhadap kebanggaan yang ia raih. PA yang mengkhususkan diri mempelajari ilmu-ilmu tersurat dan tersirat di alam serta PA yang mau berkomunikasi dan bersosialisasi dengan suku-suku pedalaman di nusantara. Atau bahkan mengabadikan alam dengan kamera dan goresan-goresan pena-nya, dengan target minimal harus termuat di media massa.
M. A. Adia M.
(C.004.PDR)

SEJARAH PECINTA ALAM

Kegiatan alam terbuka khususnya mendaki gunung sendiri sebenarnya sudah dikenal sejak lama, baik yang dilakukan karena tuntutan hidup atau karena alasan yang lain, perang misalnya. Seperti yang dilakukan oleh Hanibal panglima kerajaan Kartago atas pegunungan Alpen yang bersejarah atau petualangan yang dilakukan oleh Jenghis Khan yang melintasi Pegunungan Karakoram dan Kaukasus untuk menuju Asia Tengah. Babak baru olahraga pendakian gunung dimulai ketika berdiri perkumpulan pendaki gunung tertua di dunia yaitu British Alpine Club (1857).
Kegiatan alam terbuka mulai terorganisir ketika bapak pandu dunia Lord Boden Powel mengenalkan kegiatan alam terbuka kepada anak-anak dan remaja di Inggris pada saat itu. Dari sinilah mulai terbentuk organisasi-organisasi kepanduan yang mengacu pada konsep dasar yang dibuat oleh Lord Boden Powel yaitu “bermain dan belajar dari alam”. Disusul kemudian dengan berdirinya organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang kelestarian lingkungan hidup di dunia, Green Peace salah satunya.
Di Indonesia, organisasi yang mewadahi kegiatan alam terbuka dimulai oleh perkumpulan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri yang berdiri pada bulan Mei 1964, sebagai metamorfosis organisasi kepanduan yang ada pada saat itu. Dan di penghujung tahun yang sama berdiri MAPALA UI dengan Soe Hok Gie sebagai pendirinya. Wanadri dan MAPALA UI inilah yang menjadi pemicu berdirinya organisasi-organisasi pecinta alam lainnya di Indonesia.

PECINTA ALAM, BAGAIMANA SEHARUSNYA?
Pecinta Alam adalah organisasi yang mewadahi anggotanya dalam berkegiatan di alam terbuka, lingkungan hidup dan tentunya memberikan pembelajaran bagaimana seharusnya seorang PA harus bersikap dan bertindak. Baik itu ketika sedang berkegiatan di alam terbuka maupun dalam kehidupan kesehariannya. Namun dewasa ini, PA seperti telah kehilangan arti sebenarnya. Dikarenakan dari orang-orang PA sendiri yang hanya menjadikan PA sebagai wadah untuk mencari ‘jati diri’ dari kebanggaan-kebanggan karena telah ‘menakhlukkan’ alam. Padahal alam disini bukan hanya sekedar obyek. Alam bisa berbicara, tentu dengan bahasa mereka. Yang seharusnya dijadikan sebagai ‘guru’ bagi kita semua, yang menyebut dirinya seorang PA.
Seorang PA sebagai seorang manusia adalah makhluk Tuhan yang hidup di lingkungan bersama masyarakat disekitarnya. Oleh karena itu seorang PA harus bisa menempatkan dirinya di hadapan Tuhan, lingkungan dan manusia yang lain.
Di hadapan Tuhan seorang PA harus sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan-Nya. Menjaga, memelihara dan menggunakan sumber daya alam yang ada sesuai dengan kebutuhan adalah wujud nyata pengabdian seorang PA terhadap Tuhan dan lingkungannya. Selain respek terhadap lingkungan alam, seorang PA juga harus respek terhadap lingkungan budaya yang akan sering ia hadapi.
Dalam perjalanan di alam tebuka, seorang PA akan melalui daerah-daerah dimana terdapat adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan penduduk setempat yang terkadang terasa aneh oleh kita yang tidak terbiasa. Adat-istiadat yang berbeda ini harus dipandang dengan sikap yang positif, dengan menghargainya sebagai salah satu kebudayaan yang beraneka ragam yang dimiliki oleh negeri ini. Dengan menghargai adat-istiadat, kepercayaan dan kebiasaan penduduk setempat, akan membuat kita lebih mudah berkomunikasi dengan mereka yang lebih mengenal tentang wilayah yang kita kunjungi tersebut. Yang dijadikan catatan adalah bagaimana cara kita menyikapi hal-hal yang merupakan adat-istiadat, kepercayaan dan kebiasaan penduduk setempat, sehingga tidak membuat mereka sakit hati karena merasa tidak dihormati oleh tamunya.
Dengan manusia yang lain seorang PA harus bisa mengejawantahkan fenomena-fenomena alam yang masing-masing memberikan arti-arti filosofis yang positif. Yaitu: seorang PA harus bisa memberi semangat (surya), memberi keindahan (candra/bulan), menjadi tauladan (kartika/bintang), fleksibel (bayu/angin), berwibawa (angkasa), tegas (gegana/api), berpikiran luas (samudra) dan menghargai orang lain (bumi).

PECINTA ALAM DAN KEGIATAN ALAM TERBUKA
Kegiatan alam terbuka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kegiatan ilmiah/riset: penelitian hutan, botani, zoologi, geologi dll.
2. Kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan: pencarian sumber minyak dan bahan tambang, pemetaan dll.
3. Kegiatan petualangan/penjelajahan: pendakian gunung, penyusuran sungai, penyusuran gua, penyusuran pantai dll.
4. Kegiatan olah raga dan rekreasi: camping, out bond dll.
5. Kegiatan kemanusiaan: Search and Rescue.
Seseorang yang melakukan kegiatan alam terbuka berarti secara langsung berhubungan dengan kondisi-kondisi yang cenderung mengandung bahaya. Disini dikenal dua jenis bahaya yang dihadapi oleh para penggiat alam terbuka, yaitu: subjective danger dan objective danger.
Subjective danger adalah bahaya yang disebabkan oleh pelakunya sendiri, yang dalam konteks ini adalah penggiat alam terbuka. Bahaya ini kebanyakan disebabkan karena kurangnya pemahaman keilmuan penggiat alam terbuka tentang kegiatan yang akan dilakukannya.
Objektive danger adalah bahaya yang ada dari medan kegiatan alam terbuka itu sendiri. Antara lain cuaca, keadaan medan dan keadaan lingkungan. Bahaya ini dapat diminimalisir dengan pencarian informasi tentang medan yang akan dihadapi. Baik itu dari literatur-literatur yang ada atau lewat informasi personal. Serta pemilihan waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan alam terbuka.
Collin Mortlock, seorang pakar pendidikan alam terbuka mengkategorikan kemampuan yang diperlukan oleh penggiat alam terbuka sebagai berikut:
1. Technical Skill, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan.
2. Physical Skill, yang mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu.
3. Human Skill, yaitu pengembangan sikap positif kesegala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Antara lain: kemauan, percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisa diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.
4. Environment Knowledge Skill, yaitu pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan yang spesifik.
Yang terpenting dalam melakukan kegiatan alam terbuka adalah adanya penghargaan terhadap hidup si pelaku kegiatan sendiri. Melakukan kegiatan alam terbuka dengan menerapkan prosedur yang benar (safety procedure) adalah sebuah keharusan bagi seorang penggiat alam terbuka.

Kami berpetualang bukan karena kebanggaan,
bukan pula karena mencintai kematian.
Tapi kami berpetualang karena kami ingin belajar
dan karena kami sangat menghargai hidup.
C.004.PDR

puisi pada acara dies natalis Caldera yang ke 9

Sampung, 25 Mei 2009

Pernahkah aku ceritakan kepadamu
tentang sengat matahari yang menyejukkan
tentang pekatnya malam yang benderang
tentang dinginnya Semeru yang menghangatkan kalbu
tentang pagi yang indah setelah senja yang gerah.

Pernahkan aku beritakan kepadamu
tentang penyair pilu menyajakkan puisi syahdu
tentang penyanyi sendu melagukan nada merdu
tentang pengelana gundah menemukan puncak Hargo Dumilah
tentang penyendiri sepi mencari hidup penuh arti.

Tentu engkau lebih mengerti itu
karena duniamu yang merah merona
hingar merekah marah penuh simbah darah
mengeja satu persatu abjad seribu harap
mencari kepastian diantara jenuh lagi bosan.

Tentu engkau lebih paham itu
ketika waktulah penentu nasib
terjebak dalam segelintir takdir yang semu.
Sungguh, bukanlah aku mengada-ada
karena keberadaanmu bukanlah sia-sia.

C.004.PDR
Muhammad ardani adia masrura

tulisan dari bucur CALDERA

taukah kawan gunung tertinggi yang harus kau daki?
itulah gunung keangkuhan hati dalam dirimu, yang tidak didaki dengan berbagai peralatan, cukup dengan kesadaran dan kesabaran mu kawan.
pernahkah kau lalui kegelapan yang paling gelap kawan?
kegelapan yang akan menyerap habis semua cahaya yang menyinarinya, laksana blackhole di angkasa sana, kegelapan paling berbahaya yaitu kegelapan hati.
C.002.PDR

hanya bila pohon terakhir telah tumbang ditebang
hanya bila tetes air sungai terakhir telah diracuni
hanya bila ikan terakhir telah ditangkap
barulah kisa sadar bahwa uang ditangan tidak dapat dimakan
C.020.NPR

semuanya tampak seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami, dan aku harus terus mencari dan mencari walaupun pahit tapi harus kulakukan. ketahuilah bahwa gunung yang jauh dan menjulang tinggi bisa kita panjati dengan keberanian dan ketulusan hati, mungkin semua yang bisa terjadi.
tegarkan hati kita semua, karena semua cobaan dapat dilalui asalkan ikhlaskan semuanya, ambil hikmahnya karena pada dasarnya manusia adalah lemah tak berdaya dan hanya bisa berusaha
C.005.PDR

jangan kau kurung dirimu dalam cinta yang kadang membuat kita teramat bodoh. memang kita memerlukannya, tapi bukan setiap saat. jadikan cinta sebagai kekuatan kita untuk berkarya atau menghasilakn sesuatu yang bisa kita banggakan. dunia kita masih terikat oleh waktu yang panjang. dan yakinlah bahwa kiamat bukan esok hari. karena esok hari banyak yang harus kita kerjakan yaitu memberi warna pada kehidupan kita.
C.004.PDR

Tak sepantasnya bila kita menilai ataupun menghakimi orang lain, karena pada dasarnya kita semua adalah sama. seandainya melihat suatu keganjilan pada orang lain dan menuntut kita kurang baik, alangkah bijaksananya kita, bila hal itu dijadikan cermin untuk kita sendiri agar bisa berkembang
C.005.PDR

kita akan menjadi gila bila terlalu mengandalkan logika, dan kita akan jadi hancur bila terlalu mengandalkan perasaan
C.004.PDR

kesedihan dan penderitaan adalah ibu dari karya seni
C.002.PDR

kedamaian bukan dicari, tapi kedamaian adalah tercipta bukan dicari tapi diciptakan, mari ciptakan kedamaian
C.004.PDR

Kerinduanku

Hari ini airmataku menetes kembali untuk kesekian kalinya.

Akhir2 ini kangen banget sama keluargaku.
Aku kangen bercengkrama dengan mereka.

Tapi aku minggu ini nggak bisa pulang, ada yang harus kukerjakan disini.

Maaf mah, maaf pah, maaf adek2ku.
Bukan maksudku menduakan kerinduanku, tapi ini benar2 gabisa ditinggal..

Insya Allah aku bisa pulang minggu depan.. (:

Baru aja mamah telfon, lalu aku bilang dan minta maaf karna ga bisa pulang minggu ini, trus mamah bilang, "adekmu sakit lho, mbak."
(Yah, aku ngerti maksudnya mamah, mungkin keberadaanku dirumah setidaknya mengobati kerinduannya dan begitu juga.. adikku.) Aku speechless, bener2 gabisa mengucap apa-apa.

Aku tau dia sakit mungkin karna kangen sama aku,itu pasti.. karna aku juga merasakan hal yang sama..

Dek, mungkin aku ga bisa support kamu secara langsung, tapi aku disini selalu berdoa buat kamu dan keluarga kita ..

Dek,asal kamu tau, aku nulis notes ini sambil nangis lho. mungkin kamu suka sebel sama aku yang bawel ini, tapi aku gini karna aku sayang kamu dek..

Dek, kangen berantem sama kamu lagi.. kangen cerita-cerita.. kangen toyor-toyoran..
Dek... nangisku semakin kejer nihh.. haha tanggung jawab kamu dek..

Jadi pengen flashback.
Dulu aku sama adikku bersama2 sekitar 7 tahun.. karna adekku yang paling kecil baru lahir pas aku kelas 2 sd. Kita mengalami suka duka yah dek dari masih piyik. haha. Aku sering banget rebut mainan yang kamu pegang.. Trus aku toyor kepala kamu, aku dorong badanmu yang masih cilik itu.. Aku ketawa dek kalo inget itu..

Dulu kamu kan dipanggilnya "Gembos" . soalnya kamu dulu suka banget ngeces (baca:ngiler). haha
Waktu aku TK, kamu suka masuk ke kelas aku.. padahal kamu belom sekolah. Kamu dulu juga suka aku pakein kerudung, soalnya kamu kecilannya cantik dek, haha..tapi aku dimarahin mamah, ntar katanya adeknya kayak cewek lho. adekmu kan cowok. gitu katanya.haha

Kita SD bareng lagi.. dulu kamu pas SD juga masih lucu dek.. kita berangkat pulang bareng..
Tapi semenjak aku kelas 6, dan segera mempersiapkan kelulusan, aku jarang pulang dan ketemu kamu lagi kalo disekolah..

Sampai akhirnya SMP.. kita misah.. aku di 49, kamu di 7 depok.
Itu kayak ada yang ilang rasanya dek,
kamu semakin berubah secara fisik, maupun secara sikap.
Karna aku udah mulai gede, akhirnya kamar kita dipisah ..
kita jadi ga deket lagi karna sibuk masing2..

Sampai akhirnya SMA, harus pisah lagi .. Aku di 98, kamu di 104..
Kamu semakin berubah dek, mungkin karna pergaulan.. Tapi ada lucunya sih, kamu akhirnya suka cerita tentang cewek yang kamu taksir di sekolah. haha
Sampai aku lulus, kita masih suka cerita-cerita ..
Tapi..

Setelah aku masuk Univ..
kita udah jarang ketemu, karna aku harus merantau ke Jatinangor (haha gaya bahasanya)
Pulang 2 minggu sekali, atau malah sebulan sekali..
Jadi makin jarang ketemu kamu .. :"(

Trus kalo ngobrol lewat telfon, kamu cuman ngomong seperlunya, yaa aku maklum mungkin karna bingung ga ada bahan obrolan kali yaa. hehe dasar kamu dek..

Oiya ! yang paling aku inget yah, kamu pernah nungguin aku SNMPTN dek.. Inget kan??
haha itu kamu nungguin aku dihari terakhir ujian.. Trus kita pulang naik busway bareng Siti..
ya kan ??haha

Berkat itu juga dek, aku LOLOS SNMPTN..Berkat Allah juga pastinyaa :))
makasih yaa adekkkuuuu. mmuah muahmuah


Dek ..Yang rajin yaa belajarnyaa. Semoga Sukses! Kamu pengganti Papah suatu saat nanti dek ..

dek, aku masih berlinang airmata ini dek.. hehe

Kangen kamu dek :"""(

LOVE YOUUU :))

Mbakmu yang bawel,
DABA

yang paling KUAT yang MENANG

Besi itu kuat,
tetapi Api dapat melelehkannya

Api itu kuat,
tetapi Air mampu memadamkannya

Air itu kuat,
tetapi Matahari bisa mengalahkannya

Matahari itu kuat,
tetapi Awan bisa menghalanginya

Awan itu kuat,
tetapi Angin mampu memindahkannya

Angin itu kuat,
tetapi Manusia mampu menahannya

Manusia itu kuat,
tetapi Ketakutan bisa melemahkannya

Ketakutan itu kuat,
tetapi Tidur bisa mengatasinya

Tidur itu kuat,
tapi ternyata Mati lebih kuat.

Yang terkuat adalah KEBAIKAN ,
ia takkan hilang setelah mati.

(Dikutip dari buku laris the WAY to WIN karya Solikhin Abu Izzudin.)

sumber: dari note seseorang di facebook a.n Ayu Diah Budi Arini

mimpi yg harus ku kejar kembali tersaji

tulisan ini kembali saya muncul kan kembali sebagai pengingat diri pada cita-cita yang harus dikejar oleh saya


Tiap detik malam ini semakin membuatku sadar terhadap apa yang seharusnya kusadari. Menapikan jejakku yang hanya serpihan kecil di tengah padang ilalang. Terlalu mikroskopis dibanding hegemoni semesta, sebuah tirani yang selama ini justru ter-tirani.

Ujung Bandung Timur ini bukan ujung segalanya. Tapi sejauh mata memandang hanya tampak oasis ujung yang juga sedang mencari ujung. Serpihan titik terang di kubah langit tampak anggun menjadi koreografi atap. Mereka berkolaborasi menertawakan kita yang terlalu berfantasi hingga terlena dalam fana. Terlalu lemah di hadapan ombak yang tak pernah berhenti berlari, terus bergulung-gulung, dan saling berkejaran. Meskipun pada akhirnya pecah dan terdispersi di bibir pantai. Atau terhempas karang terjal yang secara de facto terjal yang menghadang dengan frontal.

Kehadiranku disini bukan realisasi dari amorfati. Justru sebaliknya. Mungkin absolut 180 derajat berbeda. Aku masih ingin berdiri di hamparan pasir putih dan mewujudkan mimpi. Aku masih ingin visualku melihat saat bahagia yang ingin kucapai. Dan aku masih ingin tertawa bersama mereka yang kucintai.

Perhatikan sisi timur. Inikah filasafat alam yang sebenarnya selalu tersaji di hadapan kita namun sering terabaikan? Cahaya, yang hampir selalu mendapatkan konotasi positif, justru datang dari bawah. Meskipun sebelumnya gelap, ketika dari sudut pandang kita sudut elevasinya semakin besar, ruang kita akan semakin terang. Sudut elevasi? Ya, sudut antara sebuah garis dengan proyeksi tegak lurusnya pada sudut tertentu dengan suatu sumbu sebagai acuan. Ternyata seperti itu. Rasanya aku sudah mendapatkan konklusi absurd namun masif. Jadi aku harus lebih membuat usaha untuk membuat proyeksi itu. Aku harus menjemput cahaya!!!

ahh palingan ge puisi deui

Cinta adalah
Ketika seseorang ibu menangis
Manakala anaknya terjatuh
Terpeleset kedalam lubang
Cinta adalah
Ketika seseorang ayah marah
Manakala anaknya ditolak
Atas keinginannya yang tanpa pikir
Dan cinta adalah ruang kosong
Dimana perasaan bermain-main didalamnya
Menangis, marah bahkan tertawa
Menjadi satu tanpa keegoisan
***
Aku tak bisa janjikan rembulan
Untuk selalu meneduhi
Aku tak bisa janjikan mentari
Untuk selalu menyinari
Aku hanya bisa janjikan sebuah keyakinan
Untuk sebuah persahabatan, bukan yang lain
Karena aku tak punya lainnya
Dan aku hanya bisa hidup
walau hanya dengan satu keyakinan itu

apa benar ini "puisi"

Sajak cinta itu
Yang membuat aku jatuh
Dan buta akan dunia
Sajak cinta itu
Yang membuai aku
Dengan mimpi berpengaharapan
Sajak cinta itu
Yang menerbangkan aku
Dan entah kapan akan turun kembali
Sajak cinta itu jualah
Yang membuat aku
Semakin sadar bahwa
Aku sayang kamu
Dengan atau tanpa sajak
***
Ribuan kali coba kusangkal
Jutaan kali coba kunafikkan
Dan entah berapa kali coba kutinggalkan
Semua sia-sia
Semua tak ada guna
Semakin ku menjauh, semakin ku kehilangan
Semakin ku berdiri, semakin kurindui
Semakin ku menghilang, semakin ku sepi
Semua sia-sia
Semua tak ada guna
Karena ternyata
Semakin ku mencinta
Engkau, hanya engkau
***
Seorang lelaki tak sepantasnya
Terkurung satu cinta
Walaupun ia sangat setia
Yakinlah bahwa di suatu tempat
Di suatu waktu
Seseorang tercipta
Sebagai cinta sejatimu
***
Hidup sangatlah singkat
Tak sepantasnya...kau
Terkungkung satu cinta
Betapapun setia dirimu
Karena hidup
Sangatlah singkat
Untuk satun cinta
Bangkitlah
Tegakkan kepalamu
Seperti bunga
Tegakkan mahkotanya
Menyambut terang
***

satu kata "puisi"

Aku masih belum mengerti
Haruskah ku ungkapkan
Perasaan yang selalu ku tepis
Ku tangisi, berharap sirna
Namun tidak bisa
Dan takkan pernah bisa
***
Jika gunung bisa bicara
Mungkin ia akan mengatakan bahwa ia sudah bosan melihat
Aku bersembunyi dibalik hutannya
Dan bukan jika lagi bila engkau bosan
Mendengar kata-kata aku cinta kamu entah yang keberapa kali
***
Disudut tembok aku terdiam
Tak kuasa menahan rindu
Pada pujaan hatiku
Yang selama ini diam membisu
Tak ada sedikitpun kata terucap
Seandainya terbuka hatinya
Kujadikan petir sebagai bunga untuknya
Kujadikan halilintar sebagai nyanyian jiwaku
Kujadikan awan sebagai payung jikalau hujan
Sampai kau benar tahu
Adalah aku pujaan hatimu
***
Ternyata melupakanmu
Sama getirnya dengan mengingatmu
Dan biarlah waktu
Menjadi penawar
Dalam kesia-siaan ini
***
Diatas ada awan
Terbang tertiup angin
Walau hitam siap menghujam
Tapi keinginan adalah tekad
Menuju harapan yang nyata
Adalah bijak yang didapat
Setelah pulang tanpa kesombongan
Karena kita semakin lemah
***
Duhai kata-kata yang memberi makna
Dan bahasa menjadi pernyataan diri
Melakukan adalah yang terbaik
Dari pada diam dikesunyian malam
***
Aku tak ingin matahari
Karena ia terlalu panas untuk kudekap
Aku pun enggan pada rembulan
Sebab ia tak selalu ada
Pada pelangi aku tak mau
Karena ia cepat menghilang
Dari semua yang ku mau
Hanya dirimu
Sebab aku sayang kamu
***
Kamu boleh tidak yakin
Bahwa sinar matahari
Mampu menghangatkan mu
Kamu boleh tidak yakin
Bahwa rembulan malam nanti
Indah menemani mimpimu
Kamu boleh tidak yakin
Bahwa pagi membangunkanmu dengan kedamaian
Tapi...
Kamu harus yakin
Bahwa aku mencintaimu
Lebih dari semua itu
***

the last tulis--tulis saja

ini bagian terakhir gan!!!
sedih, seru, mengharukan, bagaimana seorang pejuangan seorang manusia...
cekidot gan!!

* kemudian seseorang melemparkan batu kali...pleletokk!!! (kena jidatnya...)
* ....
"woi siapa itu???" si SP
* lagi-lagi pembasmi kejahatan datang menghadang!!!
* "tenanglah, nasibmu memang begitu, jawab pembasmi kejahatan kepada si SP
* si Tokoh baru menawarkan hadiah...
"kamu mau hadiah? tny si Tokoh baru
"mmm,,oo...bingung??? si SP (krn jalan ceritanya agak kacau)
* Uc***, aku mau...!!
SP ditawari hadiah dikala sedihnya
* hyaaattt!!!,,, tooookKKK!!!(rada keras...)
"KENAPA UING DITAKOL LAGI KAYAK EPISODE SEBELUMNYA???"
(si empu keur marah sama sutradara yg pny blog ini!!!)
* "HABIS KAMU DITOLAK WAE CING...!!!"
* BIAR AKU AKHIRI DERITA INI...

wkwkwk...

tulis--tulis saja 3

"si pembawa webbing"

* SP pun sudah berkubang lama hingga berjenggot, Apatis
* datanglah si pembawa webbing (PeWe) yang cerdas dan pemdiam
* si PeWe ngelihat SP yang terperosok ke dalam lubang
* PeWe melemparkan Webbing untuk menolong SP
* lalu tiba-tiba lewatlah seorang anak manusia yang lincah dan cantik (Anak Manis)
* perhatian PeWe pun teralihkan oleh kehadiran anak manis
* PeWe dan Cewek manis pun bermain dan si PeWe pun lupa akan tujuan awalnya "ingin menolong"
* tali pin terlepas dan SP tetep tidak bs naik ke atas
* SP sedih sekaliii...ditinggalkan hanya ditemani tali webbing
* SP putus asa karena merasa dilupakan, dengan modal tali webbing dia bermaksud gantung diri..
to be continue weh ahh...
(biar penasaran)

tulis--tulis saja 2

Lanjutannya gan!!!
* tiba-tiba datang pendatang baru dari perut bumi
"sia ngemeng naon" si pendatang baru (PB)
* kemudian SP pun protes karena lamunannya (di dalam kubangan) diganggu
"Kamu siapa?" si SP (si pendatang)
* tokoh baru memancarkan aura, sambil memberi perkenalan
"AKU ADALAH PEMBAMSI KEJAHATAN"
* TUIING..tiba-tiba saja timbul pemukul ajaib
"Pemukul ajaib" si PB
"TOLOOONG..." si SP
* berlanjut gan, SP di takol...
"adaww...!!" si SP
* kemudian SP pun protes "woi, uing salah naon maen takol bae!!"
* seketika itu tokoh baru tersadar...(PB)
SP: "Awww" sambil ngusap-ngusap kepala
PB: "O...O...O"
* kemudian tokoh baru pun pergi dan meninggalkan luka pada orang yang salah...
bersambung...

tulis--tulis saja

cerita ini hanya sebuah tulisan yang tidak memiliki arti ataupun kiasan.
1. "ada cerita tentang sebuah perangkap"

* suatu hari ada pemasang perangkap (PP),
* lalu ada seorang pendatang mendekati perangkap tersebut
* si pendatang (SP) menyadari bahwa itu adalah perangkap
* SP pulang menghidari perangkap
* si PP merasa bingung karena taktiknya tidak berhasil
* lalu si PP kena batunya, jadilah dia ngusruk ke dalam perangkap
tuluuungg !!!
* si pendatang merasa iba dengan PP dan berniat menolongnya
* tapi sang penolong a.k.a SP ikut juga ngusruk
* tiba-tiba saja si PP ditolong bidadari hutan yang cantik jelita
* sementara itu si pendatang (SP) tetap terperangkap di lubang yang sangat dalam dan mengalami kesulitan dan kepedihan yang menyayat hati.
* jadilah SP memutuskan untuk berkubang saja
to be continue

biar tambah seru saya kasih foto bergambarnya lewat hp saya,,maklum hp jadul jd gambarnya rada-rada wehlah

ketika jaman telah berubah

perlu disadari bahwa jaman selalu berubah tanpa siklus karena memang sifatnya ke depan. perubahan pasti akan terjadi tanpa ragu. bagi yang tidak suka ataupun tidak mau, hadapilah kawan, atau terpental oleh kilas balik tentang masa laludan menjadi enggan untuk berdiri dan akhirnya merasa terasing diantara sesama keluarga. adalah bijak jika mau menerima perubahan karena dengan itu, kita akan semakin kuat. memang geli ketika melihat sesuatu yang kurang sesuai pada apa terjadi sekarang, tapi itulah perubahan yang mungkin lebih baik dari apa yang kita pikirkan.
so the message is:
"keep the change beautiful"

BELAJAR DARI PEMBELAJARAN

belajar
cobalah belajar dari apa yang harus yang pelajari
bisa jadi dari sanalah hasil akhir akan didapatkan
bisa jadi dari situlah kamu akan mendapatkan hikmah dari semua itu
belajar...yah...kata B E L A J A R ....
belajar dari keteguhanmu dalam menghadapi masalah
belajar dari sikap egoisan lawanmu dalam menghajarmu
belajar dari si dia yang selalu diam
belajar dari sebuah kesalahan yang terus berulang
belajar dari arti kata cinta yang tak terbendung
belajar dari apa yang harus kau pelajari
semoga saja diri ini menjadi selalu yang terbaik dari apa yang kau hadapi
belajarlah...belajarlah...agar diri ini menjadi makhluk yang tangguh
berani...bisa...bisa..bisa, pasti bisa
mencoba mereungi kata-kata dari W.S Rendra
Kesadaran adalah matahari
Kesabaran adalah bumi
keberanian menjadi cakrawala
dan pejuangan adalah pelaksanaan kata-kata
bait terakhir dari puisi rendra, selalu mempecut saya untuk terus bergerak, aktif karena diam adalah mati...mudah-mudahan ini menjadi proses awal pergerakan kita sebagai seorang manusia yang selalu menjadi terbaik dimata DIA sang Khaliq kita.
Mulai dari hal yang kecil
mulai dari diri kita sendiri
mulai dari sekarang...jangan ditunda-tunda...

acan aya judulan

Senja kabut petang di puncak 1695 mdpl, senyum sabit sudah mengintip diperaduan cahayanya redup tak mampu lagi menerobos lebatnya kanopi pepohonan dikawasan pegunungan Cijambu Bandung Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Suara-suara alam sudah menghadirkan suasana yang mencekam dan teriakan binatang malam saling bersahutan kala itu. Alam mengatakan suatu kebanggaan, alam dalam cinta dan kepuasan menggambarkan arti kehidupan.
Mendaki melintas jalan setapak yang tak jelas, menuju satu tujuan yaitu puncak 1695 mdpl, sahabatku bertanya-tanya sampai kapan akan berakhir perjalanan ini, “kang berapa jauh lagi perjalanannya?” tanya seseorang
dijenguk ketika sakit, diobati ketika terluka, ditemani ketika sendiri, dibantu ketika kesusahan, dicintai ketika dikhianati, dan dinasehati ketika kehilangan, semua itu menjadi perbuatan biasa, tapi itu menjadi: penghargaan terbesar yang dimiliki oleh seorang manusia (sebuah nasihat bijak)

Penggalan IV: Dejavu

Semakin hari imajinasiku terus menyeruak. Seperti rentetan senapan mesin yang mengenai pusat lamunan dan nyaris mengenai titik kesadaran. Menembus kenangan masa lalu dan keinginan di masa depan. Kali ini sebuah mobil imajinasi berhenti, tanpa ada pengemudinya. Mobil itu memberi isyarat padaku untuk segera menaikinya. Dengan medan magnet yang sangat kuat, menarik dan membuatku terduduk dibelakang kemudi. Aku menyerah, kunyalakan mobil langsung tancap gas. Terus melaju tak memperdulikan batas kecepatan yang ada. Jarum pengukur kecepatan terus bergerak, melesat menembus batas rasionalitas. Tak hanya melebihi kecepatan pesawat Concorde tapi sanggup melampaui kecepatan cahaya. Semuanya menjadi gelap dan hilang lalu tersungkur tak sadarkan diri.
Aku terbangun ditempat yang sepertinya tidak terlalu asing. Dipinggiran rimba, dalam hamparan padang rumput yang ditumbuhi banyak sekali bunga Edelweiss. Langit cerah bertabur bintang diterangi cahaya rembulan yang kadang timbul tenggelam tertutup awan. Kuperhatikan langit mencari empat bintang yang bila dihubungkan dengan garis khayal akan membentuk layang-layang. Kutemukan selatan, tapi sebuah pemandangan membuat terpaku dan takjub nan terkesima. Seperti kerucut besar yang hitam dan kokoh, sesekali ujung runcingnya mengeluarkan kepulan asap yang tetap hitam karena malam. Aku ingat itu! puncak Mahameru gunung Semeru, titik tertinggi di Pulau Jawa. Tapi kenapa ini terjadi, kenapa aku sampai kesini?
Kuperhatikan sekeliling, otakku bekerja menyempurnakan kesadaran. Dejavu! Aku melihat masa lalu. Aku kembali ke masa lalu. Tiga buah tenda dome saling berhadapan dan salah satunya tampak cahaya redup yang menembus keluar. Cahaya yang berasal dari lampu senter yang digantung di rangka tenda. Disebelah barat ketiga tenda ada sebuah tenda berbentuk segitiga. Semuanya sunyi terlelap dibuai malam. Aku berada di daerah Kalimati, kaki sebelah utara kerucut Mahameru dekat aliran lahar yang telah mengering.
Penghuni ketiga tenda dome itu adalah sebelas orang yang ingin mendeklarasikan sebuah kelompok pecinta alam. Yoni, Amarsif, Adam, Ono, Billy, Atta, Edi, Fadlin, Eko, Ndank dan Dani sebagai ketua tim. Sedang tenda segitiga itu milik bebarapa pendaki dari Bekasi. Aku tidak ingat lagi berada di tenda yang mana, yang aku ingat Amarsaif berada dalam tenda yang lampu senternya menyala karena ia tidak bisa tidur dalam kegelapan.
Aku mendekat kearah tenda itu, menyentuhnya namun tidak bisa. Kucoba meraihnya lagi tetap tidak bisa, aku seperti benda yang tidak berwujud. Suara dering weker membelah kesunyian. Itu adalah weker milik Eko yang wajahnya mirip pelawak Gogon. Aktifitas dimulai, Eko membangunkan rekan-rekan yang lain untuk memulai etape terakhir pendakian Mahameru. Ndank dan Dani tampak sudah keluar tenda menggeliat sebentar kemudian menyalakan kompor lapangan untuk memasak air, membuat kopi susu menghangatkan tubuh yang kedinginan. Rekan-rekan yang lain satu persatu keluar dari kepompong tidur menyiapkan segala sesuatu untuk Summith Attack. Atta sibuk membungkus kamera SLR Yashica FX-2000 dengan plastik, Ono berolahraga ringan sekedar menghangatkan tubuh, Billy satu-satunya cewek dalam tim mengaduk kopi susu sebagian dimasukkan termos kecil dan Adam menyalakan rokok karena ia tidak bisa berpikir jernih kalau tidak merokok. Tenda segitiga milik pendaki dari Bekasi pun tampak beraktifitas serupa.
Tanpa komando semua anggota tim bergegas menyiapkan peralatan pribadi masing-masing. Mengenakan jaket tebal, sepatu dengan geiternya, balaklava, air minum dan senter. Sebagian anggota tim mengenakan daypack membawa peralatan operasional secukupnya.
“Sap, gimana barang-barang yang lain masa kita tinggal disini? Aman nggak?”
Aku tertawa kecil melihat Yoni memanggil Dani dengan sebutan Sapi, panggilanku waktu masih kuliah dulu.
“Semua barang yang tidak dibawa masukin tenda semua, kita tinggal disini. Pendakian terakhir menuju puncak medannya berat, sangat sulit jika membawa carrier dengan muatan penuh. Insya Allah aman.”
Aku kembali tersenyum. Aku dulu bisa menjawab seperti itu. Padahal sebelumnya belum pernah mendaki puncak Mahameru. Aku hanya mengetahuinya melalui literatur-literatur dan laporan pendakian orang lain.
“Mas, mau berangkat sekarang ya?”, seorang pendaki dari Bekasi datang dan bertanya pada Ono yang sedang mempersiapkan peralatan P3K.
“Ya Mas, ada apa ya?’, jawab Ono singkat.
“Kalau mau berangkat, nggak usah takut kalau barang yang ditinggal hilang. Satu teman kami menunggu tenda, kebetulan ia pernah mendaki Semeru.”
Semua anggota tim deklarasi Caldera bernafas lega, kemudian masing-masing bersalaman mengenalkan diri dengan para pendaki dari Bekasi. Sebuah suguhan ikatan persaudaraan yang menembus batas ruang dan waktu. Bersatu di tengah belantara pegunungan Semeru. Selesai bercakap-cakap ringan merasakan hangatnya kopi susu, para pendaki Bekasi berpamitan untuk berangkat lebih dulu. Tim deklarasi Caldera-pun segera bersiap, berdiri membentuk lingkaran kecil.
Persiapan terakhir, Dani dan Atta menyamakan frekuensi Handy Talky dan mencobanya. Dirasa semua persiapan cukup, semua tim deklarasi Caldera menyempurnakan lingkaran dengan saling berangkulan. Membuat sebuah lingkaran tertutup. Aku berteriak-teriak mengingatkan Dani untuk menyiapkan beberapa hal yang terlewatkan. Karena aku tahu pada pendakian itu, akan ada beberapa masalah yang terjadi karena kealpaan kami. Tapi percuma, tim deklarasi Caldera itu tidak bisa mendengar teriakanku. Saat ini aku hanyalah sebuah bayangan ketidaksadaran.
“Malam ini di Kalimati, tanggal 21 Agustus 2001 pukul dua belas malam, masih di satu titik dalam kebersamaan marilah kita berdo’a untuk keberhasilan dan keselamatan kita dalam pendakian Mahameru. Berdo’a dimulai!”
Hening kembali menyeruak setelah Dani mengucapkan kalimat itu. Semua tim deklarasi Caldera menunduk, bermunajat dihadapan-Nya. Merasakan hangatnya cinta Tuhan terhadap hamba-Nya. Usai berdo’a semua menyatukan telapak tangan melepaskannya dengan sebuah teriakan.
“C A L D E R A !!”
Membahana di tengah sepi, memenuhi tiap sudut rimba dengan gaung yang menjalar memantulkannya dalam tiap relung sanubari. Menasbihkan diri untuk menancapkan bendera di tiik tertinggi. Meluruskan niat untuk membentuk wadah petualangan bagi jiwa-jiwa yang ingin merasakan sari pati hidup. Melukis dunia dengan warna-warni kemerdekaan dan keindahan.
Berangkatlah mereka, 11 orang tim deklarasi Caldera. Berjalan beriringan membelah malam, menerobos padang Edelweiss mengikuti jalur yang sudah ada. Si Tambun Atta berjalan paling depan ditutup Dani ketua tim sekaligus sweeper. Lima belas menit berlalu, mulai memasuki hutan dengan kontur yang mulai menanjak. Senter bergantian menyala sebab cahaya rembulan semakin menghilang terhalang oleh rimbunnya pepohonan. Aku berjalan mengikuti mereka, tidak berusaha untuk berkomunikasi. Aku sadar sekarang berada dalam dimensi waktu yang berbeda dengan mereka. Mungkin salah satu koordinatnya bersinggungan hingga membuatku bisa melihat rekaman masa laluku. Tanpa bisa berinteraksi.
Jalur semakin menanjak, terlihat berderet banyak monumen kecil bertuliskan nama-nama pendaki yang meninggal dalam pendakian Semeru. Peringatan untuk tidak ceroboh terhadap alam dan durhaka kepada Tuhan. Arcapada nama daerah ini. Gerbang transisi dari duni nyata menuju dunia mayapada menurut mitos pewayangan. Pendakian semakin sulit, selain terjal tempat berpijak adalah pasir bercampur kerikil hasil erupsi kawah Jongring Saloka. Namun semangat tidak surut, terus mendaki menuju puncak idaman.
Disini satu masalah muncul. Yoni kambuh penyakitnya. Penyakit yang dibawanya sejak dalam kandungan ibunya. Tapi aku salut, sekarang ia menjadi seorang perwira Anggatan Udara. Salah satu Calderawan yang sukses memasuki dunia militer.
“Sap urang lapar ieu, kumaha?”, dengan logat Sunda yang sangat kental.
“Tahan dulu Yon, masa baru sebentar jalan sudah kambuh penyakit laparmu?”, jawab Dani sedikit menyesal karena lupa membawa sedikit makanan pengganjal perut.
“Nggak bisa Sap, perut ini sudah bermusik ria.”, Yoni memegangi perutnya yang sudah mengeluarkan bunyi-bunyian aneh. Tidak hanya keroncong, tapi sudah merambah musik rock bahkan dangdut.
“Ok Yon, berdo’a saja semoga ada yang bisa dimakan.”, Dani memperhatikan sekeliling mencari-cari sesuatu.
Syukurlah, didekat mereka ada rombongan pendaki yang masih bercengkerama dekat tenda bersiap-siap mendaki. Dani mendekati para pendaki yang ternyata adalah pendaki dari UNS Solo. Karena sesama Jawa, Dani cukup fasih untuk berbasa-basi minta bantuan makanan. Dengan janji akan dikembalikan waktu turunnya nanti. Hutang yang harus dibayar. Satu bungkus mie instan diterima yang langsung diserahkan untuk Yoni. Sekadar menghentikan alunan musik di perut Yoni.
Pendakian berlanjut, namun rombongan tim deklarasi Caldera terpecah menjadi dua. Lima orang sudah tidak kelihatan, enam orang tertinggal di belakang. Yoni, Billy, Adam, Amarsaif, Ono dan Dani. Lepas dari Arcapada melewati batas vegetasi, medan berubah menjadi alur-alur batuan bekas aliran lahar. Tidak ada tumbuhan apapun, yang ada hanya batu dan pasir. Pendakian sangat sulit. Setiap lima langkah naik harus dikurangi tiga langkah merosot turun. Tidak ada pijakan yang stabil. Hanya semangat yang terus memacu fisik yang sudah terkuras.
Waktu terus berjalan, semburat merah sudah mulai terlihat di ufuk timur. Jauh diatas satu bayang pohon berdiri sendiri, sendiri tumbuh diatas bebatuan vulkanik.
“Itu Cemoro Tunggal!”, teriak Ono menyemangati rekan yang lain.
Berenam kembali terseok-seok menapaki pasir dan kerikil. Berniat menyusul keenam rekan mereka. Dani mencoba menghubungi lewat HT, namun hanya bunyi kerosok-kerosok yang terdengar. Mendaki dan terus mendaki hanya itu yang terlihat.
Cemoro Tunggal sudah tersentuh, namun kelima rekan yang lain belum satupun yang tersusul. Bernafas sebentar, mencicipi segarnya air dalam vedpless. Air yang diambil dari mata air raksasa Ranu Kumbolo. Namun masalah kembali muncul seiring matahari yang mengintip dari celah cakrawala. Wajah Billy pucat pasi.
“Yon, aku nggak kuat lagi.”, kalimat itu keluar dari mulut Billy.
“Ayo Bil, tinggal sedikit lagi kita sampai puncak.”, Amarsaif menimpali memberi semangat.
Melihat kondisi itu, rekan yang lain berinisiatif memberi bantuan. Yoni mengeluarkan webbing mengikatnya di pinggang Billy. Yoni dan Ono berjalan didepan menarik Billy, Amarsaif dan Adam membantu di belakang Billy. Sedang Dani terus mencoba menghubungi Atta untuk memperlambat tempo, mengabarkan Billy dalam keadaan kritis.
Matahari bulat utuh menyinari bumi. Menerangi jagat raya dengan kehangatan sinarnya. Subuah pemandangan indah tersaji. Arah utara tampak jajaran pegunungan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, arah timur terlihat hamparan luas yang menghijau, disiram cahaya kuning keemasan. Bekas aliran lahar jelas terlihat menggurat kerucut Mahameru. Puncak semakin dekat, namun kondisi Billy tidak urung membaik. Wajahnya pucat pasi ditambah pandangan mata yang kosong.
“Aku sudah tidak sanggup lagi. Kalian saja yang meneruskan ke puncak, aku tunggu disini.”, perkataan Billy seakan mematahkan semangat rekan yang lain untuk meneruskan pendakian.
Rekan yang lain menyemangati Billy untuk tetap meneruskan pendakian. Namun Billy tetap bersikukuh untuk tetap tinggal. Wajahnya semakin pucat dan pandangannya semakin kosong.
“Billy aku bawa turun, yang lain tetap meneruskan pendakian!”, sebuah keputusan dilematis diambil Dani sebagai ketua tim.
Seandainya aku bisa berkomunikasi dengan mereka tentu aku akan menyuruh mereka untuk memaksa Billy mendaki. Karena aku tahu fisik Billy masih kuat. Billy hanya belum terbiasa berada dalam ketinggian, apalagi berada di lereng Mahameru yang terjal. Vertical Limit of Java kata Yoni. Apa daya aku hanyalah makhluk imajiner. Tak mungkin bisa merubah kenyataan yang sudah terjadi.
“Aku ikut turun!”, sergah Amarsaif disusul rekan-rekan yang lain.
“Tidak! Salah seorang harus terus mendaki. No, kamu naik susul Ndank kibarkan bendera ini di puncak!”, perintah Dani kemudian menyerahkan sebuah bendera berwarna merah bergambar telapak kaki dan tiga arah mata angin kepada Ono.
Ono meraih bendera itu kemudian langsung berlari mengejar anggota tim deklarasi Caldera yang sudah berada jauh diatas. Dengan prestasinya sebagai seorang atlit pencak silat, Ono bukan lagi mendaki tapi berlari diatas pasir dan kerikil. Melesat seperti angin. Mungkin tingkatan di perguruan pencak silatnya sudah tinggi, hingga mampu menguasai ilmu seipi angin.
“Kalian bertiga bantu Billy turun, aku turun duluan. Aku usahakan minuman hangat sudah tersedia sebelum kalian sampai!”, Dani menambahkan komando lagi kepada Yoni, Amar dan Adam.
Jika Ono tadi berlari keatas, Dani langsung berlari menuruni curamnya lereng Mahameru. Entah kesetanan atau apa Dani terus berlari, walau berkali-kali jatuh tersungkur. Bangun dan lari lagi. Sementara Yoni, Amar dan Adam pelan-pelan membantu Billy menuruni lereng Mahameru.
Sampai di lokasi Camp Craft, Dani menyiapkan alat masak. Membuat minuman hangat untuk Billy dan rekan-rekan yang lain. Kemudian memakai kaca mata hitam mengenakan topi, berdiri mematung memandang puncak Mahameru. Cukup lama sebelum anggota tim yang lain datang. Terpekur sendiri dalam lindap sepi. Merangkai setiap abjad pertempuran antara kalutnya pikiran dan semangat yang melemah. Kaca mata hitam mnyembunyikan air matanya yang menetes. Sedih karena gagal menginjakkan kaki di puncak Mahameru. Gagal mewujudkan mimpi untuk berziarah diatas inmemoriam Soe Hok Gie. Pilu karena ekspedisi yang dipimpinnya berantakan.
“Aku seorang pecundang.”, bisik Dani lirih.
Aku yang hanya jasad imajiner berdiri disampingnya. Mencoba untuk menghibur, membakar kembali semangat petualangnya yang mulai redup.
“Dan, kamu tidak gagal. Kamu bukan seorang pecundang. Hanya waktu yang akan membuatmu sadar, apa yang kamu lakukan sekarang adalah tonggak keberhasilan. Seperti yang aku rasakan sekarang ini. Aku bangga menjadi kamu.”
Aku menghentikan ocehan. Menemani Dani memandang puncak Mahameru. Tapi dengan ekspresi yang berbeda, aku tersenyum.
“Keberhasilanmu bukan hanya tentang kebanggaan mencapai puncak gunung. Kamu telah berhasil mengalahkan egomu sendiri. Kamu telah memenuhi janjimu untuk membawa semua anggota tim dalam keadaan utuh. Dan sebentar lagi kamu akan melihat kibaran bendera Caldera di puncak Mahameru.”
Dani terus mematung, air mata yang tersembunyi dibalik kaca mata hitam belum juga mengering. Tak memperdulikan apa yang aku ucapkan. Aku biarkan, Dani hanya belum memahami. Dani akan memahaminya setelah melanjutkan kembali petualangan-petualangannya. Di gunung yang lain dan dalam kehidupannya nanti.
Rombongan pertama datang. Yoni, Amarsaif dan Adam berjalan pelan menuntun Billy. Melihat tenda, Billy menghambur masuk kedalam menutupnya rapat. Amarsaif dan Yoni duduk lesu di depan tenda. Adam menjernihkan pikiran, menyalakan sebatang rokok mengacuhkan secangkir minuman hangat yang sudah tersaji. Semua larut dalam galau. Hanya deru angin yang terdengar, kawah Jongring Saloka kembali menghembuskan nafas.
Jauh di tenggara, sebuah noktah merah terlihat. Terus bergerak mendekat, berkibar-kibar dibawa lari pembawanya. Ono sudah muncul, berlari membawa bendera Caldera yang diikat pada ranting kecil. Membawa pesan kebanggaan dari puncak Mahameru.
“Lapor kapten! Perintah sudah dilaksanakan. Bendera berhasil berkibar di ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut. Tim yang lain sudah tersusul, sekarang dalam perjalanan turun. Sudah kusampaikan salammu untuk Soe Hok Gie!”
Berlagak ala militer Ono memberikan laporan tepat di depan Dani. Tidak meraih bendera yang diserahkan Ono, Dani merangkul Ono erat dalam kebersamaan. Dani tahu keberhasilan ini adalah keberhasilan tim. Dua insan ini meneteskan air mata.
Rombongan terakhir tiba, berarak-arak menuju satu titik. Adegan kebersamaan kembali tersaji. Semua saling berangkulan, merasakan persaudaraan dalam satu dekapan. Tenda Billy terbuka memperlihatkan wajahnya yang berlinangan air mata. Menangis tapi tersenyum.

Mahameru berikan damainya
didalam beku Arcapada
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa
- Dewa 19-
Muhammad Ardani Ardia Masrura

Penggalan Ketiga: It’s Love

Traffict Light sudah berubah hijau, namun tidak ada aktifitas pergerakan didepan, semua kendaraan terdiam mengacuhkan. Pak Pengatur Lalu-lintas membentangkan kedua tangan, isyarat semua kendaraan harus berhenti. Sang Penguasa Siang tepat di ubun-ubun kepala, memanggang otak yang sudah penat.
Sialan! Hanya karena iring-iringan mobil dengan plat warna hijau bergambar bintang, semua kendaraan yang lain harus berhenti memberi jalan. Begitu tergesa-gesakah mereka, hingga sudah melupakan budaya antri di jalan raya. Sudah hilangkah rasa cinta bangsa ini pada rakyatnya?
Petinggi militer berlalu, motor kembali melaju membelah jalan raya, segera merayakan rasa cinta dengan keluarga. Bercanda riang dengan Rinjani dan banyak kecupan untuk ibunya.
Kuambil cuti untuk hari ini. Sedikit merengganggkan otot dan syaraf, yang selalu bersitegang dengan waktu dan uang. Memberikan waktu kebersamaan dengan Rinjani, dan yang paling penting recovery untuk persiapan nanti malam. Sebuah percumbuan indah dibawah maghligai cinta dengan pasangan halalku.
Diawali dengan kecupan-kecupan lembut nan mesra. Menemukan birahi, pelan-pelan mencapai puncak hasrat bersama. Bersatu dalam kehangatan tubuh yang berpeluh. Kenikmatan tiada terperi anugerah Sang Pencipta, berpayung Ijab Qobul dan do’a. Oh, alangkah indahnya percintaan dalam naungan pernikahan.
“Bapak, jajannya mana bapak?”, dengan ejaan yang belum sempurna Rinjani berlari menyambutku yang baru saja tersadar dari lamunan. Kuraih Rinjani, menyerbu dengan ciuman di pipi yang lembut. Merasakan kemanjaan dan kelucuannya.
“Ini jajannya, tapi nggak boleh na….”
“Kal!”, jawab Rinjani sigap ditambah senyum riang khas yang selalu membuatku rindu. Tangan mungilnya meraih satu bungkus es cream coklat, turun dari dekapanku kemudian berlari memanggil ibunya.
“Mas, kok pulang lebih cepat ada apa? Apa tokonya sepi?”, tanya istriku keheranan sambil meraih daypack yang selalu kubawa untuk kegiatan operasional.
“Nggak ada apa-apa kok, pengen pulang aja. Capek.”
“Ya udah, beli mie ayam aja ya? Soalnya tadi nggak masak.”
Aku mengangguk pelan, isyarat setuju. Sambil menunggu mie ayam, kuraih remote televisi dan menyalakannya. Menonton acara kriminal Sergap yang tayang tiap jam setengah duabelas siang. Aku tertarik pada headline acara tentang seorang mantan calon Bupati yang menderita gangguan jiwa.
“Mantan calon Bupati Ponorogo Yuli Nursanto, kabur dari Rumah Sakit Umum Dr. Soedono dengan hanya mengenakan celana dalam. Diduga ia menderita gangguan jiwa karena terlilit hutang untuk dana kampanye pencalonannya menjadi Bupati Ponorogo.”, begitu penjelasan pembawa acara yang dilanjutkan dengan panampakan seorang yang berjalan-jalan hanya mengenakan celana dalam, diikuti beberapa Polisi. Saudaranya yang sempat diwawancara mengatakan bahwa sejak kalah dalam Pilkada, bisnis Yuli Nursanto pelan-pelan mulai gulung tikar. Ditambah perceraian dengan istrinya, membuat Yuli Nursanto menderita gangguan jiwa.
Sungguh tragis memang, Yuli Nursanto yang dulunya adalah raja bisnis transportasi,. pemilik salah satu stasiun radio dan rumah makan, sekarang menjadi seorang pecundang yang kehilangan segalanya. Yuli Nursanto yang dulunya berwibawa dihadapan massanya waktu kampanye Pilkada, sekarang tak lebih dari orang gila yang disingkirkan masyarakat.
Sebuah gambling yang berani oleh Yuli Nursanto tatkala mencalonkan dalam Pilkada Bupati Ponorogo. Tapi itulah manusia, selalu ingin mencapai puncak kebanggaan. Tidak pernah menggunakan akal sehat dalam meraih sesuatu, yang ada hanyalah prestise. Kalau saja Yuli Nursanto lebih mencintai Tuhan, dengan wujud berupa rasa syukur terhadap-Nya tentunya ia tidak akan menjadi orang yang dicampakkan. Karena pengejawantahan rasa syukur adalah tindakan rasional dalam memberi dan meraih sesuatu.
Acara Sergap berlanjut, sekarang berganti dengan kasus pembunuhan, perampokan kemudian tertangkapnya kurir ganja di perbatasan Aceh Sumatera Utara. Diselingi beberapa iklan, kasus-kasus kriminal kembali bergulir. Seperti menampakkan wajah jahiliyah bangsa kita. Kejahiliyan yang tercipta karena kemiskinan, kebodohan dan sudah langkanya rasa cinta serta kasih sayang.
Aku sudah mulai jengah dengan tayangan berita kriminial, ingin kuganti channel televisi dengan acara yang lebih menarik.
“Kembali di Ponorogo, dua anak Madrasah Tsanawiyah tewas tenggelam di sungai. Peristiwa ini terjadi ketika anak-anak kelas dua Madrasah Tsanawiyah sedang mengikuti kegiatan kepramukaan. Salah satu orang tua korban berkali-kali jatuh tak sadarkan diri mengetahui putri tunggalnya adalah korban peristiwa tersebut. Kasus ini sekarang ditangani Polres Ponorogo, karena diduga ada kelalain dari pihak penyelenggara kegiatan.”
Karena ulasan berita tadi kuurungkan niat untuk mengganti channel televisi. Begitu cepatnya teknologi informasi menayangkan berita dari sebuah sumber berita nun jauh di kampung terpencil. Sebuah prestasi bagi kotaku, karena hari ini telah menyumbangkan dua buah berita sekaligus di sebuah stasiun televisi swasta nasional, yang tentunya ditonton di seluruh penjuru Republik ini. Kotaku kembali melambung namanya. Kota yang selama ini terkenal hanya karena Reog Ponorogo dan Pondok Modern Darussalam Gontor. Terimakasih sangat tidak terkira untuk pencipta televisi, internet dan satelit Palapa.
Wajah-wajah Kakak Pembina Pramuka dalam tayangan televisi tersebut lesu tidak bergairah. Tampak wajah penyesalan, namun apa lacur musibah sudah terjadi dan waktu tidak dapat diputar ulang. Kalau saja mesin waktu dalam film Back To The Future benar-benar ada, para Kakak Pembina Pramuka pasti akan menggunakannya untuk kembali ke saat sebelum terjadi peristiwa naas itu. Membuat manajemen perjalanan kegiatan dengan sebaik-baiknya dan patuh pada Safety Procedure. Menjajaki kedalaman sungai, menyiapkan ban pelampung dan tali penyelamat. Tak lupa satu tim rescue untuk membackup ban pelampung dan tali penyelamat jika mengalami kegagalan fungsi. Harus ada plan B sampai Z dalam semua kegiatan alam bebas. Dan yang tak kalah penting adalah sebuah pemahaman, bahwa dalam semua kegiatan harus dihilangkan kepentingan untuk balas dendam kepada junior. Semua harus dilandasi dengan perasaan cinta. Cinta kepada organisasi diwujudkan dengan membentuk kader-kader yang tangguh dan loyal terhadap organisasi. Cinta kepada peserta kegiatan diwujudkan dengan selalu mempertimbangkan semua faktor yang mungkin dapat menyebabkan terancamnya keselamatan peserta.
Aku teringat perkataan Kang Andi dosen Fakultas Pertanian, Staf Pembantu Rektor III, seorang penggiat alam bebas yang juga anggota Wanadri. Tepatnya tujuh tahun lalu ketika presentasi Ekspedisi Bromo Tengger Semeru untuk deklarasi Caldera. Setelah memeriksa kesiapan kami untuk melakukan ekspedisi, beliau memberikan wejangan-wejangan bagaimana seharusnya sebuah kegiatan alam bebas dilakukan. Ditutup satu kalimat yang sangat bermakna.
“Kebanggan bukan didapat dari seberapa tinggi gunung yang kamu daki, tapi apa yang kamu dapat dari pendakian itu sendiri.”
Bagiku kalimat itu berarti: prestise bukan tentang menapakkan kaki di puncak-puncak gunung, merayap di terjalnya tebing atau memacu adrenalin di sungai dengan jeram grade IV. Tapi memaknainya dalam belantara hidup yang sesungguhnya. Tentang semangat bertahan hidup, kebersamaan dan cinta.
Muhammad Ardani Ardia Masrura

Penggalan Kedua: AMS Map SHEET 5219-II, 41952940

“Siapa yang tenggelam Zar?”, tanyaku pada Hasyim Nizar.
“Anak-anak Pramuka Madrasah Tsanawiyah. Tau tuh pembinanya, masa ngadain kegiatan di sungai gak ada persiapan sama sekali. Kasih life guard atau paling nggak ban untuk pelampung, pasti nggak akan sampai kejadian kayak gini.”
“Nggak memenuhi Safety Procedure Operation!”, jawab Hasyim Nizar sekenanya.
“Tapi itu jadi lahan operasi kita lagi. Tambah divisi usaha The Produk Gagal. Search and Rescue!”, timpal Antony sambil cengengesan lagi menghabiskan sisa rokok.
“Jangan SAR, tapi pembinanya pembina Pramuka. Biar mereka tahu apa itu Safety Procedure. Biar nggak asal melaksanakan kegiatan.”, sanggah Hasyim Nizar berlagak seperti mahasiswa yang memprotes kebijakan rektorat.
Aku terdiam lagi, melihat Sukadi yang tak peduli dengan terjadinya debat kusir antara Hasyim Nizar dan Antony. Sukadi sibuk mengutak-atik sling kopling scooternya yang kendor. Sementara Yudhis tidak kelihatan ingusnya dari tadi. Mungkin Yudhis terdampar di sungai, melihat orang yang melihat tenggelamnya anak-anak Pramuka Madrasah Tsanawiyah.
Menyiapkan peralatan menuju Tempat Kejadian Perkara, sebuah kelokan sungai tepat dibelakang Madrasah Tsanawiyah. Menggunakan sepeda motor aku segera bergegas. Sepeda motor yang baru saja lulus dari tagihan bulanan, sebuah bukti hasil usaha selama tiga tahun.
Perangkat penegak hukum tampak sibuk mengumpulkan data tentang kejadian tadi. Para Kakak Pembina Pramuka dan senior tertunduk lesu di pinggiran sungai. Memandang kosong, pasrah mengeja satu-persatu peristiwa yang sebenarnya terjadi. Di bawah rimbunan pohon bambu, orang-orang bergerombol mengelilingi seorang berpakain serba hitam yang terus berbicara tapi tak sedetikpun satu batang rokok klobot lepas dari mulutnya. Berbicara, menghisap rokok dan menghembuskan asap, sebuah kombinasi keahlian yang sangat langka. Mbah Sarip, itulah namanya. Seorang dukun yang terkenal sakti di daerah kami.
“Sungai ini masih wingit, harus berhati-hati kalau melewati daerah ini. Paling tidak harus uluk salam, karena kita memasuki wilayah kekuasaan makhluk lain. Kalian masih ingat dua tahun yang lalu, anak MTs juga yang tenggelam. Artinya tahun ini sungai ini minta jatah lagi, karena kita tidak lagi menghormatinya. MTs harus mengadakan ruwatan agar peristiwa ini tidak terulang lagi.”
Tidak meng-iya-kan juga tidak menyangkal perkataan Mbah Sarip. Aku menganggap itu adalah sebagian kekayaan kebudayaan bangsa. Animisme dan dinamisme tidak bisa terpisahkan dari kepercayaan sebagian besar masyarakat kita. Walaupun irrasional, tidak pernah aku mendebatnya. Karena jika sekali-kali aku menyangkalnya, aku dianggap sebagai orang Jawa yang tidak njawani lagi,
Teringat dua tahun lalu. Ketika Djokjakarta dan sekitarnya dibuat porak poranda oleh gempa tektonik dengan magnitude sebesar 5,9 pada scala Richter. Gempa yang sering terjadi di daerah batas lempeng atau sesar, terutama daerah subduksi. Disebabkan oleh lempeng tektonik yang satu bergerak relatif terhadap lempeng tektonik lainnya. Pergerakan tersebut akan menimbulkan gaya-gaya stress yang berakibat terakumulasinya energi secara terus menerus. Pada saat gaya yang terakumulasi tersebut telah melampaui batas elastisitas, lapisan batuan didaerah tersebut tiba-tiba patah menimbulkan gelombang elastik yang tersebar ke segala arah.
Salah satu sebaran gelombang elastik itu sampai ke kampungku, sekitar dua ratus kilometer dari titik episenter. Seperti berada dalam wadah yang diguncang-guncang, itulah rasanya. Kaget, bingung dan kagum bercampur menjadi satu.
Belum sempat menormalisasi pikiran akibat gempa, kampungku dibuat geger dengan berita tenggelamnya anak MTs yang sedang berenang di sungai. TKP nya tepat di sini, ketika dua tahun kemudian adik kelasnya menyusul dalam perangkap penunggu sungai.
Namun sekarang kondisinya berbeda. Dua tahun yang lalu korban tenggelam karena berenang atas kehendaknya sendiri, sekarang korban tenggelam karena sedang mengikuti acara Pramuka dalam bimbingan Kakak Pembina di bawah tanggung jawab instansi yang bernama Madrasah Tsanawiyah. Tidak tanggung-tanggung, dua anak perempuan meninggal dalam insiden itu.
Peristiwa naas ini terjadi ketika empat anak Pramuka yang diperintah seniornya melintas sungai, dalam ritual kenaikan pangkat ala Pramuka. Kurang jelas kenapa empat anak tersebut tercebur ke sungai, dan tenggelam. Yang jelas tidak ada respon dari Kakak Pembina, entah panik atau memang tidak bisa berenang. Beruntung dua anak bisa selamat. Itupun bukan karena diselamatkan Kakak Pembina, tapi oleh orang yang kebetulan sedang memancing ikan di dekat TKP.
Sungai ini memang mempunyai sumber daya alam yang sangat melimpah. Baik itu sumber alam hayati maupun tambang. Berbagai jenis ikan, batu dan pasir bahan bangunan banyak ditemukan disini. Tapi itu cerita lama, sebab sekarang sungai ini tak lebih dari saluran buangan air hujan yang berasal dari pegunungan selatan daerah Wonogiri Jawa Tengah. Ikan-ikanpun langka, musnah akibat tangan-tangan serakah manusia yang menangkapnya menggunakan pestisida ataupun dynamite. Ketika kemarau, sungai tak lebih dari kubangan-kubangan air. Para penambang pasirlah yang membuat kubangan air itu menjadi lebih dalam sehingga bisa menenggelamkan orang.
Tapi jangan tanya ketika hujan sudah mengguyur. Apalagi bila hujan itu terjadi di daerah hulu dengan intensitas yang sangat besar, maka sungai ini bisa menenggelamkan kota Ponorogo. Seperti yang terjadi tanggal 26 Desember 2007 kemarin. Hujan yang mengguyur seharian penuh, menyulap Ponorogo menjadi lautan. Selama tiga hari yang terlihat hanya banjir. Sebelum akhirnya banjir itu surut, mengalir ke arah utara menenggelamkan sebagaian Madiun kemudian Ngawi. Yang akhirnya anak sungai ini bertemu dengan induknya Bengawan Solo yang sama juga sedang murka. Mengalir merayap menuju Bojonegoro dan banjir berakhir di Tuban. Mengakhiri kisah bencana penutup tahun di Laut Jawa.
Penyelidikan kulanjutkan, tapi sudah tidak kondusif karena TKP sudah crowded. Terlalu banyak orang, terlalu banyak kepentingan dan terlalu banyak pikiran. Akhirnya kupisahkan diriku dari kekacauan yang terjadi, menyepi agak jauh dari TKP. Tempat di mana orang-orang tidak memperhatikan kegiatanku. Kubuka sebuah lembaran kertas yang selalu tersimpan dalam tas kecil Eiger. Sebuah pensil dan protaktor membantuku membuat titik di atas lembaran kertas tadi. Ketemu! AMS Map SHEET 5219-II, 41952940.
Melihat lengkukan garis-garis kontur yang tak terputus, kelokan-kelokan sungai, puncak-puncak gunung dan lembah meloncatkan ingatanku pada satu tempat nun jauh di barat: Jatinangor. Bekas pos satpam yang kami sulap menjadi tempat bernaung kumpulan orang-orang yang sudah tidak waras. Orang-orang yang mengabdikan diri untuk mendaki gunung, memanjat tebing, mengarungi jeram atau sekadar berjelaga dalam lingkaran api unggun. Tempat di mana aku belajar menentukan koordinat dalam peta topografi, seperti yang kulakukan barusan. Tempat itu bernama Kelompok Penempuh dan Pencinta Alam Caldera FMIPA Unpad.
Tersentak, teringat perdebatan Hasyim Nizar dan Antony tentang divisi usaha baru The Produk Gagal. Bukan Search and Rescue ataupun pembinanya Pembina Pramuka. Tapi pemancing ikan!
Muhammad Ardani Ardia Masrura

Lorong Waktu Sebuah catatan tentang masa lalu dan masa depan

Penggalan Pertama: The Produk Gagal

Empat puluh lima derajat di atas cakrawala, matahari melukis panjang bayang-bayang benda sama dengan panjang benda itu sendiri. Sinarnya menari-nari di sela pepohonan yang sudah kering karena kemarau. Semarak bendera dan umbul-umbul bernuansa merah putih, menandakan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia telah tiba. Aktualisasi dari paham yang masih abstrak: nasionalisme.
Seperti hari-hari yang lain, bergelut dengan rutinitas kewajiban sebagai seorang suami dari istri yang cantik Ida Kurniawati dan ayah dari putri yang juga cantik Sylva Rinjani Masrura: mencari sesuap nasi segenggam intan. Di dalam ruangan empat kali tiga, Central Processing Unit yang bertumpuk-tumpuk belum selesai kukerjakan. Di sudut berderet-deret pasien handphone juga nampak sudah berdebu menunggu giliran. Melekat di dinding yang telah kusam, Mas Bob Marley nikmat menghisap cannabis sativa. Menatap kosong ke depan, mencumbu pemandangan khas jalan raya. Sepeda, motor, mobil dan pejalan kaki yang hilir mudik.
Dari utara beriringan petani-petani dengan sepedanya membawa bertumpuk-tumpuk damen, menandakan kerinduan tiga bulan sekali para petani terhadap hasil panen telah terbayar. Walau hanya menghasilkan sedikit dari kerasnya usaha mereka. Terjepit diantara harga pupuk yang melambung, minyak tanah yang semakin mahal serta sulit didapat dan rengekan anak-anaknya minta dibelikan sepatu baru untuk masuk ke sekolahnya yang baru.
Diseberang rombongan anak kecil berpakaian rapih. Anak laki-laki mengenakan baju koko, yang perempuan rapat menutup auratnya dengan pakaian muslimah. Bercanda riang berjalan menuju mushola untuk belajar Iqro’. Inilah anak-anak harapan bangsa. Bangsa yang sekarat tapi sulit untuk menghembuskan nafas terakhirnya. Persis kisah dalam sinetron tentang seorang yang tersiksa menghadapi ajal karena dosa masa lalunya. Inilah bangsa kita, tinggal menunggu ajal atau malaikat penolong yang bernama International Monetary Fund.
Kulanjutkan pekerjaan, memasang komponen Integrated Circuit Power Amplifier handphone sejuta umat Nokia 3310 yang bermasalah pada sinyal transmitter. Membersihkan PCB, menempatkan IC PA pada posisi yang tepat, sedikit lumuri dengan flux. Tiga sentimeter di atas komponen, solder uap Gordak 850-B-ku siap bekerja. Menghembuskan angin panas bersuhu 500 derajat Celcius, melelehkan timah kaki-kaki IC PA agar bisa menempel pada papan induk komponen. Kurakit kembali satu persatu spare part, waktunya uji coba. Switch on-off kutekan, lima detik kutunggu akhirnya muncul logo operator XL, disusul indikator sinyal yang merangkak naik sebanyak tiga tangga.
“Selamat datang di layanan isi ulang XL, welcome to XL reload service, …….” Kalimat itu begitu merdu kudengarkan dari mulut mbak-mbak yang belum pernah kukenal, setelah keypad handphone kutekan angka 1 2 3 kemudian tombol call. Namun bagiku itu adalah isarat keberhasilan. Finishing kutulis 45000 pada label harga, kutempel di cashing handphone Nokia 3310. Cukuplah itu untuk ongkos pekerjaanku tadi. Menarik nafas, menyalakan rokok, memandangi satu persatu pasienku. Terhenti pada Nokia 7610, kunyalakan, kutunggu berapa menit hanya tulisan NOKIA yang muncul, tidak pernah sampai pada gambar animasi dua tangan yang saling bersalaman. Cukup proses flashing software menggunakan UFS 3 Tornado, si ketupat ini sudah normal lagi.
Istitahat sebentar. Komputer masih dipakai nge-game sepupuku Hasyim Nizar. Seorang sarjana pertanian lulusan Universitas Jember yang sekarang bekerja sebagai Petugas Penyuluh Lapangan Departemen Pertanian. Tapi setiap hari hanya nongkrong di warung kopi sebelah kantornya. Berseragam dan masih dalam jam kerja. Setelah menyelesaikan hajat absensi di kantornya, sepupuku langsung menuju kesini. Duduk di depan monitor komputer, menjalankan game Street Racing Syndicate, sebuah game balap mobil buatan NAMCO Corporation.
“Dan, punya rokok nggak?”. Datang anggota komunitasku yang lain. Antony namanya, seorang mahasiswa Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri yang sudah delapan semester kuliah, tapi masih lima belas mata kuliah yang belum beres, kandidat penyandang gelar MAPALA (Mahasiswa Paling Lama). Jika kalian berkunjung ke kampus, cukup datang ke UKM Seni Budaya pasti bersua. Mudah mengenalinya, penglihatan mewakili otak yang sudah karatan termakan korosi bangku kuliah.
“Beli dulu di warung depan, setengah bungkus saja, uang ambil di laci!”
Dengan sigap nan cekatan, Antony cepat merespon perintahku tadi. Dari sikapnya terbersit perkataan, “Siap Pak!”
Belum sempat Antony melaksanakan tugas, dari selatan terdengar suara meraung-raung yang akrab di pendengaran kami. Sukadi dan scooternya. Scooter merk Vespa tipe Sprint keluaran tahun 1974, jauh lebih tua dari pemiliknya. Body sudah berwarna coklat kusam dan keropos disana-sini. Dimodifikasi dengan kereta samping dan setang monyet. Tahu kenapa setang monyet? Karena kalau mengendarainya sejauh sepuluh kilometer saja, tangan tidak bisa diturunkan karena kram otot, seperti monyet yang sedang bergelantungan. Tapi ditangannya, kendaraan itu pernah merambah Pulau Jawa selama sebulan. Bermodal dua ratus ribu rupiah, dan nomor telepon scooterist yang tersebar di pulau Jawa. Tak ketinggalan satu jerigen minuman tradisional hasil fermentasi nira, yang kadar alkoholnya tidak tercatat karena sulit untuk diukur. Pastinya jauh di atas minuman khas Mexico: Tequila.
Raungan scooter berhenti tepat di depan outlet. Duduk di kereta samping, Yudhis bocah kelas tiga Madrasah Tsanawiyah, adik Antony kandidat MAPALA. Kalau kakaknya pusing karena kuliah belum beres, Yudhis pusing mengakali bapaknya agar mau membelikan memory card. Alasan, memory card berkapasitas 128 megabyte yang sekarang terpasang tidak cukup untuk ¬-mengunduh file mp3 dan 3gp. Berbagai cara dicoba, tidak ada satupun yang membuahkan hasil. Akhirnya diambillah jalan terakhir, ngambek tidak masuk sekolah selama dua minggu. Jurus inipun ampuh, karena bapaknya yang pensiunan penghulu akhirnya luluh. Meng-acc permintaan Yudhis, memory card berkapasitas 512 megabyte. Bagi bapak Yudhis ancaman tidak sekolah adalah pertanda putusnya klan penghulu atau setidaknya petugas pencatat pernikahan di kampung.
“Ada anak yang tenggelam di sungai. Pada mau lihat nggak?”, teriak Sukadi tanpa turun dari scooter.
“Cepetan!”
Bergegas Hasyim Nizar dan Antony berangkat, mengikuti ajakan Sukadi yang berteriak melolong-lolong, menghardik, menendang Yudhis agar bergeser memberi tempat kosong di kereta samping scooter. Karena paling muda, Yudhis selalu menjadi objek tindakan kolonialisme kami. Mendapat tamparan, tendangan adalah hal yang biasa bagi Yudhis. Bagi kami Yudhis adalah lahan pelampiasan ketidak warasan kami terhadap hak azasi manusia. Karena satu alasan, “Senior selalu benar!”
Scooter menyalak lagi, membuat lonjakan drastis grafik polusi suara di sekitar kami. Sebelum naik jok kereta samping scooter, Antony masih konsisten melaksanakan tugas yang aku perintahkan tadi. Tapi tetap salah sasaran, rokok yang sedianya buat persediaan, di bawanya sambil cengengesan seperti anggota DPR yang ketangkap KPK.
Berangkatlah mereka, rombongan The Produk Gagal. Sebuah komunitas usaha komunikatif, kreatif, inovatif dan produktif. Tercermin dari ¬bentuk tulisan Sarank di pintu depan, yang membentuk sayap kupu-kupu mirip lambang grup band anti kemapanan: Slank Yang melayani segala macam bentuk usaha selain usaha utama outlet service handphone dan komputer. Seperti yang tertulis pada banner depan outlet.
“Melayani: Jual beli handphone & komputer, service, pengetikan, foto penganten, angkutan air mineral, ojek, bengkel motor, wedding planner, event organizer, biro jodoh, les privat, joki SPMB, penggandaan VCD, pembajakan software, manipulasi foto, konsultasi skripsi, orkes melayu….”. Semua usaha yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak kami cantumkan di situ. Seperti motto kami, komunikatif: selalu berusaha meyediakan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen, kreatif: pandai membaca peluang, inovatif: menciptakan kreasi-kreasi unik agar diterima pasar dan yang paling penting adalah produktif: harus untung!
Sepeninggal mereka, kembali kulanjutkan pekerjaan. Aku tidak begitu tertarik dengan ajakan Sukadi. Selain outlet tidak ada yang jaga, aku harus mencapai targetku hari ini, membelikan drum mainan untuk Rinjani. Sejak kamarin Rinjani merengek-rengek minta drum mainan setelah nonton anak-anak SMA yang latihan Drum Band ¬untuk persiapan karnaval Agustusan.

Muhammad Ardani Ardia Masrura

senja telah datang



Ketika senja telah datang
Mataharipun mulai tenggelam
Dan siang berganti malam

Kala hari mulai petang
Lembayung senjapun datang
Menanti gelapnya malam

Namun biarkanlah...
Biarlah siang berganti malam
Biarlah hari menjadi petang
Karna bintang dan rembulan
Akan datang jadikan malam terang

Hingga...
Sang bintang terkecil datang

doaku pada setiap qiammul lail tiba:
Ya Allah yang maha penyayang
jika dia memang jodohku dekatkan dan baikkan dia
tapi jika bukan jodohku, maka jauhkan dia secara perlahan dan baik-baik, sampai hati ini mau menerimanya, Engkaulah maha mengetahui niat dan keinginan semua orang
Maha SUCI Engkau dari segala keSUCIan hati

jawaban kosong

berikanlah jawaban atas sikapku
jangan kau beri aku simpulan
tentang semua arti dan diskusi kita
sangatku berharap cinta ini lurus
dan aku tidak akan menduakan DIA
menghampiri dan terbayang dalam mimpi malam
bahkan saat langkah ini berjalan
yang selalu sibuk mengejar fantasi duniawi
secara de facto kau membatasi diri
akankah aku beraksi secara frontal
seperti mahasiswa yang melakukan aksi
frontal...ya...frontal
tapi saya ini makhluk beradap
yang tidak akan mengikuti nafsu setan
ku akan tetap menjadi "secret admirer"
walaupun sudah secara terang-terang ku mengakuinya
bahkan kau hanya bingung harus menjawab apa?
ya sudahlah, toh berarti pesanku tersebut menjadi hal yang tidak penting bagimu
dan perlu diingat cintaku ini hanya untuk Allah saja
cintaku akan ku bagi lagi pada calon istriku kelak
tapi tetap proporsinya akan lebih banyak cinta yang pertama
sesuai filosofi keseimbangan antara tuhan, manusia dan alam pada lambang organisasi PA-ku
cukupkan waktu yang menjawab, ku akan tetap menjalani hari-hari mengejar mimpi
mimpi menjadi orang sukses, dan cinta akankah tetap pudar??
kita lihat saja, toh waktu itu sebuah realisasi dari ketidakpastian yang absurt
seperti teori relativitas albert einstein
ya cukupkan saja tulisan ini menjawabnya,
masih banyak wanita solehah dan taat suami kelak yang masih suci dan kuat
jakarta-jatinangor, 8 februari 2011

kode sandi komunikasi lapangan 3

10-10 Negative
10-11 Speak more slowly, didn’t understand
tapi ada artinya lain
10-10 Fight in progress
10-11 Animal problem
well semuanya terserah klub masing2 kali, biar bahasa-nya ndak diketahui musuh...

Dari forum sebelah, bahasa p*l*s* bdg kyknya:
86--->dimengerti/diterima
87--->dilanjutkan/dilaporkanke
10-2--->posisi
813--->selamatbertugas
SoloBandung--->standby
RembangPati--->rupiah/uang
KR--->kendaraan
TKA--->tibakelokasiaman
TL--->lampumerah
merumput--->makan
kilang--->pombensin
Pati-Pati=Pimpinan
HalongTimur=HT
HalongPati=HP
MedanHalongSolo=Mahasiswa
TimurMedan=Tamu
SoloMedanSolo=SMS
Kresna=RI1
TimurLombokPati=Telpon
Bandung-BandungPadat=Makan
Bandung-BandungCair=Minum
Semut=Motor
RembanSolo=RumahSakit
RembangTimur=RukunTetangga
RembangWillis=RukunWarga
815=Cuaca
PatiOpakSolo=Pos
RambutPanjang=Cewek
BandungUmarSolo=Bus
Giat21=razia
TL(tegallombok)810=trafficlightPadam(gakmenyala)
TL(tegallombok)813=trafficlightberfungsi(menyala)
terjadi33L=terjadilakalantas(kecelakaan)
Korban810=korbanmeninggal
BB(bandungbandung)=barangbukti
TMC=trafficManagementCentre->yangorganizesemuapengawalan
10-8=tujuanke
10-1=pengawalan
tekukkiri/kanan=belokkiri/kanan
816=pukul(jam)
84-81=penerimaanterputus"
per 1-1= per telp..
lodaya 1= kapolda jabar

kode sandi komunikasi lapangan 2

SANDI HURUF
Taruna : Berita
Gelombang : Jam/waktu
Semut : Pelajar
Lalat : Mahasiswa
Pangkalan : Rumah/kediaman
Cangkulan : Kantor/tempat kerja
Gajah : Derek
Komando : Kantor polisi
Tikar : Surat
Buntut tikus : Antena pendek (HT)
Belalai gajah : Antena atas
Laka : Kecelakaan
Jaya 65 : Kebakaran
Timor Kupang Pati : Tempat Kejadian Perkara
Timor Lombok Pati : Telepon
Timor Kupang Ambon : TerKendali
Aman
Halong Timur : Handy Talky (HT)
Halong Pati : Hand Phone (HP)
Kupang Rembang : KendaRaan
Kupang Ambon : Kereta Api
Wilis Kendal : Walikota
Kendal Cepu : KeCamatan
Kendal Lombok : KeLurahan
Rembang Wilis : RW
Rembang Timur : RT
Rembang Rembang : Serse
Rembang Solo : Rumah Sakit
Rembang Pati : Rupiah
Anak Kijang : Pencuri/Tersangka
Ambon Pati : Anggota Polri
Ambon Demak : Angkatan Darat
Ambon Lombok : Angkatan Laut
Ambon Ungaran : Angkatan Udara
Pati Medan : Polisi Militer
Timor Medan : Tamu/Teman
Kresna : Presiden
Bima : Wakil Presiden
Timor Bandung I : Kapolri
Metro I : Kapolda
Timor I : Kapolres
Lombok-Lombok : Lalu Lintas
Timor Lombok : Lampu Lalu Lintas/Traffic Light
Opak Pati Solo : Derek
Lombok Pati : Kantor Polisi
Lombok Irian : Surat
Lombok Demak : Antena Pendek (HT)
Bandung-Bandung : Barang Bukti (BB)
Bandung2 Padat : Makan
Bandung2 Medan : Bahan Bakar Minyak
Lampiran/Ambon : Istri
Monik : Anak
Solo Bandung : Stand By
Solo Garut : SiaGa
Medan Demak : Meninggal Dunia
Pati Ambon Medan : Pengamanan
Aambon Pati-Pati : Apel
Palang Hitam : Mobil Jenazah
Demak Pati Kendal : Dinas Pemadam Kebakaran

kode sandi komunikasi lapangan

sandi angka:
1-1 : Hubungi per telepon
1-4 : Ingin bicara diudara (langsung)
3-3 : Penerimaan sangat jelek/orang gila
3-3L : Kecelakaan korban luka
3-3M : Kecelakaan korban material
3-3K : Kecelakaan korban meninggal
3-3KA : Kecelakaan kereta api
3-4-K : Kecelakaan, korban meninggal, pelaku melarikandiri
4-4 : Penerimaan kurang jelas
5-5 : Penerimaan baik/sehat
8-4 : Tes pesawat/penerimaannya
8-6 : Dimengerti
8-7 : Disampaikan
8-8 : Ingin berjumpa langsung
10-2 : Posisi/keberadaan
10-8 : Menuju
2-8-5 : Pemerkosaan
3-3-8 : Pembunuhan
3-6-3 : Pencurian
3-6-5 : Perampokan
8-1-0 : Pembunuhan
8-1-1 : Hidup
8-1-2 : Berita agar diulangi (kurang jelas)
8-1-3 : Selamat bertugas
8-1-4 : Laporan/pembicaraan terlalu cepat
8-1-5 : Cuaca
8-1-6 : Jam/waktu
8-1-9 : Situasi

sandi huruf:
A - ALPHA
B - BRAVO
C - CHARLIE
D - DELTA
E - ECHO
F - FOXTROT
G - GOLF
H - HOTEL
I - INDIA
J - JULIETT
K - KILO
L - LIMA
M - MIKE
N - NOVEMBER
O - OSCAR
P - PAPA
Q - QUEBEC
R - ROMEO
S - SIERRA
T - TANGO
U - UNIFORM
V - VICTOR
W - WHISKEY
X - X-RAY
Y - YANKEE
Z - ZULU
0 - Ze-Ro
1 - Wun
2 - Too
3 - Tree
4 - Fow-Er
5 - Fife
6 - Six
7 - Sev-En
8 - Ait
9 - Nin-ErCEASE FIRE: Stop firing all weapons.

ALL ABOUT LOVE

INTERMEZO: krn RINDUKU TEBAL sehingga AKU ANTARKAN sampai ujung gang MUNGKIN, MATA INDAH BOLA PING PONG, ENTAH atau ASMARA TAK SECENGENG YANG KAU KIRA hanya LAGU CINTA yang ingin ku dendangkan, dan APAKAH AKU BENAR-BENAR MEMILIKI KAMU??

AKU MENYAYANGIMU karena AKU SAYANG KAMU, tapi terbesit AKU BUKAN PILIHAN dan HARUSKAH PERGI dari ketidakpastian, KU PAKSA UNTUK MELANGKAH dan KEAKUAN berkata "SUDAH BERLALU" dan engkau TETAP SAHABATKU

PEREMPUAN MALAM si NONA manis yang SUDAH BERLALU, MENUNGGU jawaban darimu, IYA ATAU TIDAK?

JANGAN TUTUP DIRIMU dan YAKINLAH padaku yang sedang MABUK CINTA, DIMANA kamu berada sekarang, wahai BIDADARI SENJAKALA?

PERJALANAN kemarin ku BONGKAR CINTA padamu pada kehangatan misteri rimba dan ALAM MALAM, sampai saat AZAN SUBUH MASIH DITELINGA, BERAPA kali kau membunyikan suara SUMBANG dari mulut cantik mu

DONGENG SEBELUM TIDUR dan TAK PERNAH TERBAYANGKAN, suara SUMBANG dan SENANDUNG LIRIH bisa mampir dari BARANG ANTIK seperti mu, MAAF CINTAKU semoga DAMAI KAMI SEPANJANG HARI.

NYANYIANMU masih teringang di MATA HATI ku, JANGAN TUTUP DIRIMU karena itu bukan LAGU CINTA.

MATAHARI BULAN DAN BINTANG menjadi saksi akan MIMPI YANG TERBELI saat ALAM MALAM mengeluarkan SUARA HATInya

PADA BATU DALAM DIAM saat susur sungai ku pegang tanganmu, TAK PERNAH TERBAYANGKAN oh YANG TERCINTA

(KAPITAL=JUDUL LAGU IWAN FALS)

Sampung, 25 Mei 2009

Pernahkah aku ceritakan kepadamu
tentang sengat matahari yang menyejukkan
tentang pekatnya malam yang benderang
tentang dinginnya Semeru yang menghangatkan kalbu
tentang pagi yang indah setelah senja yang gerah.

Pernahkan aku beritakan kepadamu
tentang penyair pilu menyajakkan puisi syahdu
tentang penyanyi sendu melagukan nada merdu
tentang pengelana gundah menemukan puncak Hargo Dumilah
tentang penyendiri sepi mencari hidup penuh arti.

Tentu engkau lebih mengerti itu
karena duniamu yang merah merona
hingar merekah marah penuh simbah darah
mengeja satu persatu abjad seribu harap
mencari kepastian diantara jenuh lagi bosan.

Tentu engkau lebih paham itu
ketika waktulah penentu nasib
terjebak dalam segelintir takdir yang semu.
Sungguh, bukanlah aku mengada-ada
karena keberadaanmu bukanlah sia-sia.

C.004.PDR
Muhammad ardani adia masrura

ver 5 belum ada judul

cinta ini memang misteri
tak satupun yang mengerti
kcuali, gumpalan hati yang suci
ah... kataku
kutatap atap langitMu
yang mengurung cakrawala
tanpa batas laksana swasa
duh gusti.....

aku nggak ngerti kemana..?
harus kemana kudapati
tembok mengurungku , dan menhimpit
sesak,...dan pengap....
degup jantung kian mengeras dan cepat
secepat hari berganti waktu
waktu berganti tahun
pusing ......



terasa hatiku merasa rindu yang amat sangat
tertegun sesaat hatiku teringat akan dirimu
kubaitkan puisi ini spontan hanya untukmu
tak tahu apa yang ada dalam pikiranku
aku menjadi terdiam kaku
ketika melepas gagang telpon tersebut
pagi hari itu membuatku gugup
entah…
entah…
aku tak tahu
aku harus bagaimana menyikapi perasaan ini
semoga kau akan tentarm disana kekasihku

GUNUNG KITA SEMUA

Asalkan kau percaya,
Bintang akan selalu berkilau
Gunung selalu berpijak di tempatnya
Rinjani pun tetap yang terindah
Matahari tetap menampakkan sinarnya
Bulan pun akan tetap tersenyum
Menemani usaha, perjuangan dan
Langkah mu Menggapai cita
semangat selalu terpatri dalam hati
bulan merah,habis pasti langai akan cerah habis badai langit akan cerah di lengkung puncak bukit cemara yang tegak sendiri diterpa badai tenang kelap jatuh ditengah bumi bulan jatuh dilangit yang biru yang kelabu berhembus badai dihati kelam dan sendu abadi kan reda langit kan cerah tegar tegaplah tegap bulan merah dilangit yang biru kelabu.
Dan Argopuro tetap dalam kenangan…
ttp semangat saudaraku dan selalu tersenyum meski lelah dan letih terus menghaitui kita...

GUNUNG GEDE-PANGRANGO TETAP YANG PERTAMA
GUNUNG HALIMUN SALAK TETAP YANG TIDAK TERENCANA
GUNUNG ARGOPURO, GUNUNG DARI AWAL PERSAUDARAAN
RIAK SUNGAI CITARUM YANG PERDANA BASAH-BASAHAN
CURAM TEBING CITATAH MENGETARKAN NYALIKU
GUNUNG RINJANI TETAP YANG TERCANTIK
GUNUNG WAYANG-WINDU YANG TERSERAM
GUNUNG CEREMAI AWAL PERJUANGAN KATA-KATA
RIAK SUNGAI CIBERANG PELATIHAN TENTANG SAFETY PROCEDURE MAEN AER
BUKIT TUNGGUL AWAL KEKERINGAN AIR
PEGUNUNGAN MERATUS BAGIAN TIMUR AWAL SAKSI HIDUP DIRAWA
PEGUNUNGAN MERATUS BAGIAN BARAT AWAL SAKSI DIKEJAR PONGO
GUNUNG TAMPOMAS DINGINNYA UDARA DISANA
GUNUNG MANGLAYANG BUKTI SEJARAH REMPAKEM
PUNCAK UJUNG JALAN (GUNUNG PANGPARANG) AWAL KELUH KESAH
GUNUNG CIJAMBU TAMPARANMU TETAP MEMBAKAS DI PIPI INI
PUNCAK BUKIT 1695, YG KETIGA KALINYA MERUPAKAN AWAL CINTA

ver5

Di Keheningan Malam ini
Di Kala Sang Rembulan T’lah meredup bagaikan hati yang tersedu-sedu
Kurangkai Bayangan dirimu dalam benak dan anganku
Kugapai dirimu dalam sebuah dekapan rasa rindu
Sayang……..
Dikeheningan malam yang tak menentu
Aku selalu merindukanmu
Apakah hatimu juga merindukan kehadiranku d tiap malammu ?
Sayang……
duh sungguh aku cinta padaMU ya Allah...

duduk terpaku didepan kompi seberang kamar
ku akan segera basuh badan ini menghadap sang Khaliq kita
Allahu ma'ana!!!

gk ada judul lg ver4

duhai kata-kata yg memberi makna
datanglah, walau hanya kata-kata kotor
toh saya bisa memilah dan memilih nama yg baik dan benar

duhai kata - kata yang memberi makna
dan bahasa menjadi pernyataan diri
melakukan adalah yang terbaik
dari pada diam dikesunyian malam

malam hampir pagi
aku masih terjaga, menikmati
persembahan panggung jagad raya
indah bertebaran edelwiss
di bentangan padang ilalang

sekabut rindu, sepotong sepi
putih menggigil lalu beku
melati wangi pun layu
terpagut bayu yang kian menderu

rindu, kunyanyikan lagu
pada purnama dipinggir kolam
dimana masih tergeletak didasar
sekuntum mawar menyelam,
kupersembahkan lagi
semoga belum layu

lagu cintanya iwan fals

Aku tak tahu harus mulai dari mana?
Aku tak tahu harus menulis apa?
Ditanganku duka Ditanganku suka
Lagu cinta ingin kunyanyikan
Namun lidahku kaku hatiku beku
Aku rindu Aku tak tahu
Lagu cinta dimana kamu?
Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu
Dari mana kamu datang?
Aku tak mendengar langkahmu
Lagu cinta
Pelan pelan bangunkan aku

belum ada judul ver3

"...Biarkan keyakinan kamu, 5 cm menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan...sehabis itu yang kamu perlu...cuma..."
"Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang lebih sering melihat ke atas."
"Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja..."
"Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya..."

kata-kata diatas menggambarkan arti sebuah perjuangan dan pengorbanan, jangan cepat menyerah, jangan pernah ada kata tidak bisa, karena semua adalah proses, seperti kata-kata dalam lirik iwan fals "Tujuan bukan utama Yang utama adalah prosesnya (seperti matahari-iwan fals)"
yuk ah berjuang trussss....menerus...jgn pernah menyerah apalagi berhenti...terus bertindak, dan berjuang untuk proses yg lebih baik, karena saya adalah tipikal koleris yang menggebu-gebu, bersemangat dan perfeksionis...melihat sesuatu harus sempurna, perfectooo...

planning, staffing, organizing, actualiting, evaluating...
sarua weh jiga itu...keberanian terasa menyiksa pada tebing curam "PADA BATU DALAM DIAM"
kesabaran membasuh hari-hari ku, kurasakan KUASAMU dalam diam...
ALLAHHUAKBAR!!!

KAU yg maha besar...besar dari segalanya

BISA...BISA...PASTI BISA!!!
BERUSAHA DAN BERDOA, CUKUP ITU SAJA!!!

PERJUANGAN TAK KAN BERHENTI, TERUS BERJALAN

mengejar sisa-sisa cahaya mentariku didepan sana
fokus terhadap aral rintang, kerikil dan beling
Jauh jalan yang harus kau tempuh
Mungkin samar bahkan mungkin gelap
Tajam kerikil setiap saat menunggu
Engkau lewat dengan kaki yang tak bersepatu
toh klo pun jodoh gk akan kemana
tinggal dia masih asli atau sudah bekas dari orang lain
krn aku masih asli dan bersegel...(loch apa maksudnya??? GJ dech)
beri kebebasan...semua orang berhak mendapatkan status sosialnya
semua orang berhak bergaul sama siapa saja
mari kita membuka mata, dan berjuang sepenuh hati
berjuang buka hanya diucapkan dengan kata-kata
karena perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata
Dia sadar...sadar selalu terbit di sebelah timur
dan tenggelam di sebelah barat...
"KESADARAN ADALAH MATAHARI"

Dia sabar...sabar akan kesombongan manusia yang selalu banyak merusaknya
karena sabarnya itu dia patut untuk dicontoh
"KESABARAN ADALAH BUMI"

"KEBERANIAN MENJADI CAKRAWALA"
ya...kata berani, jangan takut dulu sebelum mencoba
jgn menyerah sebelum bertindak...
perjalanan masih jauh...kamu pasti sanggup!!!
(BUKTIKAN...)

DAN kata terakhir adalah "DAN PERJUANGAN ADALAH PELAKSANAAN KATA-KATA"
terus berjuang, sampai keringat malu untuk keluar lagi
sampai tangan ini lupa akan kata lelah
sampai kaki ini bersimpuh darah perjuangan
sampai mata ini lupa untuk memejam kelopaknya

"...Biarkan keyakinan kamu, 5 cm menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan...sehabis itu yang kamu perlu...cuma..."
"Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang lebih sering melihat ke atas."
"Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja..."
"Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya..."

bismillah, Allahu ma'ana!!!

A L A H U A K B A R ! ! ! !

menunggu bis cinta

Cinta itu sama seperti orang yang menunggu bis. Sebuah bis datang, dan kamu bilang, "Wah.. terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh ! Aku tunggu bis berikutnya aja deh."

Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.."

Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi.

Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor.

Ketika bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju ! Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.

Moral dari cerita ini: sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal' untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia.

Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita.

Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat.. tapi kamu masih bisa berteriak 'Kiri' ! dan keluar dengan sopan.

Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kosong, kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu, agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia.

Lalu bis seperti apa yang kamu tunggu?

...

kala sayangku terucap
kala cintaku bersemi
kala kau begitu indah dipandang
memberi ilham yg tak henti
secercah cahaya kau beri dipekat hati malam
ku sungguh...bencana bagiku
Sayangku katakanlah YA….Untuk senyuman indahmu yang menghembuskan cinta dan menyebarkan kasih sayang untukku
Sayangku katakanlah YA….Untuk ucapan-ucapan baikmu yang membangun rasa cinta dan sayang yang lebih dalam dan menjauhkan rasa dengki dihatimu…
Sayangku katakanlah YA….Untuk bakti dan ketulusan cintamu kepadaku
sayangku kau sungguh jauh dr peraduan ku..mendekatlah akan ku usap lembut indah rambutmu
dikala kita sudah halal nanti...
bagiku kau lah belum sempurna dan belum berarti,,,dan semua kata2x sayangku pdmu itu semua palsu...och bulan...menjauhlah dr ku krn kau adalah bencana bagiku,,tunggu saatnya nanti
dikala sebuah halal menjadi nyata....

mencari sayap sebelah

Ku bentangkan sepasang sayap lapuk
menjulang menanti siapa yg memungutnya
terbang perlahan...
menembus kabut,menghapiri angin maya
Mencari impian hilang
berjelaga ditengah hutan
tercuri masa silam
Terus mencoba terbang...
kepakkan sayap lelah
Terus... melayang....
berputar angkasa hitam
Tinggi membumbung...
menembus awan terjal
Oh.... Tidak...!!!!
Elang malam menyambar...
menghantam sayap lemah...
Aku patah...
Aku rapuh...
Terjatuh...
Hilang dalam kabut....
gubrag,,,ternyata hanya mimpi...
sakit punggung ini hanya krn jatuh dr t4 tidur
dan melihat d bantal banyak pulau sisa-sisa mimpi td cuma sekelebat...

merah maroon

merahnya hatimu, tak semerah maroon syalku
Hati itu tidak selamanya manis
Karena ada bagian dari organ tubuhnya
Begitu sensitif
Tersenyum dan tertawa
Bila ada wangi-wangian dan madu
Menangis penuh ratapan
Walaupun hanya menyelurit permukaan luarnya saja
Hatimu adalah mutlak milikmu
Kau bebas membagi-bagikan kepingannya
Kau jual hanya dengan bayaran sekeping koin juga bisa
Bahkan, tanpa pengorbanan apa pun juga bisa
Namun, sayangnya....
Kepingan-kepingan hatimu bukanlah sebongkah es
Yang bisa dipermainkan begitu saja
Hingga meleleh, bahkan merahnya hilang
Terlihat seperti mati tak bernyawa
Kepingan hatimu bukan barang murahan
Layaknya bahan makanan murah yang dijual di pinggir jalan
Jangan membagi-bagikan kepingan hatimu sembarangan
Kepada setiap tangkai bunga yang berdatangan
Tetapi, berikan kepingan hatimu secara utuh
Kepada satu tangkai bunga yang terbaik